{50} hilang?

54 9 3
                                    

tifa langsung duduk disamping rafi dengan wajah yang sangat bete.

"kenapa lo?" tanya rafi seraya tersenyum miring.

"ayo mas pulang." rengek tifa seperti anak bayi.

"tuh kan, gue disini masih lama tif, lo kerumah siapa kek." ujar rafi membuat tifa mengerucutkan bibirnya.

kalau saja tifa dengan karel tak seperti ini, sudah sedari tadi tifa berada dirumah karel atau bermain dengan karel dimanapun itu.

"lo setuju gak sih kalau gue sama adiknya rafi." ucap salah satu teman rafi kepada teman-temannya.

tifa hanya mendengarkan semua percakapan teman-teman rafi tanpa mau menoleh sedikit pun.

karena telinganya sangat panas, ia memilih untuk membuka suara.

"tifa udah punya karel." balasnya dengan ketus.

"yahhh, hari patah hati bagi seorang ferdy hahahaha." ledek rafi seraya mengusap puncak kepala tifa.

rambut tifa yang sedari tadi rapi, kini menjadi berantakan karena ulah rafi.

tiba-tiba hp tifa berdering menandakan ada panggilan yang masuk.

tifa melihat kearah layar, dan langsung menerima saat melihat nama mama karel yang muncul.

ia langsung berlari keluar dari kafe tersebut.

tifa : assalamualaikum tante??

adel : waalaikumsalam.

tifa : ada apa ya tante??

adel : nak, yang tabah ya.hiks.

tifa sangat tak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh adel, dan tiba-tiba saja adel menangis.

adel : pesawat karel kecelakaan saat menuju ke luar negeri. maafin karel ya nak.

tifa : pesawat?? ma..maksudnya gimana tante?

adel : iya, jadi karel dipaksa abraham untuk melanjutkan kuliahnya diluar negeri. dan pada saat menuju tempat tujuan, pesawatnya jatuh kelaut, ini masih proses pencarian.

prraakkkkhh!!!

tifa tak kuasa untuk membendung air matanya, dan hp yang awalnya berada di tangan tifa, kini sudah jatuh ditanah.

ia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat. "enggaa!! enggak mungkinnn!!" teriak tifa frustasi.

ia langsung segera masuk menemui rafi dan meminta rafi agar mengantar tifa kerumah karel.

disepanjang perjalanan, tifa tak berhenti untuk menangis. 

disisi lain, rafi juga tak mengerti apa masalahnya, jadi rafi hanya bisa menenangkan tifa dengan cara mengusap bahunya.

"udah tif, lo gausa kaya gini, tenang aja." rafi masih berusaha untuk membujuk tifa agar tenang.

tifa tak menggubris ucapan rafi. ia tetap saja terus menangis. tifa sangat takut bila terjadi apa-apa dengan karel.

"apasih masalahnya, kenapa?" tanya rafi sangat penasaran.

"kecelakaan pesawat hiks." ucapnya dengan lemah.

selang beberapa menit, mereka berdua pun sampai di depan rumah karel.

sudah ada adel dan bara yang tengah memasuki mobil. tifa pun langsung turun dan menghampiri mereka.

"tante mau kemana?" tanya tifa panik.

"mau ke lokasi tif." yang membalas adalah bara. 

karena adel juga sama dengan tifa, ia tak bisa menghentikan tangisannya.

me or her? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang