•ReadyOrNot•
Nut... Nut...Nut...
Suara monitor detak jantung nyaring terdengar memenuhi seluruh penjuru ruang ICU. Nampak seorang yang tengah terbaring lemah tak berdaya diatas sebuah brangkar dengan alat bantuan nafas dan kabel yang terpasang disekujur tubuhnya. Tangannya terlihat membiru akibat dari infusan yang tertancap di punggung tangannya.
Clek!
Tak lama pintu terlihat terbuka, munculah seorang wanita paruh baya dengan didampingi seorang pria muda dari balik pintu. Perlahan wanita paruh baya tersebut berjalan mendekati seseorang yang tengah tak sadarkan diri itu.
Linangan air mata jatuh seiring dengan langkahnya.
"Cepatlah sadar, Nak—" Ucap wanita paruh baya.
Sebuah tangan tiba-tiba merangkul pundak wanita tersebut. Dan itu merupakan tangan seorang pria yang datang bersamanya tadi.
"Dia pasti akan segera bangun, bersabarlah Tan." Dielusnya punggung wanita yang jauh lebih tua dari pria tersebut.
"Kalau saja gadis itu tidak datang dalam hidupnya, dia tak mungkin seperti ini sekarang!"
"Tolong bersabarlah sebentar Tan, perlahan semua akan terbalaskan—" Pria tersebut masih setia mengelus punggung wanita paruh baya tersebut.
"Terimakasih telah membantu."
Pria tersebut mengangguk sembari tersenyum.
🌸
"Sayang, ayo kita pulang. Gak enak kita dirumah Bunda terus."
"Engga! Sana berangkat kerja udah siang." Kamu menghempaskan rangkulan tangan Andre pada pundakmu.
Andre memicingkan senyuman. "Kita mau sampai kapan disini?"
"Kenapa emangnya?" Tanyamu.
Andre mengulum mulutnya sembari menatapmu sendu. Apa karena semalam? Yang benar saja.
"Apa Hah!" Kecammu.
Dengan sigap Andre menarik tanganmu sehingga membuat tubuhmu tertarik kedalam dekapannya. Namun dengan cepat kamu menghindar darinya, bukannya lolos tubuhmu sekarang terkunci oleh tangan Andre yang melingkar pada perutmu.
Andre memelukmu dari belakang.
"Aku kangen kamu—" Kamu merasakan helaan nafas terdengar dari sisi sebelah kananmu. "Tolong maafin aku." Lanjutnya.
Tak lama Andre menenggelamkan wajahnya pada keruk lehermu, Lalu mengecup singkat disana.
"Aku gak marah sama kamu Dre, aku cuman butuh waktu—"
"Aku tahu kamu gak sepenuhnya salah, aku tahu itu bukan keinginan kamu. Kamu dijebak. Tapi aku tetep belum bisa nerima itu Dre," sambungmu.
Andre bungkam.
"Kamu bisa ngerti perasaan aku kan Dre? Aku cuman butuh waktu," katamu.
Andre menghela nafasnya kembali, lalu memutar balikan tubuhmu sehingga matamu dan suamimu itu bertemu. Tak lama air matamu menetes, melihat matanya saja membuatmu tak kuasa apalagi membayangkan kejadian itu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready Or Not! [COMPLETED]
De Todo"Peluk gue!" Kamu menggeleng. "Kenapa? Nggak mau?! Gue suami lu. Raka aja dapet pelukan lu, masa gue engga. Gak adil dong!" cecar Andre. kamu diam. "Kenapa harus Raka kalo masih ada gue? Stop lix, jangan buat diri lu terlihat seperti cewe murahan! L...