pagi itu, tifa mengenakan baju dress selutut dengan dipadu dengan bandana warna hitam dirambutnya. tifa tidak heran bila rambutnya rontok begitu banyak...
semangat tifa, semoga tumormu tidak menjadi kanker. tifa semangat :) <batin tifa.
tifa menuruni anak tangga satu persatu dengan senyuman yang sangat manis. tifa melihat vivi dan hermansyah sedang berbincang-bincang di ruang tamu.
tifa tersenyum melihat keluarga kecilnya yang menurutnya sangat bahagia. tifa perlahan menghampiri mereka.
"ma, pa, tifa mau pergi ke kafe ya.." izin tifa yang tidak melupakan senyumnya.
"ke kafe? ngapain?" tanya vivi mengerutkan dahinya.
"gaapa ma, tifa bosen dirumah.." jawab tifa yang sekarang mengerucutkan bibirnya.
"yauda kalau gitu diantar papa ya.." jawab hermansyah yang langsung berdiri.
"eehh engga usah pa, tifa sama orvin aja hehe." balas tifa berbohong.
"kamu serius?? nanti kalau ada apa-apa telfon mama ya.." ucap vivi sambil tersenyum.
"iya ma" balas tifa lalu meraih tangan vivi dan hermansyah lalu menciumnya.
tifa berjalan melangkah keluar dengan sangat lemah. tifa sudah tidak semangat saat tahu bahwa ia terkena tumor.
tifa menunggu ojek online yang sudah dipesannya. beberapa mnit kemudian, ojek tersebut datang. tifa hari ini berniat untuk berdiam di kafe waktu dulu.
suasananya sangat amat tenang, tifa saat ini butuh merenung. setelah beberapa menit tifa menikmati pemandangan jalan, ia sudah sampai di kafe tersebut.
ia mengeluarkan selembar lima puluh ribu rupiah untuk membayar ojek itu, lalu tifa memasuki kafe tersebut.
kafe tersebut lumayan ramai pengunjung, tetapi tempat duduk yang biasanya tifa pakai, sekarang lagi tidak dipakai orang, jadi tifa terburu-buru menghampiri tempat itu.
tifa memandang luar jendela yang begitu indah.
"yatuhan, apakah aku tidak akan lama lagi hidupnya?" tanya tifa dengan nada sangat kecil sambil melamun.
"kenapa semuanya merahasiakan ini?"
"kenapa hidup tifa begitu rumit tuhan??"
"kenapa engkau memberi tifa penyakit seperti ini?"
"kalau memang mereka semua tenang tanpa tifa, ambil tifa tuhan tifa ikhlas.."
ucap tifa dengan meneteskan air matanya.
"kalau memang tifa masih dikasih kesempatan hidup, tifa mohon kasih tifa kebahagiaan."
"jujur saja, tifa sudah tidak kuat dengan ujian mu."
"tifa engga papa kok kalau harus menyudahi umur sekarang."
"tifa engga papa tuhan:)"
cuaca diluar sedang mendung, membuat hati tifa semakin sendu. tifa tidak takut bila dia harus mengakhiri umurnya sekarang, tifa sangat berani. tifa sudah tidak kuat dengan semuanya.
"tumor otak?? itu sangat berat buat tifa.. tifa mohon berilah tifa seseorang yang bisa nyemangartin tifa tuhan.."
"tifaa??" tiba tiba ada seorang pria datang memanggil tifa
tifa yang sedari tadi hanya melihat keluar jendela, kini ia menoleh kearah sumber suara itu.
"nevan??" tifa terkejut melihat nevan, lalu berusaha menghapus air matanya. "sini dudukk" lanjut tifa lalu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
me or her? [END]
Randomatifa gita hermansyah, gadis yang selalu saja tersakiti. gadis yang mempunyai hati sangat lembut, dan sudah pasti sangat baik. "oke, sekarang aku tanya, kamu milih aku atau dia???" "oke tif, aku akan milih." siapakah yang akan dipilih oleh pria ter...