•ReadyOrNot•
"Ta, gue cinta sama Lu. Gue sayang sama Lu!" Ungkap seorang pria.
Disini, di hadapan desiran ombak Fahri mengenggam jari jemari indah Detha yang tengah mematung di tempat. Entah apa yang ada dalam pikiran Detha saat ini, haruskan dia senang? Atau sedih? Bahagia? Atau tidak.
Pasalnya dia belum bisa melupakan sosok Isal di dalam hatinya.
"Gue beneran tulus sama Lu Ta!" Tegas Fahri untuk meyakinkan wanita imut dihadapannya.
Detha hanya diam.
"Kenapa? Apa lelaki sialan itu masih punya tempat di hati Lu?" pekiknya.
"Maksud Lu Isal? Kok lu bilang dia lelaki sialan sih!" Cecar Detha tak terima.
Fahri menghempaskan tangan Detha. "Dia udah MATI Detha! Sekarang Lu tinggal buka mata Liat Gue disini."
"Apa hak Lu merintah gue! Dan lu gue peringatin gak usah hina Isal! Sampai kapanpun dia bakal ada di hati gue gak ada yang bisa gantiin dia!" Kata Detha.
"Tapi dia udah mati Ta!" Sekali lagi Fahri memperingatkan Detha.
"Gue tahu!" kecam wanita berwajah mungil itu. "Tapi Cinta gue gak akan pernah mati buat dia!" sambungnya.
Fahri mengepal kuat jari jemarinya. "Gue benar-benar iri sama Isal yang udah mati aja masih Lu sayang."
"Lu gak seharusnya ngomong gitu." Ucap Detha sembari merunduk.
"Maaf!" Fahri merengangkan kepalan tangannya ketika melihat Detha sedih kembali.
Dengan cepat dia menarik tubuh Detha untuk bersandar di dada bidangnya. "Maafin gue Fahri." Detha menangis di dalam dekapan lelaki tersebut.
Sialan! Batin Fahri.
Dari balik pohon kelapa seorang pria sedang fokus memantau kedua insan yang sedang berpelukan itu. Menyaksikan adegan tersebut membuat pria itu naik darah, wajahnya memerah matanyapun membelalak tak terima atas apa yang dia saksikan.
"Bangsat! Bisa-bisanya dia bermain peran disini!"
Flashback mode off!
— 00 —
Sebuah mobil hitam melaju dengan cepat menyusuri jalanan. Tanpa memperdulikan nyawa, sang pengemudi mobil tersebut nampak fokus menyetir. Menyelip sana-sani guna menghindari kendaraan lainpun dilakukannya.
"Anjing! Santai dong Lu bawanya! Gue masih mau hidup!" Protes lelaki yang tengah tegang karena aksi sang pengemudi.
"Berisik! Waktu kita gak banyak Bangsat!" Tutur Sang pengemudi.
"Tapi kalo kita mati di jalan gimana? Percuma!" Protesnya lagi.
"Diem atau kita mati barengan!" Ancamnya.
Lelaki tersebutpun diam. Dia masih menyanyangi nyawanya.
"Lu inget kan tujuan kita kesana apa? Gue gak mau sampai Lu kemakan omongan Ica lagi Rak! Lu tuh sadar gak sih selama ini dijadiin boneka sama dia! Lu tuh di manfaatin bego!" Omel sang pengemudi.
"Biasa aja njing! Gue tahu! Gue sadar! Tapi gue Cinta dia mau begimane anjir?" Sahut Raka.
"Memang bego!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready Or Not! [COMPLETED]
De Todo"Peluk gue!" Kamu menggeleng. "Kenapa? Nggak mau?! Gue suami lu. Raka aja dapet pelukan lu, masa gue engga. Gak adil dong!" cecar Andre. kamu diam. "Kenapa harus Raka kalo masih ada gue? Stop lix, jangan buat diri lu terlihat seperti cewe murahan! L...