jadi gaiss, hari ini adalah hari tifa dan yang lainnya sekolah. dan setelah itu mereka libur semester, sebelum libur, sekolah mengadakan out bond untuk murid kelas 10 di hutan.
ya ga hutan banget si, tapi ya hutan haha. ya memang sangat bahaya kalau tak hati-hati. tenang aja, tifa akan dijaga oleh kedua sahabatnya karena aca katanya tidak bisa mengikuti outbondnya.
hari ini ia memasuki kelas dengan rambut yang sudah tidak tersisa, tapii, seorang tifa tak pernah berhenti untuk ceria.
"hai tiff.." sapa orvin saat melihat tifa memasuki kelas.
"yoi vin" balas tifa sambil tersenyum.
yah, gitulah hari-hari tifa hanya bermain dengan viedya, orvin, dan juga aca. sejauh ini dia sudah seperti orang asing dengan karel. oke stop bahas dia.
sebelum masuk kelas, ia menyempatkan bermain basket dengan viedya dan aca. ya walaupun fisik tifa sangat lemah, ia hanya melihat orang bermain basket saja sudah cukup buat dia bahagia.
ia berjalan kearah lapangan dengan bola basketnya. tiba tiba langkahnya berhenti begitu saja saat melihat karel juga sedang bermain basket bersama wildan dan yang lain.
hati tifa masih belom sempurna untuk sembuh dari luka yang karel berikan. ia masih berusaha untuk menghindar. tetapi sampai kapan ia terus seperti ini?.
"gpp tif, gausa dipikirin. cowo masih banyak, gue juga heran kenapa lo dapetnya kayak sampah!" ucap viedya sewot sendiri.
"udah yok" ajak aca sambil menarik tangan viedya dan tifa.
tifa sedikit ragu untuk memasuki lapangan itu, MANTAN, manis di ingatan. tifa dengan cepat menggelengkan kepalanya. kenapa bisa ia menyebut karel untuk manis diingatan, yang ada dia hanyalah sebuah masa lalu yang tidak perlu untuk diulang kembali.
tifa mempersiapkan dirinya untuk memasuki lapangan itu. sorot mata tifa dan karel sempat bertemu, tetapi tifa dengan cepat untuk mengalihkan pandangannya.
ia dapat melihat bahwa karel bingung melihat keadaannya sekarang.
"lo sakit apa? kok rambut lo habis?" tanya karel menghampiri tifa.
lagi lagi tifa tak menjawabnya, ia labih baik diam daripada harus berurusan dengan dena rumah.
"mulut itu gunanya buat ngomong." ujar karel kembali.
"mau lo apasih rel?!" bentak tifa geram. "lo dulu yang milih kak dena, kenapa sekarang lo seolah-olah masih ada hubungan sama gue?!" lanjut tifa.
"karena gue masih sayang tif sama lo, gue milih dena karena ada suatu alasan..." jelas karel seperti memohon.
tifa lagi lagi tak menghiraukan ucapan karel. sudah jelas bahwa move on yang selama ini ia bangun, jatuh begitu saja. ia memilih untuk melanjutkan bermain bersama aca dan viedya.
"udah lah balikan aja woyyy. saling sayang gausah gengsi." sahut wildan menggoda mereka.
"iyalah cuyy, MANTAN, manis di ingatan, yegak tif? hahaha." timpal nanda membuat tifa membulatkan matanya.
"eh nan, karel masih punya cewe, gaboleh balikan nih, sedih deh.." wildan menyindir karel berlagak seperti anak kecil.
dena yang melihat percakapan mereka dari jauh, merasa tertikung oleh tifa, ia akan membuat rencana kembali untuk menghancurkan seorang atifa gita hermansyah.
ya memang akhir-akhir ini karel semakin berubah kepada dena, tapi awalnya dena berpikir bahwa karel kelelahan dengan kegiatan yang banyak di sekolah.
dena juga sangat tidak suka bila karel berteman dengan wildan dan nanda, mereka gapernah mau ngerestuin karel dan dena.
-----------------------------------------------------------
saat pulang sekolah, karel melihat dena bersama dengan pria, awalnya karel berusaha untuk posthink, tetapi ternyata waktu karel mendekat..
"iyanih, gue juga capek lama-lama sama karel, tifa tifa dan tifa, makasih ya uda mau jadi temen curhat aku.." jelas dena kepada pria tersebut.
hati karel sudah bergemuruh, matanya memerah, kedua tangannya mengepal. sudah jelas bahwa dena ada apa-apa dibelakang karel. tak menunggu apa-apa lagi, karel langsung menghampiri mereka berdua.
"oh jadi gini kelakuan kamu den, hebatt.." ucap karel sambil bertepuk tangan.
dena yang sedang tertawa pun tiba-tiba kaget begitu saja.
"aku bisa jelasin rell.." mohon dena sambil memegang pergelangan karel.
"engga perlu den, udah jelas semuanya. dan asal lo tau, gue pilih lo cuman karena bokap lo!" balas karel dengan tatapan yang tajam lalu pergi meninggalkan dena begitu saja.
karel berjalan menuju kearah nanda dan wildan, ia merasa terbohongi oleh dena, sahabat yang selama ini ia sayangi.
sekarang, karel mengerti bahwa disakiti oleh orang yang kita sayang lebih sakit daripada tangan yang tertusuk oleh paku. ia sekarang merasakan apa yang dirasakan oleh tifa.
karel sangat menyesal karena dulu telah memilih dena. pada saat bersama tifa, hari-hari karel begitu berwarna, tetapi semenjak bersama dena, dipikiran karel memang hanyalah tifa.
tifa juga tidak pernah seperti itu bersama lelaki lain. ia bisa menjaga jarak dengan lelaki lain begitu juga dengan orvin. hati tifa memang sangatlah baik.
tetatpi, sampai saat ini, karel tak mengerti apa penyakit yang diderita oleh tifa sampai bisa seperti itu.
"kenapa lo? suntuk amat." tanya nanda dari kejauhan.
"putus gue." balas karel badmood.
"hahaha, gue juga bilang apa rel, karma is real hahaha." timpal wildan bahagia.
"kampret lo." balas karel sewot.
"oh iya rel, jadi gue tadi dipanggil sama bu rere, katanya, kita bertiga ikut outbondnya kelas 10, katanya sih buat jagain adik-adiknya." jelas wildan tanpa beban.
"shit, kelas 10?? tifa." gumam karel.
ya, mau gimana lagi, mereka bertiga memang selalu saja mendapatkan tugas dari sekolah yang seperti itu, karena ya gimana ya, yang bisa dipercaya cuman mereka saja.
ini sudah hari terakhir masuk sekolah bagi seluruh murid, jadi, selama liburan karel akan mengalami yang namanya gabut.
tak sengaja ia melihat seorang tifa berboncengan dengan seorang pria. dan karel sama sekali tak mengenal pria tersebut. sakit. itu sudah berkali-kali karel rasakan saat melihat tifa tersenyum tetapi bukan dengannya.
gue ikhlas asal lo bahagia tif.. <batin karel.
yah.. dena sama karel putus, jadi gimana nih?
hai hai kalian semua, jangan bosen bosen baca ceritakuuu!!! dont for get to follow and vote yaa🥰
enjoy buat bacanyaa😉
maaf ya kalo amburadull🙏, kalo ada saran atau kritik, komen langsung aja. aku juga baru pertama kali, semoga suka yaa💕
KAMU SEDANG MEMBACA
me or her? [END]
Randomatifa gita hermansyah, gadis yang selalu saja tersakiti. gadis yang mempunyai hati sangat lembut, dan sudah pasti sangat baik. "oke, sekarang aku tanya, kamu milih aku atau dia???" "oke tif, aku akan milih." siapakah yang akan dipilih oleh pria ter...