12.

231 24 0
                                    

"Ngapain lo disini?" berada di samping Reni sambil hormat

"lagi di hukum, segala tanya" menatap dengan raut wajah yang malas

"kayak gue nih, gak di hukum" tersenyum

Mereka berdua seperti sudah kenal lama, akrab begitu pun Reni ia sudah tidak malu malu lagi berada dekat dengan Rizal, tapi kenapa baru sebentar seperti ia benar benar nyaman

"kalau gak di hukum ngapain di sini?, emang lo mau nemenin gue?" senyum

"iya emang kenapa!" terdiam melanjutkan "tapi boong" tertawa

"iyaiya gak mungkin juga kan"

"gue di hukum Ren karena ketahuan kekantin waktu belum istirahat, soalnya cacing di perut kalau gak di kasih makan kasihan pada mati" menatap Reni

"oh" muka datar

"hmm yaudah ah capek ngelawak mending diam aja" hormat menatap langit-langit yang sangat panas tentunya

"lucu kok, cacing di perut curi semua nutrisi" tertawa

"Yaelah malah nyanyi nih bocah kocak"

"kenapa ih panggil gua bocah kocak?"

"terserah gue dong" pelan

○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

Terlihat seseorang yang sedang berdiri di depan kantin dengan guru yang sedang di marahi

Di marahin habis habisan karena belum waktunya istirahat dia sudah berkeliaran di kantin belakang

"kenapa kamu kekantin?, ini kan belum istirahat!!!" berdiri di depan Rizal

"maaf Pak perut saya sudah sakit karena lapar" muka melas

"alasan saja ayo ikut saya" menarik Rizal

"mau kemana sih Pak??" heran

sesampainya di taman sekolahnya yang cukup luas, Rizal tidak sengaja melihat Reni yang sedang hormat di depan bendera sendirian

"sekarang kamu sapu halaman ini sampai bersih, tidak bokeh ada satupun daun yang jatuh kalau masih ada daun sedikit pun, saya tambah hukuman kamu bersihin kamar mandi satu bulan"

"ya ampun Pak berat banget sih, Pak lebih baik saya hormat di tiang bendera, kalau gitu kan saya benar-benar menjalankan hukuman saya"
memohon aggar di izinkan

Rizal memang hanya ingin bertemu dengan Reni makannya dia beralasan seperti itu. Alasan kamu Rizal hahahaha

"yaudah sana hormat sampai pulang sekolah saya akan mengawasi kamu terus"

"kayak enggak ada kerjaan aja nih guru" gerutu dalam hati

○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

Baru satu jam mereka berdiri dan hormat di depan tiang bendera Rizal sebagai laki-laki sudah mengeluh. Emang yah kalau laki-laki itu lemah, baru sebentar saja sudah ka'o

"aduh Ren tangan gue sakit banget udah gak kuat, kok lo kuat banget sih?" berbalik menatap Reni

"alay banget sih,orang gua udah biasa" tersenyum

Tiba-tiba kepala Reni terasa sakit hingga hampir saja tubuhnya jatuh, tapi Rizal menyadarkan Reni dengan cepat lalu mereka berjalan di tempat yang teduh

"eh Ren lo gak kenapa napa kan, kepala lo pusing atau gimana?" menampakkan wajah yang gelisah

"gua gak papa kok Zal tenang aja kali" Reni tetap tersenyum dan menahan rasa sakit di kepalanya

"beneran lo gak papa, " menggegam tangan Reni

"iya biasa aja kali, kita ke kantin aja yuk, kayaknya sih gue laper tadi pagi soalnya belum sarapan nih" menarik tangan Rizal

Meraka berdua lalu berjalan menuju kantin bersamaan karena istirahat sebentar lagi jadi mereka berdua cepat-cepat

Meninggalkan hukumanyang belum mereka selesaikan

"Ren kalau lo masih gak enak badan atau gimana?, mendingan nanti lo gue anter pulang" serius

"gak usah Zal gue udah agak enakan" sambil meminum teh hangat yang ia pesan

"jangan bohong, kalau bohong gue buang lo!!"

"enak aja buang gue, emang gue sampah apa?!!"

"bercanda kali"

hahaha

AKU YANG TERLALU MENCINTAIMU [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang