•ReadyOrNot•
Tanpa disadari Motor sport yang kalian naiki telah berhenti, Andre menghentikan motornya tepat didepan sebuah tempat yang tidak kamu sangka-sangka sebelumnya.
"Turun," pinta Andre setelah mematikan mesin motornya.
Matamu hanya membelalak melihat sekitar. "Andre—" desismu.
"Bunda bilang lu udah dari lama ngerengek ingin kesini kan, nih gue kabulin," tutur Andre.
Memang sudah sejak lama kamu meminta pada Bunda jika kamu ingin pergi ketempat tersebut, namun karena tempat ini berjarak jauh, Bunda hanya mengijinkan jika Andre yang mengantar kamu. Tapi kamu tau sendiri suamimu itu so sibuk dan kemungkinan akan menolak jika kamu mengajaknya kesini.
"Tunggu apa lagi? Turun," pintanya sekali lagi.
Sebelum turun kamu mengambil nafasmu dengan panjang untuk menguatkan diri. Namun tanpa disadari kakimu sudah bergetar hebat terlebih dahulu ketika kedua kakimu baru saja menyentuh tanah. Badanmu mendadak melemas tak bertenaga. Andre yang sedari tadi menyadari keanehan kamu sergap memegang kedua bahumu dan membantumu untuk tegak berdiri.
"Lu baik-baik aja?" Andre yang tadinya memegangi kedua bahumu kini pindah memegang lenganmu untuk menuntun langkahmu berjalan.
Mengetahui perlakuan Andre itu membuatmu sedikit tidak nyaman, lantas kamu menoleh kearahnya yang memang sedang menatapmu. "Aku gapapa, lepasin." Kamu mencoba melepas penganggan Andre terhadap lenganmu.
Namun tampaknya Andre tak menghiraukan ucapanmu, buktinya dia masih saja stay mengenggam lenganmu itu. "Jangan so kuat!" Cicit Andre tepat disamping telingamu.
Entah kenapa kamu merasa ucapan Andre itu semacam ledekan, kamu tidak suka. Kamu berlari walau dengan langkah tergontai berusaha untuk sekuat tenaga memasuki tempat itu. Tentu saja untuk membuktikan bila kamu itu kuat.
"Angel!" Lirih Andre terkekut mendapatimu yang tiba-tiba berlari. Namun Pada detik itupun Andre menyusulmu berlari sambil tak henti-hentinya meneriaki kata 'ANGEL' yang sudah jelas-jelas kamu tak menyukai panggilan itu.
"Heii! Stop gue bilang! Aaawass—" Teriaknya.
Brugh!
"Lixie!" Andre sergap berlari menghampirimu yang tersungkur jatuh ditanah.
"Gue bilang apa, gausah so kuat!" Pekik Andre sembari hendak mengangkat tubuhmu untuk kembali berdiri.
Hiks.. hiks..
Mendengar tangisanmu, Andre lantas menghentikan aksinya dan mengarahkan pandangannya ke depan. "Ahmad" dan "Gina" tulisan pertama yang mungkin Andre liat saat itu, nama yang tertulis diatas kedua batu nisan yang terletak berdampingan.
Kamu bangkit dan mendekat pada kedua batu nisan tersebut. "Assalamualaikum, Bu..Ayah.." Kamu bersimpuh di tanah.
Andre yang mengikuti langkahmu kini hanya diam menatapi kedua gundukan tanah, yang tak lain adalah tempat peristirahatan mertuanya.
Kamu mengusap batu nisan yang ada dihadapanmu."Maaf Lixie baru mampir kesini lagi, hiks." Matamu berlinang air mata.
"Gimana kabar Ayah dan Ibu disana? Pasti menyenangkan berada di surga kan?" sambungmu.
Andre masih diam ditempat, dengan pandangan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready Or Not! [COMPLETED]
De Todo"Peluk gue!" Kamu menggeleng. "Kenapa? Nggak mau?! Gue suami lu. Raka aja dapet pelukan lu, masa gue engga. Gak adil dong!" cecar Andre. kamu diam. "Kenapa harus Raka kalo masih ada gue? Stop lix, jangan buat diri lu terlihat seperti cewe murahan! L...