•Salah Ngidam•

1.5K 107 67
                                    

ReadyOrNot

5 bulan telah berlalu.

Matahari telah datang menyapa pagi hari dengan memancarkan cahaya terang nan menyilaukan mata. Dari sebuah kamar sederhana bernuansa biru dongker, terlihat seorang gadis dengan perut yang buncit tengah menyeret sebuah tirai panjang dari sebuah jendela.

Senyuman terlukis sempurna pada bibir mungil gadis tersebut. Matanya memandang indahnya seluruh penjuru kota melalu jendela kamar yang memang berada di dilantai dua. Gadis itu menarik nafasnya dalam-dalam mencoba untuk menghirup sejuknya udara dipagi hari.

Setelah dirasa puas, gadis itu membalikan tubuhnya dan menghampiri ranjang berseprai senada dengan warna kamar tersebut. Nampak seorang pria tengah meringkuk memeluk guling. Sepertinya pria tersebut masih damai di dunia mimpinya. Tangan halusnya menguncang-nguncangkan tubuh pria itu dengan lembut.

Pria yang sangat gadis itu cintai siapa lagi jika bukan Andre suamimu. Iya kamu, si Gadis yang tengah berbadan dua memang sangat mencitai Andre.

"Andre bangun," ucapmu.

Melihat tak ada respon dari suamimu itu, kamu lantas menguncangkan tubuhnya sedikit lebih keras. "Andre, kamu harus kuliah. Katamu ada kelas pagi ini."

"Eummm—" Tubuh Andre mengeliat diatas ranjang tersebut.

Matanya terbuka perlahan, dan pemandangan yang pertama Andre lihat adalah wajah yang sangat dia cintai, siapa lagi kalo bukan kamu.

Cantik.

"Pagi istri." Dia tersenyum lalu bangkit. "Pagi juga Andre junior." Dia mengusap perutmu yang memang sudah membesar di kehamilanmu yang berjalan 5 bulan ini.

Kamu terkekeh. "Mandi dre aku udah siapin air dan baju kamu."

"Morning kiss dulu dong."

Tanpa ba bi bu kamu langsung mendekatkan wajahmu pada wajah Andre untuk mengecup singkat bibirnya. Andre tersenyum setelah mendapatkan kecupan itu.

"Yaudah sana mandi," usirmu.

Beberapa menit berlalu.

Andre keluar dengan keadaan sudah rapih dan wangi. Lantas kamu segera mendekat padanya untuk sedikit merapihkan pakaian suamimu itu. Setelah itu kamu menarik lengan Andre untuk mendudukinya di tepi ranjang.

Kamu berdiri dihadapannya, lalu dengan telaten tanganmu mengosok lembut rambut Andre yang basah itu dengan handuk kecil. Sementara itu, Andre sibuk menciumi perutmu buncitmu.

"Semakin besar ya perut kamu." Kata Andre.

"Iyalah anakmu kan berkembang didalam."

Andre terkekeh. "Gak sabar liat dia deh."

"Eh iya lix, pulang ngampus aku langsung ke kantor papah dan pulang malem. Kamu jaga diri baik-baik dirumah ya jangan kemana-kemana," jelas suamimu.

Kamu mengangguk. "Semangat ya. Aku tau kamu pasti cape harus kuliah dan ker—" Andre memotong ucapanmu. "It's okay, ini demi kamu dan anak kita. Aku ingin jadi suami yang benar-benar bertanggung jawab."

Mendengar itu, tanganmu menangkup pipi Andre lalu mengelusnya. "Makasih." Setelahnya kamu tersenyum, manis.

"Maaf—"

Ready Or Not! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang