•Ica Back Again•

1.3K 104 71
                                    

ReadyOrNot

"Maaf nunggu lama."

Detha dan Isal yang masih setia menunggumu di ruang tamu melirik secara bersamaan kearahmu yang baru saja keluar dari arah dapur.

"Mau pergi Lix?" Tanya Detha ketika melihatmu telah berpenampilan rapih lengkap dengan tas kecil yang melingkar dibahumu.

Kamu mengangguk seraya mengangkat paper bag kecil ke atas. "Aku bakal nganterin bakwan terong ini ke kantor Andre."

"Nanti Andre marah, bukannya harus gue yang nganter ya," timbal Isal.

"Biar aku aja, soalnya aku kangen dia. Eh maksudku anakku kangen Ayahnya."

Detha terkekeh. "Halah, pake alasan anak segala lagi."

"Eh bener loh, ini bawaan dari baby-nya," jelasmu seraya mengelus perut besarmu.

"Yaudah, biar kita anter. Gue bawa mobil kok." Ucap Isal seraya memakai jaket jeansnya.

"Oke deh. Makasih ya."

Detha mengandeng tanganmu. "Ayo."

Disepanjang jalan menuju halaman rumah, Detha terus saja mengelus perutmu. "Bentar lagi gue jadi aunty njir."

Kamu tertawa. "Kapan kamu nyusul?"

"Masih lama gue ma. Nanti aja."

"Tapi kalian udah lama pacaran, gak ada niatan nikah?" Tanyamu pada Detha.

Detha diam sejenak memandang kekasihnya yang telah terlebih dahulu memasuki mobil.

"Isal udah pernah bahas sih, tapi guenya masih bingung." Detha tersenyum. "Tapi kita udah sepakat bakal tunangan dulu."

"Tunangan? Kapan?"

"Bulan Depan. Dateng ya," ujar Detha.

Kamu tersenyum. "Siap! Pasti dateng kok."

"Kurang-kurangin berantemnya dan jangan putus nyambung terus. Inget mau tunangan." Sambungmu.

Detha mendengus kesal. "Itu dulu ya, sekarang kan gue udah dewasa kagak gitulah."

Tin! Tin!

"Buruan, malah ngerumpi aja kalian."

Kamu dan Detha kompak menatap sinis pada Isal yang menganggu perbincangan kalian. Dengan kesal, kamu masuk kedalam mobil Isal disusul oleh Detha disampingmu.

"Detha, didepan dong!" Pinta Isal saat melihat kekasihnya ikut duduk di kursi belakang denganmu.

"Terserah guelah mau duduk dimana!" Ketusnya.

"Emangnya gue supir apa?"

"Iya." Detha memutar bola matanya. "Cepet pak. Anterin kita ke kantor. Kalo bacot mulu saya kasih bintang satu nih."

"Enak aja! Gue bukan tukang Grab!" Kesal Isal.

"Fiks! Gue kasih Bintang satu ini mah!"

Ready Or Not! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang