•ReadyOrNot•
"Arghhhh!!"
"Hancur semuanya! Hiks.."
Dihadapan sebuah cermin nampak seorang gadis berbalut gaun putih duduk gusar. Penampilannya sungguh tidak karuan saat ini, make up yang awalnya tertata rapih indah di pandang kini telah berubah menjadi kacau terhapus oleh deraian air mata.
"Hiks.." Sembari mengusap perutnya yang sudah tidak rata lagi wanita itu menangis.
"Apa gue benar-benar gak bisa miliki Andre?" Gumam Ica, sang pengantin wanita yang gagal menikah itu.
"TAPI KENAPA?!" Teriaknya frustasi.
Tok tok tok!
Ketukan pintu terdengar, sontak Ica memalingkan wajahnya melirik kearah pintu.
"Ca, kamu di tunggu diluar." Ucapmu dari luar kamar.
Kali ini perasaanmu bercampur aduk, antara sedih atau senang. Sedih karena melihat Ica hancur seperti ini dan anak yang di kandungnya itu... Tapi di satu sisi kamupun senang sebab Andre tidak menikahi Ica yang artinya Andre masih milikmu seutuhnya.
Tapi Apakah Ica akan mundur?
Kembali ke niat awalmu adalah untuk memanggil Ica agar keluar dan meluruskan semua masalah. "Ca, ayo kita semua bakal maafin kamu kok."
Tidak ada respon.
"Ca.."
Clek!
Pintu terbuka menampilkan sosok Ica yang begitu mengkhawatirkan. Hatimu sungguh sakit melihatnya. "Ca, are you okay?"
Ica merundukan kepalanya.
Saat kamu hendak meraih tangan Ica, dia menepisnya dan meninggalkan kamu untuk pergi mendahuluimu tanpa berucap apapun.
Sabar.
Kamu mengikuti Ica dari belakang. "Ca, udah ya jangan buat diri kamu semakin hancur. Dan
bukan kamu aja yang hancur bahkan orang lainpun—"Ica menghentikan langkahnya.
Merasa tidak enak akhirnya kamu memutuskan untuk meminta maaf atas ucapanmu. "Ah, maaf.."
Dan akhirnya Ica kembali berjalan.
"Noh Biang keladinya datang!" Cecar Detha saat Ica baru saja tiba.
Semua orang menelik pada Ica dan juga kamu.
"Lix, duduk kamu gak boleh kecapean." Kalimat pertama yang Andre ucapkan tertuju untukmu.
Kamu mengangguk, lalu duduk di sofa kosong.
"Apa ada yang sakit?" Tanya Andre, pasalnya dia melihatmu gelisah sembari memegangi pingang serta perutmu yang sudah sangat besar.
"Perut Lu gak akan meletus kan Lix?" Tanya Isal spontan melihat perutmu yang besar.
"Lu kira tu perut balon hijau meletus DORR! Gitu?" Detha memukul bahu Isal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready Or Not! [COMPLETED]
Random"Peluk gue!" Kamu menggeleng. "Kenapa? Nggak mau?! Gue suami lu. Raka aja dapet pelukan lu, masa gue engga. Gak adil dong!" cecar Andre. kamu diam. "Kenapa harus Raka kalo masih ada gue? Stop lix, jangan buat diri lu terlihat seperti cewe murahan! L...