4.

375 27 0
                                    

seorang gadis tengah berjalan tergesa gesa menaiki anak tangga satu demi satu, pagi pagi sudah ia rasakan berolahraga dari mendorong motor hingga menaiki anak tangga untung hukuman ia terselamatkan,

kelasnya berada di lantai tiga dan dia berlari agar tidak terlambat di mata pelajaran pertama, tapi nyatanya memang dia terlamabat

Tok tok tokk

Reni mengetuk pintu kelasnya lalu masuk dan berjalan mendekati guru yang sedang mengajar, rasa takut menjalar di fikirannya mendapat hukuman atau lolos

"Selamat pagi Pak, maaf saya tadi terlamabat masuk sekolah, karena ban motor saya bocor, dan saya harus mendorong sangat jauh, setelah sampai bengkel saya menunggu tukang bengkel yang sangat lama, ta__" menjelaskan panjang kali lebar agar Pak lutfi percaya, belum selesai menjelaskan sudah di jeda

"duduk, sebelum saya hukum!!"

ia bergegas menuju tempat duduknya sebelum mendapat hukuman lagi

Nafa menatap Reni "Dari mana aja lo!!?, jam segini baru berangkat?"

Reni mengeluarkan buku dari dalam tasnya "Udah lah nanti lagi, nanti kalau di marahin Pak Lutfi kena lagi dehhh Fa!"

Kringgggggg

Suwara bel istirahat berbunyi dan mata pelajaran Pak Lutfi juga berakhir. Karena Pak Lutfi sebagai seorang guru yang sangat tegas jika mengajar ruangan selalu sepi dan tentunya sangat serius

"Ren, mau istirahat apa gak?" tanya Nafa sambil membereskan beberapa bukunya

"Mau banget donggg, laper nihhh!" tertawa kecil

Nafa berdiri dari tempat duduknya "Tumben amat lo Ren, biyasanya juga gak mau"

"Mau nyari orang yang tadi pagi udah nolongin gue!" sambil berjalan berdampingan dengan Nafa keluar dari kelas menuju kantin

Nafa terkejut "Apa?, hahah ngayal banget sih Ren, mana ada yang mau nolongin orang jelek"

"Ngayal gimana?, ngaca lo tante tante!" meyakinkan Nafa

"Emang namanya siapa? palingan juga tukang ojek" memasang raut sangat ingin tau, sambil menahan tawanya

"lama lama gue sumpel muka lo pakek tong sampah" tatapan tajam seperti burung elang yang akan memakan memangsanya

Padahal Reni juga tidak mengetahui nama laki laki tersebut, mereka belum sempat berkenalan, apalagi ia memakai helm bikin penasaran

Mereka masuk ke dalam kantin, sedangkan Reni mencari cari sesorang yang belum sempat berkenalan dengan dia, rasa penasaran semakin menggebu, tapi tak kunjung mendapat jawaban siapa yang telah menolongnya, ia juga tidak tau seperti apa wajahnya

"Nyari apa? " sambil mengambil minuman yang di pesannya

Melihat kesana dan kesini "Fa kok gak ada orangnya ya"

"Yah mana gue tau orangnya kayak apa, udah cepet tuh minum lo ambil, bayar langsung pergi ayo" meninggalkan Reni

Mengambil uang dari sakunya "Iya iya bentar Fa, tungguin gue"

Mereka sehabis dari kantin berjalan menuju kelas, melewati kelas XI sambil melihat lihat, langkah Reni terhenti ketika melihat seseorang dengan pawakan tubuhnya seperti seorang yang sudah menolongnya, firasat ia sepertinya benar

○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

"Nih gue lihatin Zal, cantik gak?, lumayan buat gebetan" melihatkan hp di depan Rizal

Rizal yang menatap dengan serius "gak juga sih, biyasa aja menurut gue"

"Mata lo tu emang burem banget Zal!!" duduk di atas meja

"Emang jelek Bay, mata lo aja yang salah, minus harus berkacamata!!" menatap Bayu

"hahaha" mereka berdua menertawai Bayu

"sialan lo berdua"

○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

"kenapa sih berhenti?"

"kayaknya dia yang udah nolongin gue Fa"

Dari luar Reni dan Nafa mengintip di balik pintu, Reni masih ingat dia lah laki laki yang tadi pagi menolong dia dengan berbekal pawakan dan firasat

"kayaknya tadi dia yang nolongin gue deh" menunjuk laki laki tersebut dengan ragu

"sebenernya lo tuh liat mukanya gak sih?, dari tadi kayaknya mulu"berbisik

"gak, feling gue dia Fa"

"kalau salah lo malu maluin gue!, karena dia satu geng sama pangeran gue!"

"bicid lo!!"

Tiba tiba ada suara dari belakang Reni dan Nafa, membuyarkan seseorang yang sedang mengendap endap seperti orang yang akan mencuri

"Eh kalian berdua ngapain ngintip ngintip di sini, kelas kalian pasti bukan di sini kan, kalau emang ada keperluan masuk, bukannya malah ngintip ngintip kayak maling"

Terkejud sambil menoleh kebelakang"eh maap kak, kita pergi dulu " berlari meninggalkan laki laki yang bicara di depan mereka

"emang ciwi ciwi gak ada kerjaan" pelan sambil menatap kepergian mereka

AKU YANG TERLALU MENCINTAIMU [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang