•ReadyOrNot•
Acara camping telah berlalu, semua telah kembali ke rumahnya masing-masing begitupun dengan kamu. Saat ini kamu tengah sibuk menyetrika seragam sekolahmu dan juga Andre mengigat besok kalian sudah kembali sekolah.
Hari senin, hari yang menyebalkan.
"Dre, mening kamu kerjain tugas buat besok sana. Nggak ada kerjaan banget ngeliatin mulu, bantuin engga."
Andre mengulum mulutnya, lalu menggeleng pelan. "Maaf, tapi gue lagi sibuk."
"Hah? Sibuk apanya?"
"Mandangin lu."
Sejak pulang camping tadi, sikap Andre menjadi aneh. Dia mengikuti kemanapun kamu pergi dan bersikap manis padamu.
Mungkin dia memanfaatkan keadaan, sebab sebelumnya kamu menyetujui permintaan Andre untuk bersikap biasa saja ketika dirumah. Dia tidak ingin Bundanya tahu permasalahan kalian.
Untuk itu kamu menyetujuinya.
Kamu menghentikan perkerjaanmu sejenak lalu menatap Andre yang sedang duduk manis disamping meja tempat kamu menyetrika.
"Kerjain tugasnya Andre," kamu berucap dengan nada selembut mungkin.
"Ajarin tapi." Andre menarik ujung kaosmu.
"Setrikaan masih banyak Andre. Kerjain sebisa kamu dulu nanti sisanya aku ajarin," Kamu melanjutkan lagi pekerjaanmu.
"Kelamaan, contekin punya lu aja biar cepet ya ya ya," rajuknya.
"Andre mau tau gak rasanya di timpuk sama setrikaan yang panas ini?" Tanyamu.
Tanpa menjawab Andre lekas bangkit dan pergi kearah meja belajarnya. Melihat itu Kamu mengembangkan senyum kemenangan.
•"Beres!"
Kamu mengeliatkan badanmu, pegal. Setelah sekian lama akhirnya semua baju telah rapih tersetrika.
Saat kamu hendak menata baju pada lemari, tanpa sengaja kamu melihat suamimu yang sedang tertidur dimeja belajarnya.
Kamu menghampirinya, untuk siap memarahi Andre. Namun matamu cukup di kejutkan oleh buku tulis matematika Andre yang tergeletak terbuka di samping kepalanya. Ternyata dia sudah mengerjakan semuanya.
Kamu melirik tasmu dan ternyata bukumu masih rapih pada tempatnya tak tersentuh.
Jadi Andre mengerjakannya sendiri? Tapi kenapa jika disekolah dia terlihat seperti murid yang paling bodoh, kamu sungguh heran.
"Anak yang pintar." Kamu tersenyum sembari mengusap lembut rambut hitam Andre.
Sedetik kemudian kamu sadar bahwa kamu sedang berusaha membencinya, dengan cepat kamu menjauhkan tanganmu dari rambut Andre. Setelah itu, kamu bergegas pergi kebawah.
"Mau kemana?" Kamu menoleh.
Kapan dia bangun?
"Dapur," jawabmu. Dia bangun dari duduknya lalu berjalan mengikutimu turun kebawah.
Ketika menuruni tangga Andre terus saja bermain dengan memegang dan menepuk-nepuk pundakmu, seperti anak kecil saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready Or Not! [COMPLETED]
Random"Peluk gue!" Kamu menggeleng. "Kenapa? Nggak mau?! Gue suami lu. Raka aja dapet pelukan lu, masa gue engga. Gak adil dong!" cecar Andre. kamu diam. "Kenapa harus Raka kalo masih ada gue? Stop lix, jangan buat diri lu terlihat seperti cewe murahan! L...