Seo yang sedang sibuk bercerita tiba-tiba terpotong karena anak perempuan yang ada dihadapannya menunjukkan kearah belakang Seo sembari berkata,
"Nona... 2 tuan muda itu dari tadi memperhatikanmu, apa mereka temanmu?". Tanya anak perempuan itu sambil tangannya menunjuk kearah belakang Seo.
Seo yang bingung dengan apa yang dimaksud anak perempuan itu. Dia langsung menoleh kearah belakang, Seopun melihat orang yang dimaksudkan anak perempuan itu adalah Wangnim dan Shojun. Dia bingung kenapa Wangnim dan Shojun bisa berdiri disana, Seo langsung mengambil sepatu yang ia kenakan kemudian melemparkannya kearah Wangnim dan Shojun dengan kencang.
*BBUUUUKKK!*
Lemparan itu pun mengenai punggung Wangnim yang sedang berbicara dengan Shojun. Wangnim pun terkejut Karena lemparan Seo, dia dan Shojun mulai panik karena Seo sadar kalau sedang di awasi. Tapi Wangnim membereskan bajunya agar tidak terlihat sedang memperhatikan Seo dan memasang mukanya yang angkuh. Seo langsung berjalan cepat kearah mereka dengan mukanya yang geram.
"Berani-beraninya kalian mengintip gadis sepertiku!!!". Kata Seo dengan nada yang tinggi sambil mengambil sepatu yang sudah dilemparnya tadi.
"Siapa yang mengintip kau?". Ucap Wangnim dengan mempertajam tatapannya kepada Seo.
"Wangnim yang merencanakan ini nona, aku tidak ikut campur". Kata Shojun dengan muka memelas.
"Tidak ikut campur katamu? Dasar kalian ini tidak tau malu! Berani-beraninya mengikutiku sampai kesini". Seo geram dengan perlakuan mereka yang sudah mengawasinya.
Seo langsung memukuli Wangnim dengan sepatu yang ada ditangannya saat itu.
"Hmmm!!! Hmmm!!! Rasakan ini!!! Rasakan!!! Dasar Tuan penguntit!!!". Ucapnya sambil memukuli Wangnim dengan sekuat tenaga.
"Aw... Aw... Aw...!!! Sakit sakit sakit!". Wangnim terlihat kesakitan terkena pukulan dari Seo, karena tidak tahan Wangnim langsung menarik tangan Seo.
"Hentikan! Sakit kau tau?!?". Ucap Wangnim yang kesakitan.
Seo tetap menatap Wangnim dan Shojun dengan kesal, tapi dia menarik nafas dalam-dalam untuk mengontrol emosinya.
"Lepaskan genggamanmu itu! Kau pikir tanganku kayu yang kau genggam seerat itu? Bisa-bisa tanganku patah. LEPASKAN!". Gertak Seo sambil menarik tangannya dari genggaman Wangnim.
"Hiiihhh!!! AKU KESAL!". Ucap Seo dengan kembali memukuli Shojun yang ada di sebelah Wangnim.
"Ampun... Ampun... Nona, iya iya aku salah... Ampun". Kata Shojun yang juga merasakan kesakitan dengan pukulan Seo.
"Kubilang hentikan!!!". Ucap Wangnim sambil menarik tangan Seo lagi agar berhenti memukuli Shojun.
"Baiklah! Lalu kenapa kau mengikuti ku?". Tanya Seo Kepada Wangnim dan Shojun.
"Wangnim sedang merindukanmu nona". Celetuk Shojun dengan memegang lengannya yang sakit karena pukulan Seo.
Wangnim yang terkejut oleh jawab Shojun langsung memelototinya, Shojun hanya tertawa kecil melihat Wangnim.
"Aku dan Shojun tidak sengaja melihatmu disini, kami hanya ingin tau apa yang kau lakukan dengan anak-anak miskin itu". Jawab Wangnim dengan tenang agar tidak ketahuan kalau dia mengikuti Seo.
"Benarkah kejadiannya seperti itu?". Seo meyakinkan lagi alasan dari Wangnim.
"Dia berbohong nona!". Shojun menjawab lagi dengan wajah yang memelas.
Wangnim yang lagi-lagi terkejut dengan jawaban Shojun langsung merangkulnya dengan kencang dan menepuk-nepuk punggungnya dengan keras.
"Mana mungkin aku berbohong wahai sahabatku yang baik hati". Kata Wangnim sambil terus menepuk punggung Shojun dan memberi kode-kode dari matanya.
Shojun hanya menjawabnya dengan anggukan saja.
"Baiklah kalau begitu, aku hanya mengajari mereka membaca saja" . Jawab Seo dengan nada bicara yang sudah tenang.
"Ku dengar tadi kau butuh buku, apa itu benar?". Tanya Wangnim sambil memasang wajah yang mulai lembut.
"Iya sebenarnya aku hanya punya beberapa buku untuk mereka tapi ternyata mereka sudah membacanya berulang kali sampai mereka bosan". Kata Seo dengan memandang kearah anak-anak yang saat itu sedang bermain.
"Aku punya banyak sekali buku, apa kau mau menerima jika aku memberikannya untuk mereka?". Dengan senyum lebar Wangnim menawarkan buku kepada Seo.
"Benarkah? Aku sangat senang sekali jika kau mau membantu anak-anak miskin ini". Jawab Seo yang bahagia mendengar tawaran Wangnim.
"Besok siang aku akan membawakannya kemari untukmu". Kata Wangnim sambil tersenyum.
"Wah kau ini baik sekali rupanya, terimakasih ya". Ucap Seo dengan senyuman lebar di wajahnya sambil menggenggam lengan Wangnim.
Jantung Wangnim seketika berdetak kencang melihat senyuman lebar diwajah Seo dan genggaman tangannya yang secara tiba-tiba. Wajah Wangnim mulai memerah, dia tanpa sadar memegang dadanya karena merasakan jantungnya tidak pernah berdegub sekencang itu sebelumnya.
"Hei! Kau kenapa? Wajahmu memerah, apa kau demam?. Tanya Seo yang melihat wajah Wangnim mulai memerah.
Di tengah perbincangan mereka terdengar suara pria memanggil Seo dari belakang Seo.
"Seo!!!..."Siapa ya yang memanggil Seo secara tiba-tiba???
Penasaran?
Jangan lupa follow dan kasih bintangnya ⭐ ya kakak-kakak yang syantik dan ganteng
Tengkyu sudah support
Support kalian membuatku semangat!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Pilihan Raja
Romansamenceritakan tentang seorang gadis yang terpaksa menjadi pasangan raja. Dia yang harus dengan paksa dijemput ke istana untuk menjadi istri seorang raja, karena gadis ini sudah menjadi pilihan raja. Dimana keputusan raja tidak bisa diganggu dan ditol...