•ReadyOrNot•
Diatas sebuah brangkar, kamu masih terbaring lemas. Tak ada aktivitas yang bisa kamu lakukan selain menatap langit atap ruang UKS. Keadaan hening, meskipun Detha berada disampingmu. Entah itu hanya perasaanmu atau tidak, kamu merasa canggung terhadap Detha sekarang, bahkan Detha menjadi berbeda, sedikit lebih pendiam.
Sesekali kamu juga menoleh kearah Detha namun dia tampak acuh meski mengetahui kamu meliriknya, dia lebih memilih memainkan ponselnya. Sebenarnya Mulutmu ingin sekali mengeluarkan suara, namun tidak bisa.
Clek
Matamu beralih memandang kearah pintu yang terbuka, dan ternyata mereka datang. Yap Ica, Raka, Isal, dan tak lupa Andre.
"Lixie, Lu udah baikan kan?" Tanya Ica seraya mendudukan dirinya disamping Detha.
Bukannya menjawab, kamu malah sibuk menatatap satu persatu orang secara berurutan sebab mereka datang berbaris seperti sedang mengantri.
Retina matamu berhenti tepat menagkap orang yang terakhir memasuki UKS, itu Andre. Tatapanmu sungguh mengintimidasi suamimu itu.
Ica menatap bingung kearahmu karena tidak menjawab pertanyaannya. Detha yang menyadari berpura-pura batuk dan sukses membuat pandanganmu terbuyarkan.
"Ah, a-aku sudah baikan kok Ca," gugupmu, Ica menyadari sikap anehmu tapi dia tetap tersenyum hangat kearahmu.
Pandanganmu kini beralih pada sosok Raka yang sedang senyam-senyum tak jelas. Berbeda dengan orang disampingnya yang berekspresi datar. Menjengkelkan sekali melihatnya.
"Lixie, gue mau minta maaf soal—" Ucapan Raka terpotong olehmu.
"Udah gak usah dibahas lagi, aku gapapa kok," Sambungmu.
"Tapi gue ngerasa gaenak Lix, karena emang itu kesalahan—" Lagi-lagi ucapan Raka dipotong, tapi kali ini Andre yang memotong ucapannya. "Gue. Semua salah gue." Tegas Andre dengan wajah datarnya.
Raka berdecak kesal menatap pria disampingnya itu.
"Aku udah tau semua kejadiannya dari awal sampe akhir dari Detha, jadi gak usah saling salah menyalahkan," timpalmu meleraikan kedua pria yang kini sedang saling tatap menatap sinis.
Disisi lain Ica tampak serius menatap kearah Andre, tak hanya Ica saja memang semua pasang mata yang ada diruangan itu menatap heran dan aneh pada Andre, termasuk kamu.
"Lixie, lu pulang biar—" Untuk kesekian kalinya ucapan Raka dipotong. "Bareng gue," sambung Andre.
Raka mendengus kesal dan mengalihkan pandangannya pada Andre kembali, "Andre! lu sengaja ya buat gue kesel," ketusnya.
"Engga, lagian emang gue mau nganter dia pulang." Tunjuk Andre kearahmu dengan wajahnya yang super datar seolah tak memiliki problem dalam hidupnya.
"Apa?" Ucapmu dan Ica secara berbarengan.
Isal dan Detha hanya saling melirik satu sama lain dan memilih diam. Sedangkan kamu, tentu sekarang jantungmu sedang berpacu sangat cepat. kaget intinya, sebab Kamu heran kenapa bisa-bisanya Andre berucap seperti itu, apa dia akan membuka kartunya sendiri?
Icapun sama dia terlihat terkejut mendengarnya. Halisnya saling menaut dan matanya membulat, mungkin dia tak terima jika ANDRENYA itu mengatarmu pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready Or Not! [COMPLETED]
Random"Peluk gue!" Kamu menggeleng. "Kenapa? Nggak mau?! Gue suami lu. Raka aja dapet pelukan lu, masa gue engga. Gak adil dong!" cecar Andre. kamu diam. "Kenapa harus Raka kalo masih ada gue? Stop lix, jangan buat diri lu terlihat seperti cewe murahan! L...