part 10 : see

3K 122 4
                                    


Aku terbangun dari tidurku , karena aroma masakan yang sangat harum membuat ku terbangun

" Apa mom kesini? Masa iya tidak mungkin, kan mom tau nya aku kuliah " gumamku masih setengah sadar

Aku berjalan keluar kamarku dan menuju dapur . Aku terlonjak kaget saat ada orang yang memakai hodie hitam tengah memasak di dapur ku

Aku mencari cari benda untuk ku pukul pada orang itu, aku berfikir ini pasti bukan fando kalaupun dia, dia pasti akan mengetuk pintu

Siapa orang yang berani masuk kesini! Batinku

Aku mengambil sebuah vas stainless di atas meja untuk ku pukul kepalanya

"Oke Lisya kau berani! Kau berani! Ayo pukull dia ,, one ,two , three!" Gumamku pelan dan hampir melayangkan vas bunga ini ke orang itu tetapi orang itu sudah berbalik menghadapku

"FANDOOOOOO!" Teriak ku sangat kencang membuat dia menutup telinganya dengan tangan yang masih memegang pisau

" Kau ini kenapa teriak teriak hah?!" Ketus fando kasar

" Habisnya kau , masuk kamar apartemen ku tanpa ijin dan kenapa kau memakai jubah hodie nya aku kira kau itu orang lain ,ya aku waspada!" Jelas ku panjang lebar dengan muka amarah

Dia hanya menatapku datar dan kembali memasak, aku cemberut dan duduk di kursi pantry

Aku melihat dia sangat lihai dalam memasak bahkan dia tak terusik saat aku melayang sendok ke punggungnya karena kesal

" Fando!" Cibirku

"Hmm" gumamnya

" Kenapa kau bisa masuk kamar apartemen ku kan aku tidak memberi tahuku kode PINnya!" Ujarku seraya menatap punggung fando heran

Dia berhenti  kegiatan memasaknya sejenak lalu kembali melanjutkannya
" Kau tak usah tahu" ucap nya

Aku pun kembali cemberut dan berjalan menuju ruang tengah seraya menonton film kesukaan dengan camilan camilan yang tersedia di atas meja

" Frelisya ! Tolong potongkan timun ini!" Perintah fando saat aku tengah asyik asyik menonton , aku menaruh camilan ku dengan kasar dan berjalan kepadanya dengan malas

Aku sebenarnya tak bisa masak karena di rumah dad selalu dilayani oleh pelayan , jika hal memotong atau mengupas aku tentu bisa masa iya tidak

" Mana?" Tanyaku

" Ni!" Ucapnya seraya menyodorkan timun yang dibungkus oleh plastik

Aku pun memotongnya tipis tetapi hanya sedikit karena aku tahu pasti ini untuk hiasan saja , aku menengok dia sedang masak apa ya terasa asing bagiku

" Kau sedang memasak apa?" Tanyaku heran

" Aku sedang membuat nasi goreng?" Jelasnya

" Nasi goreng?" Beoku

" Nasi goreng yang sedang tren ini, ini biasa masakan negara Indonesia kau tidak tahu?" Tanyanya , aku pun menggeleng

Sebentar dia bilang sedang memasak nasi goreng. Tapi apanya yang digoreng malah kataku itu nasi tumis , kalau di goreng pasti menggunakan minyak yang rada banyak , nah ini kelihatan minyak pun tidak

" Itu nasi tumis kali bukan nasi goreng!" ujarku seolah olah membenarkan, dia menengok ke arahku

" Ini itu nasi goreng !" Ucapnya seraya menunjuk nasi yang sedang dia aduk dengan spatula

" Jelas jelas itu nasi tumis!  Kalau di goreng seharusnya memakai minyak yang banyak ! Ini? Minyak pun tidak ada!" Cibirku

" Dibilang ini itu nasi goreng ini pakai minyak tetapi sedikit!" Ucapnya tidak santai

He Is My PYSCHOPATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang