{31} niat jahat nevan

54 9 0
                                    

setelah nevan mengantar tifa, ia menolak untuk masuk karena ada janjian dengan seseorang disebuah gudang. ia langsung menjalankan motornya dan pergi ke gudang tersebut. 

setelah ia sampai, ada seorang gadis yang sudah menunggu di dalam gudang yang sedikit terbuka itu.

"maaf sayang, aku nganterin tifa dulu." jelas nevan kepada gadis itu.

"iya, tapi kamu janji gaboleh pindah hati sama dia" jelas gadis tersebut.

"iyalah, kan niat aku buat hancurin tifa." ujar nevan dengan tertawa miring.

"aku makin sayang sama kamu." ucap gadis itu lalu memeluk nevan dan dibalas pelukan oleh nevan.

----------------------------------------------

pagi itu karel sudah melakukan aktivitas olahraga lari bersama tifa mengelilingi perumahan yang sedikit rame karena pasar.

karena jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, mereka berniat untuk pulang dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit. btw rumah sakit ini adalah rumah sakit dimana orvin juga dirawat.

saat ditengah-tengah perjalanan, tifa merasakan tenggorokannya sangat kering. karel pun menyuruh tifa yang tengah berdiri untuk duduk dikursi taman.

karel berjalan menuju penjual minuman didekat situ. ia membeli 2 air mineral untuk tifa dan dirinya. karel yang tengah berjalan menuju tifa pun melihat bahwa wajah tifa sudah sangat pucat.

pikiran karel sudah tak karuan, ia takut tifa kenapa-kenapa. ia segera menghampiri tifa dengan berlari kecil.

"tif tif, lo gapapa??" panik karel seraya memegang bahu tifa.

"gapapa rel, gue cuma belum minum obat aja." jelas tifa langsung tersenyum menatap karel dengan sangat lemas.

"yauda ayo pulang, hati-hati ya." jelas karel lalu memegangi tifa yang hendak berdiri.

mereka berdua berjalan dengan sangat hati-hati. suasana hati karel sudah dikelilingi oleh cemas. ia takut terjadi apa-apa saat ditengah perjalanan. tetapi alhamdulillahnya tifa kuat berjalan sampai didepan pagar rumahnya.

tiba tiba tifa sudah tak sadarkan diri. kepanikan karel pun mulai terlihat dengan jelas.

"tiff, bangun tif, tantee, mas rafi, mas rifii, tolonginnn!!" teriak karel menuju dalam rumah. "pliss tifff jangan bikin gue tambah panik gini." ujar karel memukul-mukul pipi tifa dengan lembut.

tak lama karel berdiam diluar, vivi dan yang lainnya berjalan menuju pagar dengan wajah yang sangat terkejut.

vivi menyuruh karel untuk membopong tifa ke dalam rumah terlebih dahulu baru akan dibawa kerumah sakit bila tifa tidak sadarkan diri juga.

karel meletakkan tifa diatas kasurnya dan diikuti oleh kakak-kakak tifa. sebenarnya yang rifi pun tak tahu tifa mengidap penyakit apa.

"tifa itu sakit apa toh ma??" tanya rifi menaikkan satu alisnya.

"adikmu ini mengidap kanker stadium lanjut le." ujar vivi memakai logat yang disamakan dengan rifi.

"HAH?? KOK BISA??!" teriak rifi sangat terkejut. tifa memang adik kesayangan rifi. rifi sangat menyayangi tifa, walaupun suka menggoda, tetapi rifi mempunyai rasa sayang yang tidak pernah ia perlihatkan.

"mama juga gatau le, awalnya tifa itu kena tumor ganas, pas mau operasi, kan di cek lagi tuh, nah katanya sudah menjadi kanker. dan kankernya itu berkembang dengan sangat pesat. sampai akhirnya dokter mengatakan bahwa tifa ini mengidap kanker stadium lanjut." jelas vivi dengan wajah yang sedih.

me or her? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang