Epilogue

901 136 126
                                    

Lebih dari satu tahun sudah berlalu, Sungjun kini berada di fakultas impiannya, fakultas kedokteran favorit di kotanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lebih dari satu tahun sudah berlalu, Sungjun kini berada di fakultas impiannya, fakultas kedokteran favorit di kotanya.

"Woi, Jun!" seseorang berteriak memanggil nama Sungjun, untung parkiran sedang sepi.

"Apaan, Jin?" yang berteriak tadi adalah Park Woojin, teman satu fakultas Sungjun dan sahabat Sungjun di fakultas ini.

Sebenarnya dia satu kampus dengan Hwamin dan Seungmin, tapi Hwamin masuk ke fakultas hukum, sedangkan Seungmin, dia di fakultas teknik. Minjae, Huijun dan Junhyuk berada di kampus yang berbeda.

"Lo mau ikut gue sama Jihoon ngerjain tugas di cafe?" tanya Woojin. Jihoon, dengan nama lengkap Park Jihoon itu sahabat Sungjun juga.

"Nanti deh nyusul, gue mau ke salah satu tempat dulu," kata Sungjun lalu menaiki motor yang digunakannya.

"Sok sibuk lo, yaudah gue tunggu di cafe biasanya," kata Woojin, Sungjun lalu memakai helmnya dan mengacungkan jempol.

Dia melakukan tos dengan Woojin lalu mulai memacu motor CBR250R berwarna hitam.

Ini bukanlah motor Sungjun, motornya dulu bewarna merah. Ia menggunakan motor kesayangan milik y/n setelah Sungjun menjual motor miliknya dan memasukkan uang hasil penjualannya ke debit card milik y/n.

Tidak lama setelah itu, Sungjun sampai di tempat yang merupakan luka besar baginya. Dia memarkirkan motor lalu menyusuri jalan setapak dengan membawa seikat bunga digenggamannya.

Sungjun lalu berjongkok disebelah makam milik kekasihnya, ternyata sudah ada seikat cantik bunga mawar merah disana.

"Hwamin udah kesini?" monolog Sungjun.

"Hai, sayang, aku balik," kata Sungjun mengusap nisan sang gadis tercinta, dibersihkannya makam tersebut dengan sabar.

"Kamu kangen aku nggak?"

"Maaf, aku belakangan ini sibuk. Sebagai gantinya aku bawa bunga kesukaan kamu, nih, tulip putih. Harganya naik lima ribu ternyata, tapi apasih yang nggak buat kamu," Sungjun lalu meletakan bunga tulip itu diatas makam y/n.

"Hey, aku masih butuh kamu disini. Berat rasanya lewatin satu tahun tanpa kamu disini."

"Sayang, kamu apa kabar disana? Tuhan baik kan sama kamu? Ada yang ngajak kamu berantem nggak disana?"

Air mata yang ditahannya dengan susah payah mulai mengalir, menumpahkan rasa rindu dan sakitnya diatas makam tersebut. Angin perlahan mengusap wajah Sungjun, sepertinya y/n sedang memberi semangat kepada Sungjun.

Bandel | Castle J ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang