Part 55

15K 243 7
                                    

Aku tersedar . Aku membuka mataku perlahan-lahan . Namun aku terperanjat . Aku kini berbaring di dadanya . Dan ku dapat rasakan tangannya pula memeluk pinggangku . Aku menolak tangannya perlahan-lahan lalu bangun dari pembaringanku .

Namun tanganku ditarik kembali .

" Sayang . Kenapa ni ? Are you okay ? Maseh sakit ke ? " dia bertanya sambil mengusap matanya manakala tangannya yang lagi satu masih lagi memegang tanganku .

Perlahan-lahan aku menarik tanganku . Dia memandangku pelik .

" Kenapa ni sayang ? Abang ada buat salah ke ? Maafkan abang sayang . " dia berkata . Kini dia sudah duduk di hadapanku . Aku hanya memandangnya dengan muka yang terperanjat . Aku tidak pun mengerlipkan mataku .

" Heyy sayang . Orang tanya , dia boleh termenung pulak ? Sayang okay tak ? " dia bertanya lagi menghentakkan lamunanku . Aku tidak endahkan lalu meninggalkan dia . Aku beredar ke bilik air .

' Eee azira . Gosh . Ape dah jadi ni ? Erghh ! ' aku memarahi diriku sendiri di bilik air sambil memandang muka di cermin.

Sesudah membersihkan diri , aku melangkah keluar . Saat ku berjalan ke bilik Puteri , ku terdengar Dzul dan Puteri sedang berbual kan sesuatu . Aku berdiri di celah dinding dan mendengar .

" Puteri . Uncle ni sebenarnya Papa Puteri . Maafkan Papa . Sebab Papa selalu busy dan meninggalkan Baby dengan Mama dekat sini . Maafkan papa sayang . " ku melihat Dzul kini memeluk Puteri . Puteri kelihatan sangat happy .

" Ehhh so selama ni Papa pura-pura jadi Uncle eh ? Hehe why papa sho shweet ? Tapi kenapa mama tak bilang dengan Puteri yang Papa ni sebenarnya papa Puteri ? " dia bertanya ke arah Dzul . Dzul tersenyum lalu mengusap rambut Puteri .

" Sebab mama dah plan dengan Papa untuk surprise kan sayang . Papa mintak mama secret-secret jangan bilang Puteri . Hehehe . " Dzul menjawab . Aku mendengar lalu memarahi perbualannya dalam hati .

' Surprise ? Huhh ' aku tersenyum sinis menghendap mereka. Dengan pantas aku beredar ke bawah .

Aku duduk di sofa yang di ruang tamu . Aku menonton tv . Lisa pasti dah ke Hospital . Kini tinggal kami tiga beranak di rumah . Aduhai .

" Mama ... mama .. goodmorning mama .. hehe mama !! " ku melihat Puteri memanggil ku sambil menuruni tangga dan tangannya berpimpin dengan Dzul . Aku tersenyum melihat keletah Puteri .

" Sayang . Anak mama . My princess . My baby . " aku berkata . Dia tersenyum lalu berlari memelukku . Aku membalas pelukannya . Aku mencium dahinya .

" Mama kenapa tak bilang Puteri yang Papa dah memang ada dekat sini ? Hehe Papa bilang  , Mama memang sengaja nak surprise kan Puteri eh ? Hehe love you mama " dia mencium pipiku lalu memelukku kembali . Mataku merenung tajam ke arah Dzul .

" Hehe sorry sayang . " lalu aku mengusap-usap kepalanya . Dia berlari ke keluar .

" Heyy sayang jangan lari . Nanti sakit macam mane ? " aku mengikuti langkahnya ke balcony rumah . Dia bermain dengan anak patungnya . Aku yang melihat dari jauh hanya tersenyum .

" Anak kita memang comel kan ? " dia tertiba muncul lalu bertanya . Aku hentikan senyuman ku lalu memandangnya sinis .

" Maaf . Anak saya . Bukan anak awak . Dan lagi satu . Kenapa awak berani-berani mengaku yang awak ni Papa dia? Jangan terlalu perasan boleh tak . Awak bukan Papa dia jadi jangan awak nak sakitkan hati anak saya . " aku memarahinya . Dia memegang tanganku .

" Abang tahu sayang masih marahkan abang . Maafkan abang please sayang please . Berikan abang peluang untuk abang tebus kesilapan abang yang dulu . Dulu abang terlalu ikutkan kata orang , hingga abang terpedaya dan menghina sayang tanpa sebarang bukti . Maafkan abang sayang . Walaupun abang dah halau sayang keluar , abang tetap rasa bersalah malah abang rasa sedih . Abang tak tahu kenapa abang boleh berperangai sebegitu . Maafkan abang sayang . Beri abang peluang sekali lagi . Please sayang . " dia menangis dihadapanku .

" Mama .. mama maafkan lah papa . Puteri tahu Papa tak sengaje . Hehe mama selalu ajar Puteri untuk maafkan orang , tapi kalau mama tak maafkan papa , macam mane nanti Puteri nak maafkan orang laen pulak ? Hmmm mama , puteri nak papa . Puteri nak mama and papa together . Mama maafkan papa please . Puteri tahu kenapa mama marah dekat papa . Mama marah papa sebab mama tak dapat teddy bear mama sukekan ? Hehe mama . Puteri kan dah jadi teddy bear mama . Hmm mama maafkan papa eh ? " dia berkata sambil memeluk kakiku . Aku ketawa sambil menitiskan airmata . Sampai macam gitu sekali Dzul menipu Puteri . Aku mengusap rambut Puteri . Aku mengangguk .

Ku lihat Dzul sudah kelihatan terperanjat .

" Betul ke sayang maafkan abang ? Ya allah sayang abang bersyukur sangat . Maafkan abang sekali lagi sayang . And terima kasih sebab dapat terima abang kembali . Abang janji abang takkan sakiti hati sayang lagi . " dia tersenyum lalu mengusap mukaku . Aku memusingkan kepalaku .

" Jangan berani berjanji sebab itulah yang awak pernah buat dekat saya . Saya sudi terima awak disebabkan Puteri . Saya tak janji yang saya dah boleh maafkan awak . Berikan saya masa sementara saya pun memberikan awak peluang untuk perbaiki kesilapan awak . " aku berkata ke arahnya .

" Tak ape sayang . Ambil lah masa yang sayang nak . Asalkan sayang berada disisi abang . Terima kasih sayang . " lalu dia memelukku dengan erat . Aku cuba menepis namun aku teringat . Dia masih lagi sah suamiku . Sekuat mana aku ingin menolaknya , dia tetap suamiku . Lantas aku hanya membiarkan dia memelukku .

....

Petang , Dzul mengajak aku dan Puteri keluar . Kami berjalan-jalan di tempat-tempat menarik yang ada di Paris . Hati ku kuat berkata dia sudah berubah namun ingatanku masih lagy terngiang-ngiang kan akan peristiwa dulu .

Aku tersenyum melihat Dzul sedang menggeletek Puteri . Puteri yang sudah kelihatan berisi badannya tidak mampu untuk berlari kuat . Dia diangkat oleh Dzul lalu ketawa .

Alhamdulilah ya allah . Namun engkau bukakanlah hatiku ini . Jika benar dia sudah berubah , maka bukakanlah hatiku ini untuk menerimanya kembali ke hidupku . Kembali kan rasa kehangatan kami suami isteri yang dahulu .

Tangisan Puteri menghentak lamunanku . Aku melihat Puteri tiada di situ . Tetapi tangisannya dapat ku dengar . Aku mengikut ke arah tempat yang bersuara nangis itu .

Ya allah alangkah terperanjatnya aku tatkala aku melihat Puteri sedang menangis manakala Dzul sudah terbaring di lantai dengan kepalanya yang dipenuhi darah . Dengan cepat aku berlari .

" Ya allah sayang kenapa ni ? Ya allah . Baby . Baby dont cry okay baby . Wait mama call ambulance okay baby . " aku berkata panik . Sesudah menelefon ambulans , aku menepuk-nepuk perlahan pipinya . Matanya kelihatan terbuka sedikit .

" Abang . Bangun abang . Please . " aku sudah pun menangis lalu memeluknya di dada .

" Aaabaaanngg cintttaaakkkaannn saaayyaannggg .. aaabbaangggg saaayannnggkkaannn Puuutterrrii .. maaffkkaannn abanggg kallllaaaauu aaabbbaanggg takkkk jaadddiii suuuaaammiii yaaaangg teerrbaaikkk untttuuukk saaayyaaanggg . " itulah kata-kata akhirnya lalu dia memejamkan mata . Aku sudah panik dan menangis yang ku mampu .

Indahnya CintaWhere stories live. Discover now