{29} feeling bad

51 9 0
                                    

saat karel sampai di depan gramed, dengan segera ia memarkirkan motornya. ia berjalan menelusuri gramedia dari ujung sampai ujung. tetapi ia tak bisa menemukan tifa dan nevan. 

karena ia lelah, ia akhirnya menuju tempat duduk yang ada diseberang karel. belum saja ia terduduk dengan tenang, mata karel melihat sosok nevan bersama wanita lain. 

sayangnya ia tak dapat melihat gadis itu dengan jelas karena menghadap ke lain arah. tangan karel sudah mengepal sempurna. bisa-bisanya ia mengkhianati tifa. 

apakah dia tak tahu seberapa baiknya tifa dimata karel. tifa tak pantas mendapat perlakuan seperti ini, cukup karel saja yang pernah menyakitinya. "gue bangsat van, tapi setidaknya ga main belakang kayak lo, suatu saat, lo akan menyesal sudah ngekhianatin tifa." gumam karel.

karel saat ini cukup tau saja dengan sikap nevan. mungkin kedepannya, karel akan menjaga tifa dari kejauhan. 

saat karel duduk kembali, dugaannya sudah tidak diragukan kembali saat melihat nevan mengusap puncak kepala gadis itu seraya tersenyum. 

walaupun karel bukan tifa, tapi sakit hati aja gitu ngelihat nevan kayak gitu. akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi vivi.

karel : assalamualaikum tante, tifa masih ada di gramed sama nevan te.

mama tifa : ohh, yasudah terima kasih ya nak. kalau bisa suruh mereka cepat pulang.

karel : insyaallah te

sangat tidak mungkin bahwa karel akan melakukan apa yang disuruh oleh vivi, ia tak akan bisa menahan sakit saat melihat mereka berdua apalagi karel sudah tahu bahwa nevan seperti itu. 

karel memutuskan untuk pulang karena adel sudah menyuruhnya pulang lebih awal. ya sejujurnya karel juga masih tak enak hati dengan adel. 

ya karena adel sudah secepat itu mendapatkan pria pengganti abraham. "hasss, males pulang gue lama-lama. berasa jadi sampah aja gitu." gumam karel.

mobil sport sudah terparkir didepan rumah adel berarti menandakan bahwa pria tersebut sedang berada dirumah adel. 

ia memasukan motornya kedalam garasi dan memasuki rumah dengan wajah yang tak enak dipandang. karel melihat bahwa pria itu dan adel tengah bermesraan di ruang keluarga. 

hati karel sudah sangat panas. bisa-bisanya mamanya berbuat seperti itu. adel masih tak menyadari keberadaan karel, ia masih tertawa ria bersama pria tersebut.

"jadi maksud mama apa nyuruh karel pulang awal??" tanya karel dengan nada tak enak.

"ohh, jadi mama mau minta restu sama karel kalau mama mau nikah lagi." ucap adel berhasil membuat mata karel menatap adel dengan tajam.

"nikah lagi?? mama gasalah?? secepat ini?? berarti dari dulu mama sudah dekat dengan pria ini??" tanya karel bertubi-tubi.

"maafin mama rel, iya mama mau nikah sama om bara." ujar adel seraya mendekat kepada karel.

"dengan gampangnya mama minta izin nikah? ya jelas karel gak mau lah!" bentak karel.

"mama mohon rel, kamu gak kasihan mama yang selalu sendirian?" tanya adel sambil melipatkan kedua tangannya didepan dada.

"hah?? sendirian?? mama sendiri aja yang merasa sendirian. bagi mama, karel apasih ma? karel selalu ada buat mama, tapi mama gapernah sadar. iya tau karel cuman sampah bagi mama dan papa!" bentak karel lagi.

me or her? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang