{11} damai?

79 9 0
                                    

"plisss tif, gue mohon dengerin gue dulu." mohon karel membuat tifa berhenti.

"apalagi? lo gabisa ngehargain perasaan guee karel!" geram tifa.

air mata tifa semakin deras, tifa tak bisa menahannya lagi. baru kali ini ia merasakan sakit yang mendalam.

"gue sama dena cuma sahabat tiff gak lebihh." jelas karel.

"terus? kalo sahabat harus kayak gitu?" tanya tifa sambil menghapus air matanya.

viedya yang melihat dari jauh pertengkaran mereka hanya bisa menahan emosinya. selagi karel tidak aneh aneh, viedya masih bisa kontrol emosi.

"kita pulang tif, gue anter." balas karel sambil menarik tangan tifa.

"gue pulang sendiri." tifa berusaha melepas tangannya dari genggaman karel, lalu berlari sekencang kencangnya.

tifa berlari sambil menangis, tangisnya tak bisa ia hentikan. semuanya serasa sudah hancur. tifa berhenti di depan sebuah kafe.

 karena tifa ingin menenangkan pikirannya sejenak, tifa masuk kedalam kafe itu. tifa memesan minuman lalu duduk di kursi paling pojok. tifa hanya melamun kearah luar jendela.

baru aja gue bahagia, seketika lo buat gue hancur rel. <batin tifa.

air matanya terjatuh kembali.

"lo nangis karna cowo?" tanya seseorang tiba tiba.

tifa yang sedang melamun, langsung buyar begitu saja. tifa menoleh kearah orang tersebut. tifa tidak mengenali orang itu.

"siapa?" tanya tifa sambil mengalihkan pandangannya keluar jendela.

"oh iya, kenalin, gue nevan ezra ducan. lo bisa panggil gue nevan. lo sendiri?" tanya nevan.

"gue atifa gita hermansyah, panggil gue tifa." balas tifa pandangan tetap ke luar jendela.

"uda mau maghrib, lo masih disini, sendiri, lebih parahnya lo nangis. kenapa?" tanya nevan kembali

tifa heran dengan pria ini, baru kenal, ia sudah seolah olah dekat. kalo dilihat lihat, nevan sebenernya ganteng loo. tapi tifanya cuek gais wkwkw.

"bukan urusan lo." balas tifa.

"oh, oke sorry gue lancang." ucap nevan lalu beranjak berdiri.

"mau kemana lo?" tanya tifa tiba tiba.

"toilet." balas nevan singkat.

hanya diberi anggukan oleh tifa. tak lama kemudian, pesanan tifa datang, tifa memesan hot chocolate. 

entah kenapa, tifa tiba tiba merasakan dirinya lebih membaik dari sebelumnya. tifa menghabiskan minumnya  lalu berniat untuk pulang. tetapi seketika ada yang memanggil tifa.

"tifa!!" teriak nevan.

"gue pulang dulu." ucap tifa bodoamat langsung melangkahkan kakinya menuju pintu.

"ini uda malem tif, gue anter ya?" tanya nevan menawarkan.

"gausah!" balas tifa sambil berlari agar tidak ditahan oleh nevan.

tifa berjalan diatas trotoar dengan melamun. pikirannya saat ini sedikit kacau walaupun sudah membaik.

kejadian tadi sebenarnya sepele, cuma karna tifa tidak pernah merasakan yang namanya pacaran, jadi melihat karel seperti itu, membuat tifa sakit hati. tiba tiba..

"neng cantik, malem malem gini jalan sendirian aja" ucap orang itu menggoda tifa.

tifa sebisa mungkin untuk berjalan cepat.

me or her? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang