{9} jadi?

95 13 0
                                    

pagi itu tifa sangat malas untuk berangkat sekolah, karena hari ini tifa ditugaskan menjadi pengibar bendera saat upacara.

"TIFAAAAAA, PACAR KAMU UDAH NUNGGUIN" teriak vivi dari meja makan.

"TIFA GAPUNYA PACAR MA, GAUSA HALU KAYAK MAS RAFI." ucap tifa dengan nada kesalnya.

pagi pagi siapa sih yang nungguin huh, bikin orang meso meso aja. OH ANJIRRRR, KARELL JEMPUT GUE <batin tifa

tifa segera berlari turun ke meja makan. disana udah ada mas rafi,vivi, dan tentunya hermansyah. 

oh iya, tifa adalah anak ke 3 dari 3 bersaudara, mas rifi selaku putra 1 dia sudah menginjak di universitas. jadi jarang pulang.

"ma, tifa ga sarapan, tifa mau berangkat  assalamualaikum" jawab tifa terburu buru sambil salim kepada kedua orang tuanya.

tanpa menunggu jawaban, tifa berlari kecil menuju ruang tamu. disana sudah terdapat seorang lelaki menggunakan jaket hitamnya sambil melihat tifa datar.

"sarapan." ucap karel dingin.

"ga." balas tifa tak kalah dingin

"lo upacara atifa." jelas karel dengan nada sangat khawatir.

"bodoamat." jawab tifa tetap tidak mau.

"kepala batu." ucapan karel membuat tifa menyipitkan matanya ke karel.

"cepet, gue keburu telat ck." decak tifa.

"makan, atau lo telat?" tegas karel membuat tifa mengerucutkan bibirnya.

"IYA GUE MAKAN BAWEL." jawab tifa dengan kesal. karel hanya bisa tersenyum melihat kelakuan tifa.

tifa melangkahkan kakinya kearah meja makan kembali.

"katanya berangkat?? tijel lo." tanya rafi dengan sewot.

"kenapa tif? ada yang ketinggalan? kenapa cemberut gitu? diapain sama karel?" sambung vivi heran dengan wajah tifa.

"tifaa disuruh makan sama karelll huaaaaa" jawab tifa sambil merengek.

hermansyah, vivi, dan juga rafi langsung tertawa murka..

"diperhatiin gamau, dasar kepala batu." balas rafi dengan menunjuk nunjuk wajahnya.

"yabagus dong, cepet makan" vivi menyetujui perkataan karel membuat tifa menjadi jadi.

"IYA TIFA MAKAN!" balas tifa dengan menghentakkan kakinya dilantai.

5 menit kemudian..

"uda." ucap  tifa acuh tak acuh.

"oke tuan putri, kita berangkat" jawab karel dengan lemah lembut. sambil berjalan menunu motor.

tifa yang mendengar langsung membulatkan matanya.

"APA?!" tanya tifa pura pura tidak mendengar.

"kalo denger, gausa sok sok an gandenger." ucap karel membisikkan di telinga tifa.

tifa tak segan segan langsung memukul lengan karel sambil mengerucutkan bibirnya kembali..

"gue suka buat lo marah deh, ayo naik" pinta karel membuat tifa menganggukkan kepalanya.

-----------------------------------------------------------

sesampainya di sekolah, semua pasang mata melihat kearah tifa dan karel.

"rel, gue malu, lo sih!" ucap tifa sambil menggit bibirnya.

"buruan lo masuk, uda mau dimulai." karel berusaha mengalihkan pembicaraan.

me or her? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang