Keluarga

1.8K 284 66
                                    

Y/n sampai di depan rumahnya dan terlihat ada sebuah mobil putih di halamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Y/n sampai di depan rumahnya dan terlihat ada sebuah mobil putih di halamannya.

"Y/n. Gue disuruh pulang bunda, lo gimana? Perlu ditemenin? Gue bilang bunda," tanya Hwamin khawatir.

"Gapapa, pulang aja, kasian bunda nungguin. Gue bisa sendiri," kata y/n tersenyum, menenangkan sahabatnya.

Hwamin meminta maaf dan segera pulang ke rumahnya karena ada hal yang mendesak. Y/n masuk dan bertemu bibi.

"Non, tuan nunggu non y/n di kamarnya," kata bibi kepada y/n.

"Makasih, bi," lalu berjalan menuju kamar yang dimaksud.

Y/n masuk tanpa mengetuk pintu. Pemandangan menjijikan menyambutnya. Seorang wanita berciuman mesra dengan papanya.

"Y/n, dimana sopan santun kamu?" tanya papanya.

"Apakah papa punya sopan santun? Berciuman dengan wanita yang bukan istrinya tanpa tahu malu."

Y/n mendapat tamparan keras dari papanya, membuat sudut bibirnya berdarah.

"SIAPA YANG NGAJARIN KAMU BEGITU?!"

"PEREMPUAN MURAHAN MANA LAGI YANG PAPA BAWA SEKARANG?"

"PANGGIL HAERA MAMA, MULAI SAAT INI DIA AKAN MENJADI MAMA BARUMU!"

"Mama? Bahkan melihat jalang itu sedetik saja y/n jijik."

Kepalan tinju papanya menyusul perkataan y/n, mengenai pipi dan perut y/n yang membuatnya tersungkur.

"Apa kamu bilang? Ulangi!"

"Y/n yakin papa tidak tuli."

"SIAPA YANG MENGAJARI KAMU MEMBANGKANG?"

"PAPA YANG MEMBUNUH MAMA 3 TAHUN LALU DI DEPAN ANAKNYA SENDIRI!"

"DIAM ATAU KAMU IKUT MATI BERSAMA DIA."

"BUNUH Y/N, PA! BAGUS Y/N MATI DARIPADA MEMANGGIL JALANG DENGAN MAMA."

Tanpa berpikir panjang, pria itu mencekik leher anaknya sehingga membuatnya kesulitan bernafas.

"Sangat jarang kita bertemu lalu ini yang kamu inginkan?" Y/n hanya tersenyum remeh menanggapi papanya, cengkraman di lehernya semakin menjadi.

"Sayang, daripada mengurus gadis tidak berguna lebih baik segera kamu berikan uangnya dan kita berbelanja, aku bosan."

Mendengar wanitanya, pria itu menjauhkan tangannya, membuat y/n jatuh dan terbatuk-batuk. Pria itu mengambil amplop di saku jasnya dan melemparkannya kepada y/n.

"Ini uang bulananmu, hubungi papa jika kurang."

"Mimpi," papanya merangkul wanita itu keluar dan pergi dari rumah, entah kapan akan kembali.

Y/n keluar dari kamar, dinanti dengan wajah khawatir bibi dan mang Jongin.

"Non, sini bibi obatin."

Bandel | Castle J ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang