"PANGERAN?!?". Teriak Sooji memanggil Wangnim.
Wangnim terkejut karena Sooji begitu cepat mengenalinya, dia langsung menarik tangan Shojun untuk cepat-cepat lari dari situ. Yon yang tau hal itu langsung menoleh, tapi sayangnya Wangnim sudah pergi dari situ. Sambil berlari Shojun bingung siapa yang di panggil pangeran oleh orang bersama Yon tadi.
"Hei tuan muda, pangeran apa yang dimaksud pria tadi?". Tanya Shojun kepada Wangnim sambil terus berlari.
"Seo sudah menungguku sangat lama aku tidak mau mengecewakan dia, ayo cepat!". Jawab Wangnim yang takut identitasnya ketahuan oleh Shojun.
Shojun hanya mengangkat alisnya karena tidak mendapat jawaban dari pertanyaannya. Shojun mulai curiga dengan identitas Wangnim yang sebenarnya, selama ini Shojun juga tidak tahu pasti rumah ataupun kerabat Wangnim selain dirinya sendiri. Sebenarnya Shojun benar-benar membenci keluarga kerajaan, karena semasa kecilnya dia melihat ibu dan ayahnya di penggal hidup-hidup oleh prajurit kerajaan.
Hatinya mulai curiga tapi Shojun tidak ingin berfikir yang tidak-tidak kepada sahabatnya itu. Wangnim dan Shojun masih berlari menuju tempat Seo dan anak-anak berada, di tengah pelariannya Wangnim melihat seseorang dihadapnya tapi ketika ingin berhenti kakinya malah tersandung.
*BRAAAAKKKKK*
Wangnim yang hampir terjatuh langsung sergap menangkap Seo yang ada di hadapannya. Hampir saja mereka berdua terjatuh, beruntung Wangnim dengan begitu tanggap langsung menangkap Seo. Detak jantung Wangnim kembali cepat, matanya tidak bisa berpaling dari wajah cantik Seo.
"Ekhem!!!". Shojun berdehem.
Seo yang sadar dengan tatapan Wangnim dan takut Yon melihat, langsung mendorong Wangnim untuk menjauh.
"Oh... Maafkan aku, aku tidak sengaja". Ucap Wangnim yang salah tingkah.
"Hmmmmm". Jawab Seo sambil menoleh kearah kanan kiri dan sekitarnya memastikan Yon tidak ada di sudut manapun.
"Ekhem... Ini bukunya, aku bawakan banyak untuk anak-anak". Kata Wangnim dengan menepuk-nepuk dadanya yang masih berdegup kencang.
"Terimakasih". Ucap Seo sambil mengambil buku-bukunya dari tangan Wangnim.
"Mana anak-anak? Aku ingin melihat mereka membacanya". Tanya Wangnim kepada Seo.
"Ayo ikut aku... mereka sedang tidak d sini, mereka ada di rumahku . Karena disini mereka tidak aman dari orang tua mereka". Jawab Seo sambil berjalan menunjukkan arah kerumahnya.
"Hiya... Orang tua miskin disini memaksa anaknya untuk mengemis atau bekerja keras lainnya untuk mendapatkan uang". Sahut Shojun membantu Seo menjawab keadaan orang-orang di desa.
Wangnim hanya mengangguk sambil memikirkan bagaimana bisa rakyat begitu menderita sedangkan orang-orang di istana seperti tidak peduli kepada rakyatnya sendiri.
Merekapun sampai di rumah Seo yang sudah ramai oleh anak-anak yang sedang bermain-main, mereka terlihat bahagia meski hanya bermain lari-larian. Seo segera membuka bukungkusan yang berisi buku-buku yang diberikan oleh Wangnim, dia segera mengecek buku sebelum diberikan kepada anak-anak untuk dibaca.
Seo membuka halaman demi halaman, hingga dia berhenti di satu halaman akhir yang membuat dia heran. Terdapat stempel kerajaan pada halaman akhir, dia mengecek buku lainnya dan ternyata setiap buku terdapat stempel kerajaan yang terlihat begitu asli.
