{41} keajaiban

34 9 0
                                    

"tif..." panggilan tersebut membuat tifa membuka matanya sangat terkejut.

"or...orr??? orvinnn!!!!! hiks hiks.." teriak tifa dan langsung memeluk orvin begitu saja. "vinnnnn, ya allah terima kasih udah mendengar ucapan tifaaa." tangis harunya semakin pecah.

orvin yang melihat pun hanya tertawa bahagia.

"tif, gue itu udah bangun dari kemaren." mendengar ucapan orvin, tifa langsung melepas peluknya seraya mengerutkan dahinya.

"jadi?? lo dari tadi uda bangun??" tanya tifa masih tak percaya.

"iiyaa hahaha." orvin pun hanya tertawa kencang.

"danlo ga ngabarin gue??" tanya tifa masih melongo.

"mana sempet keburu telat. hahaha." orvin semakin tertawa dengan sangat kencang. "tif.." panggil orvin kembali dengan dingin seperti biasanya.

"hm." tifa masih kesal dengan orvin yang membohonginya.

"lo gakuat kenapa??" tanya orvin tiba-tiba.

"gapapa." balasnya jutek.

"yagausa jutek-jutek juga." protes orvin seraya memposisikan tubuhnya menjadi duduk. "gue juga kangen lo tif." lanjut orvin membuat tifa meleleh dan menoleh kearah orvin.

ujung bibirnya saling menguncup. "tifa jugaa huhuhu..." ucap tifa langsung memeluk orvin kembali.

suasana seperti ini, sangat mendukung tifa dan orvin yang sedang melepas kerinduan. tifa masih tak percaya dengan semua ini.

"lo kenapa??  cerita sama gue, gue udah bisa dengerin curhatan lo lagi." ujar orvin mengusap puncak kepala tifa.

"gue dihujat satu sekolah vin." curhatnya, kali ini tanpa mengeluarkan air matanya.

"hmm?? kok bisa??" tanyanya dengan tatapan sangat lembut.

"waktu outbond, gue tidur kan tuh, terus tiba-tiba bangun udah ditengah hutan. nah gue yakin kalau ada seseorang yang ngejebak gue. terus si viedya dateng tapi udah agak siangan. gue muter cari jalan keluar, tapi ga ketemu, kita tetep muter-muter di situ. terus kita nunggu sampai malem kan, akhirnya karel pun datang. kata viedya, dia cari tifa bertiga sama bella dan karel. tapi kita gak ketemu sama bella. pas ditemuin, dia udah meninggal soalnya ditusuk sama orang dan kita nemuin karet rambut yang entah punya siapa." jelas tifa panjang lebar.

"hah?? bella temen kelas kita??" tanya orvin tak percaya.

"iya vin." tifa pun mengangguk-angguk dengan sangat yakin.

"teruss?? lo dihujatnya karena apa??" tanya orvin kembali.

"gue dituduh pembunuh vinnn huaaa." balas tifa merengek. "tapi gue bener-bener enggak bunuh dia, bahkan gue gatau kalau dia nyari gue." lanjutnya memperjelas.

"iya gue percaya kok tif, terus?? anak-anak ngehujatnya gimana??" karel masih terus bertanya sampai ia puas menemukan jawabanya.

"ya gitu deh vin, capek gue kadang-kadang. gue tuh juga udah gakuat sebenarnya sama kanker gue. ganas banget." keluh tifa seraya mengerucutkan bibirnya.

"engga tif, lo bukan cewe lemah, bahkan lo terbilang lebih dari kuat. masak lo ngadepin berbagai macam masalah kuat tapi kanker gakuat." protes orvin menolak ucapan tifa. "sama siapa kemonya??" tanya orvin again.

"ditemenin karel." balasnya santuy.

"ciee clbk nih hahaha." goda orvin seraya mencolek lengan tifa membuat tifa berdecak kesal.

akhirnya penantian yang ia tunggu-tunggu pun tergapai, orvin bisa melawan kritisnya. 

hatinya sangat bahagia, rasanya semua hilang begitu saja saat melihat orvin sudah terbangun dari komanya. lo hebat vin.

me or her? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang