•ReadyOrNot•
Sepanjang jalan menuju rumah Isal, keadaan didalam mobil hening. Tak ada perbincangan hanya suara isak tangis yang terdengar. Hatimu sungguh hancur dan sakit, sehingga matamu ini tak henti-hentinya mengeluarkan air mata meski kamu sendiri tak memintanya.
Bayangan Andre dan Ica terus berputar-putar di dalam otakmu. Kamu masih tidak menyangka dengan apa yang mata kamu lihat tadi.
Andre dan Ica berada di satu ruangan dengn keadaan....
Ah, membayangkannya saja sudah sesakit ini. Apa ini yang ada katakan berubah?
Sebuah tangan tiba-tiba ada di atas perutmu, kemudian mengelusnya dengan lembut. Hati ini semakin sakit rasanya jika seperti ini. Mengingat Itu merupakan tangan Andre, suami pengkhianatmu.
Hiks hiks!
"Maafkan aku lixie... Aku pasti udah nyakitin kamu sekarang," lirih Andre.
Kamu tak menjawabnya. Kamu tidak bisa. Tidak kuat. Mulutmu tak bisa berkata apapun sekarang.
"MAAF MAAF DAN MAAF!" Itu Raka yang berteriak.
Kamu, Andre, Ica, dan Raka memang berada didalam satu mobil yang sama. Sebab Semua ini atas kemauan kamu, Raka sudah berulang kali menolak membawa Ica dan Andre untuk pergi bersama ke rumah duka namun kekeh untuk membawa mereka.
Kamu pikir ini bukan waktu yang pantas dan tepat untuk mementingkan perasaan kamu ataupun siapapun. Karena hari ini kalian baru saja kehilangan salah satu sahabat, dan tidak pantas jika ribut.
"Hiks.. Raka aku mohon jangan ada perdebatan diantara kita hari ini. Kita sedang berduka sekarang," ucapmu seraya menangis sesengukan.
Ica menoleh kebelakang, menatap dirimu yang sudah hancur. Kamupun menatap Ica dengan tatapan sendu. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Ica. Apa dia tidak merasa bersalah sedikitpun?
Kemudian dia kembali meluruskan pandangannya kedepan, lalu merunduk.
Kamu mengigit bibir bawahmu kuat-kuat untuk menahan tangisan ini. Kamu tidak
Boleh menangis.Tapi apa daya ini terlalu kejam dan sakit bagimu.
"Lixie aku mohon setelah ini kamu mau dengerin penjelasan aku. Aku mohon.." Andre mengenggam tanganmu lalu menatap matamu dengan bola matanya yang berkaca-kaca.
Kamu menghempas tangannya. "Lepaskan!"
Hati tolong kuatlah untuk hari ini!
"Udahlah Dre apa lagi yang perlu di jelasin!" Kecam Raka.
Andre menatap sinis pada Raka yang tengah fokus menyetir. "Diam! Ini urusan rumah tangga gue!"
Tak lama mobil yang kalian tumpangi telah sampai dikawasan rumah duka. Terlihat bendera kuning terpangpang di depan pagar rumah Isal. Puluhan orangpun ramai memadati pekarangan bahkan dalam rumah Isal. Semua wajah nampak sedih, begitupun dengan Andre dan Raka.
Terlihat sangat jelas guratan kesedihan mendalam pada wajah kedua pria yang berada disampingmu ini. Sesekali kamupun melihat Andre maupun Raka mengusap matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready Or Not! [COMPLETED]
Acak"Peluk gue!" Kamu menggeleng. "Kenapa? Nggak mau?! Gue suami lu. Raka aja dapet pelukan lu, masa gue engga. Gak adil dong!" cecar Andre. kamu diam. "Kenapa harus Raka kalo masih ada gue? Stop lix, jangan buat diri lu terlihat seperti cewe murahan! L...