"Hei... Tuan judi!!!". Panggil Seo sambil terus memastikan stempelnya.
"Hmmm...?". Wangnim hanya mengangkat alisnya dan menghampiri Seo.
"Ada apa? Bukunya terlalu bagus ya? Tentu saja bagus karena aku yang memilihkannya". Sambung Wangnim dengan menatap Seo yang masih kebingungan.
"Kenapa kau bisa memiliki buku berstempel kerajaan?". Tanya Seo dengan menunjukkan halaman bukunya.
"Mana???". Shojun terkejut dan ikut melihat stempel yang ada di buku.
"Hah? Hiya ini benar stempel kerajaan, berarti buku ini hanya ada di istana saja". Tegas Shojun dengan yakin.
"Apa?". Wangnim kebingungan menjawab, dia lupa kalau setiap buku kerajaan mempunyai stempel kerajaan.
"Aku...aku... Membelinya di tukang penyalin buku di pasar, aku bahkan tidak sadar kalau itu stempel kerajaan". Jawab Wangnim terbata-bata.
"Kau tidak mencurinya kan?". Seo berusaha meyakinkan darimana buku itu berasal.
"Haha... Tentu saja tidak, memangnya aku lelaki apa?". Jawab Wangnim berusaha meyakinkan Seo dan Shojun.
Ketika mereka asyik berbicara dan berdebat tentang buku-buku itu, anak-anak langsung menyadari kalau Seo membawa buku baru yang bisa mereka baca.
"Nona muda... Ini buku yang sangat bagus, aku baca ya". Teriak Gocan sambil mengambil satu buku dari samping Seo.
"Ah apa? Iya... Iya kalian boleh membacanya, ini buku baru dari Tuan Wangnim... Ayo ucapkan terimakasih kepada Tuan Wangnim". Kata Seo tanpa memperdulikan asal buku sambil menunjuk kearah Wangnim.
"Terimakasih Tuan Wangnim!". Anak-anak begitu kompak mengucapkan terimakasih.
"Iya... Iya...". Jawab Wangnim sambil mengelus-elus kepala salah satu anak disitu.
"Ya sudah, sekarang kau sudah lega kan... Aku pamit pergi dulu". Ucap Wangnim berpamitan.
"Iya, terimakasih ya kau sudah pedulikan anak-anak ini". Kata Seo sambil tersenyum kepada Wangnim.
Wangnim terkejut menerima senyuman manis itu lagi dari wajah Seo, dia langsung memalingkan mukanya dan berjalan pergi agar jantungnya tidak berdetak kencang lagi.
Shojun terlihat hanya diam dan termenung, karena kecurigaan dia semakin kuat kepada Wangnim. Pangeran? Buku kerajaan? Kurang bukti apa lagi untuk meyakinkan kalau dugaannya benar. Wangnim merangkul Shojun untuk mengajaknya ke kedai makan.
"Hei kenapa kau diam saja? Tuan hidung belang?". Tanya Wangnim sambil memperhatikan wajah sahabatnya itu.
Shojun hanya diam dan mengalihkan tangan Wangnim dari bahunya.
"Kau ini kenapa? Ah sudah lah... Ayo kita makan saja, aku yang traktir ya? Karena hari ini aku sangat bahagia". Kata Wangnim dengan berjalan mendahului Shojun.
Hati Shojun tidak tenang, pikirannya selalu bertanya kebenaran tentang siapa Wangnim ini, siapa sahabatnya yang lama dia kenal. Tanpa berfikir panjang dia langsung ...
Apa yang akan dilakukan Shojun ya ???
Penasaran?
Jangan lupa follow dan kasih bintangnya ⭐ ya kakak-kakak yang syantik dan ganteng
Komen juga boleh😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Pilihan Raja
Romancemenceritakan tentang seorang gadis yang terpaksa menjadi pasangan raja. Dia yang harus dengan paksa dijemput ke istana untuk menjadi istri seorang raja, karena gadis ini sudah menjadi pilihan raja. Dimana keputusan raja tidak bisa diganggu dan ditol...