•ReadyOrNo•
Andre mengeliatkan tubuhnya ketika sinar matahari menyorot tepat pada wajah tampannya. Seketika matanya terbuka, perlahan dia menyingkapkan selimbut yang menutupi tubuhnya kesamping lalu duduk. Andre melirik weker yang berada diatas nakas. Matanya membulat sempurna takala melihat jarum jam menunjukan pukul 06.20.
Andre melirik ke samping, berniat untuk membangunkanmu karena kalian sudah kesiangan. Tapi sayangnya Andre tidak menemukan keberadaanmu disana.
"LIXIE KENAPA LU GAK BANGUNIN GUE..!!!" Teriaknya.
Andre berpikir jika kamu sudah berangkat sekolah terlebih dahulu dan meninggalkannya. Hal itu membuat Andre badmood di pagi hari. Bukannya bersiap-siap sekolah, Andre malah dengan santainya berbaring kembali.
"Bodolah! Mening tidur lagi." Andre menutup kembali matanya.
Namun, tiba-tiba ada suara yang menganggu telinga Andre. Lantas dia membuka matanya kembali, menelik suara tersebut. Ternyata suara itu berasal dari dalam kamar mandi.
"Lixie, apa itu lu?" Ucap Andre.
Uhukk! Uhukk!
Dengan cepat Andre bangkit dan beranjak pergi kearah kamar mandi. "Lix, lu di dalem?" Tutur Andre sembari mengetuk pelan pintu.
"Iya Dre.. Huekk.."
Wajah Andre menegang. "Lix, lu kenapa? Lu baik-baik aja? Gue masuk ya!"
Tanpa menunggu persetujuan kamu, Andre menyerobot masuk kedalam kamar mandi. Kedua matanya membelalak ketika melihat kamu tengah memuntahkan isi perutmu. Dengan cepat Andre menghampirimu lalu memijat tengkukmu dari belakang untuk membantu mengeluarkannya.
"Lu sakit lix? Kirain gue lu udah berangkat sekolah. Kita ke dokter ya."
Kamu menggeleng lemas.
"Lu harus diperiksa dokter lix, gue khawatir." Andre masih setia memijat tengkukmu dan mengusap lembut punggungmu.
Kamu berbalik menghadap Andre. "Aku gapapa Dre, ini masuk angin palingan. Aku mau istirahat aja."
"Eh iya, maaf aku gak bangungin kamu. Aku kesiangan juga dan tiba-tiba perut aku mual," ucapmu dengan nada lemas.
"Udah gapapa, sekarang lu tidur lagi ya. Biar gue bikinin lu bubur." Andre memopongmu keluar dari kamar mandi.
"Aku gak mau bubur, lagian kamu kaya yang bisa aja bikinnya." Kamu tekekeh pelan. "Mending kamu sekolah aja Dre," sambungmu.
Andre mengerucutkan bibirnya. "Tinggal buka mbah google aja sih. Mana bisa gue ninggalin lu dalam keadaan begini. Lagian ini udah siang juga, telatlah."
"Bolos jadinya?" Tanyamu.
"Iya, kali-kali kita bolos bareng." Andre tertawa. "Buburnya jadi kan?" Sambungnya.
"Jangan bikin bubur, aku mau teh anget aja, jangan terlalu manis tapi ya. Kamu tau kan takaran gulanya segimana?"
"Taulah, ketimbang bikin teh mah gampang! Lu tiduran aja ya tunggu bentar." Setelah membaringkanmu, Andre sergap menuju dapur.
Badanmu sungguh tak enak sekali sejak bangun tadi. Mual, pusing, dan lemas yang terasa. Apa mungkin semua ini terjadi karena kejadian semalam? Pasalnya malam tadi kamu berdiam lama di balkon kamar untuk sekedar memandangi bintang. Entah bagaimana ceritanya tiba-tiba kamu ingin sekali melihat bintang malam itu.
Tak hanya itu saja, semalaman Andre menemanimu bahkan yang anehnya lagi adalah kamu meminta Andre untuk bernyanyi lagu 'bintang kecil'. Itupun Andre lakukan karena kamu mengancam akan pergi berkencan dengan Raka jika dia tidak mau bernyanyi. Akhirnya dengan terpaksa Andre mau bernyanyi untukmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready Or Not! [COMPLETED]
Diversos"Peluk gue!" Kamu menggeleng. "Kenapa? Nggak mau?! Gue suami lu. Raka aja dapet pelukan lu, masa gue engga. Gak adil dong!" cecar Andre. kamu diam. "Kenapa harus Raka kalo masih ada gue? Stop lix, jangan buat diri lu terlihat seperti cewe murahan! L...