19. Sandiwara Untuk Bertemu

536 26 0
                                    

"Yang mulia!!! Apa yang anda lakukan?". Tanya Kasim Lee dengan nada yang keras karena terkejut dengan perlakuan Wangnim.

Ternyata ketika Wangnim membuka matanya yang ada dihadapannya adalah Kasim Lee yang berusaha membangunkannya dari tidur pulas. Wangnim yang mengetahui kalau tangan yang dia pegang dengan mesra adalah tangan Kasim Lee langsung mendorong Kasim Lee menjauh darinya.

"APA YANG KAU LAKUKAN DI DALAM KAMARKU KASIM LEE!!!". Teriak Wangnim dengan matanya yang melotot.

"Ampun Yang Mulia, saya hanya ingin membangunkan anda". Kata Kasim Lee sambil membukukan badannya dihadapan Wangnim.

"Siapa yang menyuruhmu masuk kesini?!? Dasar Kasim tidak berguna!!!". Teriak Wangnim dengan kesal kepada Kasim Lee.

"Saya sudah memanggil Anda dari luar yang mulia, tapi anda masih tertidur. Ini sudah hampir siang yang mulia...". Belum selesai Kasim Lee berbicara, Wangnim langsung memotongnya.

"Hiiisssss... Kau ini memang sekarang sudah siang?". Tanya Wangnim yang masih kesal kepada Kasim Lee.

"Iya yang mulia, guru Won sudah kemari 2 kali tapi anda masih tertidur pulas". Jawab Kasim Lee dengan sabar.

"Kemari 2 kali?!? Seo?... Sudahlah cepat siapkan air untuk aku mandi dan bersiap, katakan pada guru Won aku akan menemuinya sebentar lagi". Kata Wangnim yang teringat janjinya kepada Seo hari ini.

"Baik Yang mulia". Jawab Kasim Lee sambil pergi keluar kamar.

Kasim Lee berjalan keluar untuk menyiapkan apa saja yang dibutuhkan Wangnim terlihat dia sedang tertawa kecil mengetahui kalau pangeran tampan itu sedang jatuh cinta kepada seseorang, Kasim Lee belum pernah melihat Wangnim sekarisma dan seceria tadi.

"Seo??? Terdengar seperti nama seorang gadis. Hehehehe, rupanya pangeran kecilku sudah menjadi orang dewasa yang mulai mengenal cinta... Huuufff serasa baru kemarin aku menggendongnya". Ucap lirih Kasim Lee sembari berjalan cepat.

Setelah Wangnim sudah siap untuk menemui guru Won, dia teringat buku yang ia janjikan kepada Seo kemarin.

"Kasim Lee... Kau sudah siapkan buku untuk aku berikan kepada anak-anak?". Tanya Wangnim kepadanya Kasim Lee yang saat itu memasangkan sabuk dibajunya.

"Sudah Pangeran, saya sudah siapkan nanti akan saya ambilkan untuk anda". Jawab Kasim Lee dengan lembut.

Wajah Wangnim mulai bahagia, senyuman begitu lebar, badannya tegap dengan penuh kepercayaan dirinya. Dia sudah siap dan bergegas bertemu Guru Won untuk belajar kemudian cepat-cepat untuk menemui Seo. Tapi karena Wangnim lebih suka dengan bersenang-senang daripada belajar bersama guru yang membosankan, akhirnya pikiran bulusnya muncul agar dia tidak belajar dan langsung bertemu Seo.

"Baiklah... Akan ku mulai hari ini dengan hati yang hmmmm...". Kata Wangnim kepada dirinya yang ada di cermin sembari mengepalkan tangan kanannya dan tangan kirinya memegang dadanya yang berdegup kencang.

Wangnim pun menemui Guru Won dengan ditemani oleh Kasim Lee dan para dayangnya di tempat biasanya mereka bertemu. Guru Won terlihat sedikit kesal menunggu Wangnim, tapi dia mencoba sabar menghadapi adik Raja Gyeongjong ini.

"Ekhem... Apa anda mimpi indah yang mulia? Sehingga anda tidak bangun pagi-pagi". Tanya guru Won yang tidak menatap wajah Wangnim sama sekali.

"Bukan urusanmu guru Won, kau marah? Maafkan aku... Hmmm... aku sedang tidak enak badan, rasanya menggigil". Wangnim mulai bersandiwara agar guru Won mengizinkannya untuk istirahat dan segera pergi menemui Seo.

Dia memasang wajah memelas, tangannya memegang dahinya sendiri seolah-olah dia sedang demam, setelah memegang dahinya dia berpura-pura lemas tidak berdaya. Heran melihat sang pangeran begitu tidak berdaya, Guru Won pun khawatir akan terjadi apa-apa dengan Pangeran Youngnim.

"Pangeran Youngnim? Kau tidak apa-apa? Kasim Lee... Ada apa dengan pangeran?". Tanya Guru Won sambil memegangi badan Wangnim yang lemas.

Kasim Lee langsung menghampiri Wangnim dan guru Won sembari memegang dahi pangeran.

"Kenapa? Tadi dia tidak......". Belum selesai Kasim Lee berbicara, Wangnim dengan sergap mencubit kaki Kasim Lee dengan matanya yang melotot memberi kode agar Kasim Lee ikut dalam sandiwaranya. Kasim Lee yang sudah lama bersama pangeran langsung paham dengan kode-kode yang diberikan oleh Wangnim.

"Tad... Tadi dia tidak enak badan tapi dia kuat berjalan, iya... Dia berusaha belajar bersamamu agar raja senang". Alasan Kasim Lee untuk membantu sandiwara Wangnim.

"Kenapa kau tidak bilang? Kalau raja sampai tau aku akan di penggal". Jawab guru Won yang begitu terlihat khawatir.

Mereka berusaha mengangkat pangeran untuk dibawa ke kamarnya agar beristirahat. Ketika mereka berusaha membawa pangeran yang sedang bersandiwara itu, seseorang datang.

"Ada apa dengan Pangeran Youngnim?!?". Terdengar suara tegas dari....









Siapa saja ya yang khawatir sama Wangnim ???

Penasaran?

Jangan lupa follow dan kasih bintangnya ⭐ ya kakak-kakak yang syantik dan ganteng

Komen juga boleh😚

Tengkyu sudah support
Support kalian membuatku semangat!!!

Wanita Pilihan RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang