17.

193 20 0
                                    

Setelah semua sudah selesai di siapkan Rizal, Bayu, Ivan dan Reni menunggu kedatangan Nafa sedangkan Ivan sekarang tengah menunggu di tengah-tengah taman ketiga sahabatnya bersembunyi

"Vann" panggil Nafa lalu mendatangi Ivan, lanjut "ngapain sih suruh aku kesini?"

Jawab Ivan "ada yang mau gue bicarain tentang hubungan kita"

Nafa terkejud emang dia mau bicara apa sih kayaknya penting banget apa tentang hubungan kita ya,emang dia beneran suka sama aku

"iya mau bicara apa?" malu-malu

"Fa gue enggak tau tentang perasaan yang gue rasain ke lo, tapi gue mau jujur kalau gue suka sama lo" sambil memegang tangan Nafa

"tapi van, kamu tau kan aku tuh orangnya kayak gini, nanti kamu malu" minder

"mau lo kayak apa gue tep suka sayang sama lo Fa, karena rasa suka datangnya dari hati bukan dari fisik, gue serius lo mau gak jadi pacara gue"

Nafa lalu mengangguk dan di peluk oleh Ivan, Nafa benar-benar bahagia dia tidak menyangka kalau bisa sedekat ini dengan Ivan bahkan menjadi pacarnya

Di susul sahabatnya keluar dari persembunyian sambil membawa balon yang berbentuk hati untuk di berikan kepada Nafa

"makasih buat kalin sahabat gue yang udah bantuin" memeluk Rizal dan Bayu

"iya tenang aja sih, besok juga gantian" Rizal menjawab

"emang lo mau jadian sama siapi sih Zal gebetan aja enggak punya, tuh pacar lo urusin dulu" tanya bayu dengan sedikit mengejek, dan sedikit keceplosan

PACAR? siapa?

"kepo amat sih" singkat

"makasih ya Ren" memeluk Reni

"iya sama-sama Fa" tersenyum

Setelah semuanya selesai Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang karena Reni tidak boleh pulang malam-malam, sedangkan Reni pulang dengan Rizal karena tadi di jemput oleh dia, sama Rizal terus deh

"ayo Ren, ntar keburu malam" ajak Rizal

"yaudah teman-teman kita pulang dulu ya" melambaikan tangannya lalu menaiki motor Rizal

Jarak antara taman dan rumah Reni tidak begitu jauh jadi cepat deh sampai di rumah

"Zal makasih ya udah nganterin gue pulang" menatap Rizal

"iya, yaudah gue pulang dulu, salamin buat tante gak bisa mampir" tersenyum lalu meninggalkan Reni

Reni langsung saja pergi ke kamarnya karena mamahnya sudah tidur sedangkan Ayahnya belum pulang, Sejak tadi Reni merasakan pusing di kepalanya dia lupa tidak meminum obat terlebih dahulu

Setelah meminum obat dia duduk termenung, dia belum bisa merasakan kantuk masih saja merasakan pusing yang begitu hebat di kepalanya hingga dia tidak sadar dan tubuhnya jatuh begitu saja di kasur

"nak bangun udah siang" mamahnya membangkun dengan sangat pelan

Reni membukakan matanya dia tersadar dan rasa pusing di kepalnya masih saja ia rasakan, rasa sakit yang menjulur masih saja menggerogoti kepalanya

"mah kepala ku pusing banget dari semalam"

"kita kedoter ya"

Reni hanya mengangguk, setelah bersiap-sial dia turun di bantu oleh mamahnya dan ayahnya karen mendengar anaknya merasakan sakit di kepala yang begitu hebat ayahnya tidak jadi pergi bekerja

Pucat, mata merah bahkan badannya sangat lemas untuk berjalan

"mah tolong nanti aku izinin ya, aku enggak mau kalau alfa"

Reni masih sempat-semapatnya memikirkan sekolahnya padahal kondisinya sekarang sangat memprihatinkan

Mobil keluar dari rumah Reni menuju ke rumah sakit setelah beberapa menit terjebak kemacetan karena di pagi hari, sampai lah di rumah sakit

Reni menaiki kursi roda karena tidak kuat untuk berjalan, lalu di bawa masuk ke ruangan untuk di cek

"gimana dok dengan anak saya?" tanya mamahnya

"jangan terlalu kecapean ya bu, tolong di jaga soalnya bisa mempengaruhi otaknya" kata dokter

"mah aku mau keluar dulu" dengan mendorong kursi rodanya di bantu oleh suster

Dia lelah mendengar keadaanya yang semakin hari semakin memburuk tapi bagaimana lagi

"Sus tinggalin aku sendiri di sini" pinta Reni

Suster hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan Reni di tman sendiri

"kamu kenapa di sini?" tanya Eric

Reni terkejud kenapa ada dia di sini kenapa bertemu dengan dia lagi

○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

Nafa bingung kenapa jam segini Reni belum berangkat apakah dia telat, atau penyakitnya kumat lagi, handphone nya bergetar ada pesan masuk dari mamahnya Reni

Pesan

Tante Rita

Nak Reni izinin dulu enggak berangkat ya soalnya lagi cek ke rumah sakit, dari semalam kepalanya sakit

Berarti tadi malam Reni terdiam merasakan sakitnya, maapin gue Ren gue enggak tau

Jam pertama pun di mulai, setelah selesai Nafa langsung kekantin menemui Ivan

"mau pesan apa beb?" tanya Ivan

"gak males" jawab singkat

"emang kenapa sih?" Ivan heran

"Reni gak berangkat aku khawatir sama dia" balik menatap Ivan dengan mata berkaca kaca

"emang kenapa bukannya dia sering gak berangkat ya?"

Nafa hanya terdiam, tidak mungkin dia memberitahukan tentang penyakit yang di derita Reni ini rahasia dia dengan Reni, tiba-tiba datang Rizal dan Bayu

"eh kalian kan habis jadian, gimana kalau traktir kita?" tanya Bayu kepada Ivan dan Nafa

"yaudah sana gue traktir deh" jawab Ivan, Bayu langsung pergi untuk memesan makanan

"Eh Fa" Nafa tersadar dari lamunanya karena Rizal "ada apa Zal?"

belum sempat Rizal menjawab "kamu mikirin apa sayang?"

"iya lo mikirn apa Fa?, ngomong-ngomong kok enggak ada Reni dia kemana?" tanya Rizal sambil menatap Nafa dengan serius

"dia izin gak berangkat kata mamahnya" jawab Nafa

"emang kenapa?" Rizal penasaran

"enggak tau"

Bayu membawa 2 bakso satu untuk dia dan Rizal

"Eh kalian tuh lagi bicarain apa sih kayaknya serius banget?" sambil menuang saus kedalam mangkuknya

"Reni gak berangkat, tapi kita gak tau dia kenapa gak berangkat, terus Rizal nyariin, gitu loh Bay" saut Ivan

"oh" jawab bayu singkat

"lo temannya gak berangkat gak nyariin gitu" sewot Rizal

"Yaudah gimana nanti kalu kita pulang sekolah kerumahnya Reni aja" ajak bayu dengan tiba-tiba

Nafa panik bagaimana ini kalau nanti mereka mengetahuinya kalau Reni di rumah sakit semoga saja Reni sudah pulang cuman cek saja

"gimana sayang nanti kalau kita kerumah Reni?, biar kamu gak khawatir sama dia" tanya Ivan

"enggak usah" jawabnya sedikit ragu

"emang kenapa Fa?" tanya Rizal

"udah mending nanti kerumahnya aja" sepakat Bayu

Nafa hanya menganguk pasrah mengikuti

AKU YANG TERLALU MENCINTAIMU [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang