part 20: Terror (2)

1.3K 63 1
                                        


Frelisya sedang menunggu fando untuk menjemputnya , perasaan frelisya sedari tadi tidak enak entahlah apa yang dirasakan frelisya itu mungkin karena teror tadi atau pun hal yang lainnya

Tak lama motor sport berada di depan frelisya dengan cepat frelisya naik ke motor itu dan memeluk erat fando dari belakang

" Ada apa?" Tanya fando bingung dengan sikap frelisya

" Aku takut" cicit frelisya sontak membuat fando terhentak kaget biasanya tak pernah seperti ini frelisya, frelisya adalah sosok gadis yang pemberani , pikirnya

" Kau takut kenapa?" Tanya fando frelisya menggelang dalam dekapannya

" A ayo cepetan pulang" rengek frelisya sembari menggoyang kan tubuh fando , fando pun segera melajukan motornya menuju apartemen

Lama diperjalanan akhirnya mereka Sampai, masih dalam keadaan tadi frelisya melingkarkan tangannya memeluk pinggang fando erat seraya menyembunyikan wajahnya di dada fando

Fando sebenarnya bingung dengan sikap frelisya tapi ia juga senang karena Frelisya tak pernah sedekat ini dengan dirinya. Fando pun merangkul frelisya agar dirinya merasa lebih tenang mungkin dia gelisah

Mereka pun berjalan menuju lift dalam posisi seperti ini mengundang perhatian orang orang disana ada yang iri , ada yang tak acuh , dan ada yang menghujat mereka

Sesampainya di lift frelisya malah menangis di pelukan fando membuat cowok itu bingung juga cemas

" Kau ini kenapa ?" Tanya fando , frelisya masih nangis dia tak mau menatap fando dan makin mempererat pelukannya

" Hiks aaku ta takut hiks hiks" cicit frelisya sesenggukan fando pun memilih menggendong frelisya ala bridal style dan kemudian dia membawa frelisya ke apartemen nya bukan apartemen frelisya

Saat sudah di ruang tamu apartemen fando , fando langsung menurunkan frelisya hendak pergi tapi frelisya malah menarik tangannya dan menggeleng seolah tak ingin fando pergi jauh darinya

Fando pun berjongkok di depan frelisya dengan tangan yang memegang kedua tangan frelisya

" Sebenarnya ada apa ? Kenapa kau ketakutan seperti ini?" Tanya fando serius

Frelisya menatap fando dalam dengan air mata yang terus keluar dari pelupuk matanya

" A aku di teror" ucapnya seraya menunduk , fando yang mendengar mengernyit bingung

" Teror apa?" Tanya fando, frelisya merogoh tasnya dan memberikan handphone miliknya pada fando

" Buka pesan nya" perintah frelisya , fando pun membuka pesan di ponsel Frelisya , dia membaca pesan dari orang yang tak dikenal dan yang meneror frelisya tadi

Rahang fando sukses mengeras , tangannya meremas kuat handphone milik frelisya , dia marah karena ada yang berani mengusik miliknya

Akan kubunuh kau! ,  Batin fando matanya menatap tajam ke pesan itu lalu dia alihkan menatap frelisya yang masih menangis

Fando pun memeluk frelisya erat ,   jadi ini kenapa frelisya menjadi ketakutan itu. Fando mengecup puncak kepala frelisya dan mengelus ngelus punggung gadis itu memberi ketenangan

" Don't cry babe , i'm here with you and i will protect , right?"  Ucap fando dan frelisya pun mengangguk dalam pelukannya

Di tengah pelukan mereka ,ponsel Frelisya berdering dan frelisya pun mengangkat telefon yang ternyata dari kakak sulungnya -brian

" Hello"

" Frelisya pulanglah!"

" Ada apa ?"

He Is My PYSCHOPATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang