•ReadyOrNot•
"Ica?!"
Gadis bersurai hitam lurus nan panjang itu berjalan perlahan kearahmu dan juga Andre. Dari raut wajahnya telah jelas tegambarkan jutaan pertanyaan yang pasti akan dijatuhkan terhadapmu.
Dia sekarang sudah berada dihadapanmu, memegang tas mungilnya. Kamu mendonggak menatap wajahnya dan memberikan senyum terhadapnya.
Ica mengernyitkan dahi, heran akan senyumanmu. "Ada apa?"
Ica mengalihkan pandangannya pada kekasihnya, Andre. "Apa ada sesuatu? Kenapa pada tegang?"
Syukurlah dia tidak mendengar percakapan tadi!
Kamu membulatkan matamu melirik Andre, mengintruksikannya agar segera bertindak menetralkan suasana.
Andre mengangguk paham. Lalu mendekatkan tubuhnya pada Ica.
"Pagi my princes," sapa Andre dengan senyuman yang merekah. Tak lupa tangannya sedikit membelai rambut panjang Ica.
Mendengar itu kamu menarik satu sudut bibirmu.
Ica membalas senyumannya dan meninju pelan dibagian perut Andre. "Pagi juga My boy."
Apa barusan? Drama sekali. Andai saja memang sebuah drama kamu pasti akan menskip melewatkan scane tersebut.
Mengelikan.
Kamu memilih melanjutkan membaca novel, dari pada harus melihat mereka.
"Lu nungguin gue tadi?" Tanya Andre.
Ica mengangguk. "Untungnya gue inisiatif naik gojeg kalo engga telat mungkin."
"Sorry, gue lupa."
"Gue kira lu kesiangan, eh ternyata udah nyampe aja disini."
Andre diam sejenak, dia juga baru menyadari jika baru kali ini dia datang sebelum guru masuk. Kalo bukan karena kamu mungkin dia masih berbaring di kasur saat ini.
"Kali-kali pingin keliatan rajin depan doi," jawab Andre.
"Percuma, gue udah tahu semua seluk beluk hidup lu. Jadi gak usah caper, Haha."
"Eh iya juga sih, lu tahu semuanya. Tapi kenapa lu masih mau sama gue?" Andre tersenyum miris.
"Itu kan dulu, sekarang lu udah berubah."
"Jadi dulu lu gak suka gue?" Andre mangut-mangut.
Ica menggeleng dan tertawa. "Elu terlalu brengsek dulu."
Jika sudah ada Ica, Andre melupakan kehadiranmu.
"Thanks, Ca." Andre menatap lekat bola mata Ica.
"Kalo gue gak ngenal lu dan gak tertarik sama lu mungkin gue masih brengsek kaya dulu," sambung Andre.
Ica tersenyum, cantik.
Jangan kira kamu tak mendengar semua percakapan mereka. Kamu mendengarnya, itu bahkan sangat jelas. Andre begitu terlihat nyaman ketika berbicang dengan Ica tidak seperti denganmu, dan sepertinya mereka memang sudah dekat sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready Or Not! [COMPLETED]
Acak"Peluk gue!" Kamu menggeleng. "Kenapa? Nggak mau?! Gue suami lu. Raka aja dapet pelukan lu, masa gue engga. Gak adil dong!" cecar Andre. kamu diam. "Kenapa harus Raka kalo masih ada gue? Stop lix, jangan buat diri lu terlihat seperti cewe murahan! L...