sudah dua hari ini Reni tak sadarkan diri, kata dokter yang menanganinya keadaanya sangat kritis butuh pengebotan lebih lanjut
sedangkan keadaan Rizal ia juga belum siuman keadannya berangsur membaik kedua peluru hanya mengenai kulit luarnya tak sampai menembus hatinya, tapi sampai detik ini ia juga belum sadarkan diri, semua teman temannya menunggu Rizal dan Reni agar cepat siuman dan bisa bercanda dengan mereka semua
Bayu yang setiap hari tak lupa absen untuk menjenguk Reni dan Rizal baginya mereka berdua ada seseorang yang sangat berarti bagi Bayu
"cepat sembuh Zal, gue nunggu lo siuman nih" tiba tiba tangan Rizal bergerak gerak sedikit, Bayu cepat cepat memamanggil dokter
ketika sedang di cek keadaan Rizal ia membuka matanya pelan pelan di situ Bayu benar benar bersyukur, doa yang ia panjatkan setiap hari di kabulkan oleh tuhan
"jangan di ajak bicara dulu ya mas, agar pasien bisa mengkondisikan dulu" kata dokter sambil keluar di susul suster di belakangnya
"zal" panggil Bayu
"mak gue mana anjr, kenapa gue sadar malah ada lo" lirihnya sambil mengomel, baru saja sadar sudah mendumel
"udah di jagain juga gak terimakasih malah ngedumel" sahutnya ketus
ceklek
pintu terbuka menampakkan duan insan yang sedang bergandengan, lalu ketika melihat temannya sudah sadar laki laki itu berlari sambil memeluk Rizal
"kenapa sih ini sakit tau" dumelnya sambil mereasa kesakitan karena di peluk tiba tiba
"udah sadar lo?" tanya Ivan sambil cengengesan
"udah"
"tinggal Reni yang belum sadar" jawab Nafa sambil duduk di shofa, pandangannya kosong matanya sembab mukanya pun kucel tak seperti biasanya uang periang
lalu Bayu menghampiri Nafa dan duduk di sampingnya, Ivan masih duduk di dekat bangkar yang di tiduri Rizal
"dia pasti sadar" jawab Bayu tersenyum tulus
"emang Reni belum sadar?, kayaknya yang lebih parah gue deh" tanya Rizal sambil menatap mereka satu satu
"otak Reni tuh bermasalah, itu bahaya banget bagi dia, gue denger denger dia bakal di pindahin ke LA biar dapat di tangani lebih lanjut" jawab Nafa panjang kali lebar, tapi matanya mengeluarkan cairan bening ia menangis sesenggukan lalu di bujuk dengan Ivan agar selalu kuat
"gue belum siap kalau Reni gak inget sama gue" jawab Bayu sambil keluar dari ruangan tersebut
"sebahaya itu?" tanya Rizal penasaran, di balas anggukan oleh Nafa
_______________________________________
"Ren.." panggilnya lirih
"kenapa?, gimana temen lo udah sadar?" tanyanya
"udah" jawabnya singkat, biasanya ia akan terus nerocos di dekat sahabatnya ini
"gak mau jengukin adek gue, bentar lagi dia bakal pergi ke LA"
"gue belum siap kalau dia ngelupain gue, atau yang lainnya" jawabnya lirih, perasannya sekarang kalang kabut, ia benar benar ingin selalu di samping Reni apapun yang terjadi
"gak akan, gih sana masuk" pintanya, lalau di ikuti oleh Bayu masuk kedalam ruangan tersebut
ceklek
setelah membuka pintu Bayu masih terpatung di pintu ia lalu berjalan mendekat ke arah Reni dan duduk di sampingnya, ia mengenggam tangan Reni dengan erat sambil meneteskan air matanya rasanya benar benar ini terakhri kalinya melihat wajah Reni
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU YANG TERLALU MENCINTAIMU [end]
Romancereal hasil imajinasi saya Cantik kaya tapi tidak sombong, terpikat dengan cowok yang salah, menjadikannya harus melupakkan dalam dalam, tapi bagaimana jika penyakitnya malah menyakiti dirinya sendiri. Reni perempuan sederhana nan lucu membuat salah...