9.

263 26 0
                                    

Dari kelas yang Rizal, Ivan, dan Bayu tinggalkan mereka bertiga berjalan menuju parkiran

Tiba tiba Rizal meninggalkan mereka berdua begitu saja

Ivan dan Bayu hanya melongo di tinggalkan begitu saja dengan sahabatnya

"kalah jarak lo"

"bcd"

"awas aja kalau macem macem"

"udah lah ayo samperin"

Di sana ternyata ada Nafa dan Reni sedang berada di atas kendaraannya,tiba tiba Rizal sudah berada di depannya, dengan begitu akrabnya Rizal

Bagai mana mereka pulang jika motor Nafa mati sedangkan Reni tidak bawa motor yah benar tadi pagi dia di antar oleh Reno, tidak mungkin meninggalkan Nafa yang tadi sudah menawarinya untuk mengantarkannya.

sedangkan sekarang motornya mati.

"kenapa masih di sini Fa?"tanya Rizal

"kenapa gak gue sih yang di tanyain?" gerutu Reni dalam hati

"kepooo"

Rizal hanya mentap Nafa dengan sinis lalu beralih menatap Reni

Ivan dan Bayu lalu menyusul mereka bertiga. Jelas lah karena kepo

"eh Van coba dong motornya gebetan lo benerin dulu" meledek Ivan

"eh Zal kalau ngomong tuh yang bener ya!!, gue sumpel muka lo pakek kaos kaki mau ha?!!" memasang muka malu

"emang bener kan Fa?" mengedipkan satu matanya

"hahaha" tertawa semua kecuali Nafa yang malu malu

Sedangkan Ivan hanya diam

setelah benar benar Ivan cek ternyata benar benar tidak bisa menyala, kemungkinan jarang di cek keadaan motornya

"tetep gak bisa" sahut Ivan

"gini aja deh biyar gue bawa motornya ke bengkel nanti gue anterin ke rumah lo Fa" kata Bayu

"terus kita berdua pulangnya gimana?" sahut Reni

"lo pulang sama gue!" kata Rizal

Reni masih tidak menyangkan kalau Rizal ingin mengantarkannya dia tidak tahu kenapa Rizal ingin mengantarkannya kenapa tidak Nafa, mereka kan udah kayak saudara. Benar mereka bertiga Bayu, Bizal dan Nafa satu komplek

sedangkan Reni dan Ivan mereka bertemu ketika bersekolah

"kenapa gak mau gua anterin?, bengong mulu lo bocah kocak?" menatap Reni sambil tertawa

"yah di bilang bocah kocak" sahut Ivan

"apaan sih Zal, gak ada yang lucu!!" ketus Reni

Sok akrab banget sih Rizal, padahal mereka baru kenal, jadi baper deh

"etsss tunggu dulu terus gue pulang sama Nafa nih?" tanya Ivan

"ya iya lah masak sama kita" jawab Reni dan Rizal serentak

"cieee barenggg " jawab Ivan dan Nafa serentak

Nafa tersenyum malu bagai mana tidak dia akan pulang bersama Ivan, bisa pingsan nih

"udah lah gak usah pada romantis romantisan masalahnya gue gak ada yang di ajak barengan nih" pasrah Bayu

"ihh males banget romantis romantisan sama nenek lampir" jawab Ivan sambil melihat Nafa

Lah kok dia jahat banget bilang gue nenek lampir.

"lu ngatain gue nenek lampir kayak gak ngaca aja kakek cangkul"mentap tajam Ivan

"udah kalian sono kalau mau berantem gue sama Reni mau duluan pulang" senyum kepada Reni

"gue juga duluan" tiba tiba Bayu pergi mendorong motor Nafa keluar sekolah

"Yaudah ayo kita pulang kakek cangkul"

"Lu bilang gitu lagi gua tinggal!!"

"salah siapa gue cantik cantik di bilang nenek lampir"

Ivan hanya diam tidak menjawab omelan dari Nafa, bisa bisa dapat ocehan gratis dari nenek lampir

○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

Setelah mereka meninggalkan parkiran langsung saja Rizal menancap gas nya dengan sangat kencang keluar dari sekolahan

ia menambah penuh kecepatannya hingga tiba tiba mendadak ada kucing yang mebuat Rizal kaget lalu mengerem mendadak

Reni yang sedang membonceng sepontan terkejut

"makannya pegangan biyar gak jatuh" Rizal

"lo sih Zal kalau naik tuh jangan kenceng kenceng gue jadinya mau jatoh kan!!" gerutu Reni

"iya iya maap"

Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam tanpa bertanya apa pun. Lalu Rizal berinisiatif untuk mengajak Reni ke rumah makan kesukaan Rizal

Mungkin hanya warung makan, dia juga ingin berlama lama dengan Reni, rasanya tidak karuan kalau dekat dengan dia ada perasaan yang harus di utarakan

"Ren gue mau makan dulu?, lo ikut dulu ya bentar gue lapar banget" tanya Rizal apakah reni mau apa enggak ya

"iya udah iya, tapi cepat ya"

"iya - iya"

Setelah mereka sampai di rumah makan kesukaan Rizal dari kecil hingga dewasa dia dan orang tuanya sering kesini jadi sudah terbiasa

lalu pelayan rumah makan itu menghampiri mereka berdua

"Mas Rizal, menu nya biasa apa gimana?"

Reni heran kenapa kariyawan itu bisa mengenali Rizal, apakah ini milik orang tua nya

"biasa," lanjut" eh lo mau makan apa gak?, enak loh makanan di sini" tanya Reni

"enggak Zal"

"ya udah Mas dua ya sama teh anget dua juga"

"baik Mas"

"kan gue udah bilang gue gak mau makan kenapa beli dua?" gerutu Reni

"gua tau lo pasti laper, udah tenang aja gue yang bayarin"

Mereka menunggu makananya datang dan meraka bercerita tentang Rizal dan cerita tentang Reni

"Zal kok tadi mas masnya tau lo sih?" heran

"disini tuh rumah makan favorit gue sama keluarga dari gue kecil, jadi ya udah tebiasa yang kerja di sini menu kesukaan gue"

oh jadi gitu toh

"ngomong- ngomong kemarin lo enggak berangkat kemana Ren?"

Reni tidak mungkin berbicara tentang penyakitnya, alhasil dia harus berbohong dengan Rizal

"hmmm, gue, pergi ke rumah saudara gue di bogor jadi enggak ada sinyal, susah juga buat ngabarin Nafa"

"kirain gue kemana"

"emang lo nyariin gue Zal?"

"hmm enggak"

"kirain hahah" tertawa kecil "gak lucu" batin Reni

AKU YANG TERLALU MENCINTAIMU [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang