34. Semu

531 26 5
                                    

Merekapun mengikuti Wangnim masuk kedalam dapur tapi ketika mereka sudah masuk kedalam dapur mereka malah dikejutkan oleh mayat dayang yang sudah tergantung di atas dapur istana, mereka mencurigai kalau orang uang barusan masuk ke dapur istana ada hubungannya dengan dayang ini. Karena bisa jadi dayang ini adalah saksi ataupun bukti kalau ada orang lain yang menyuruhnya meracuni pangeran Yoghu.

Yon dan Sooji berusaha mencari seseorang yang tadi masuk mendahului mereka tapi hasilnya nihil, tidak ada jejak orang lain di dalam dapur istana.

Mereka menurunkan mayat dayang dapur itu dan berusaha mencari bukti dari mayat itu, Sooji mencoba merogoh saku celemek dayang dapur itu, dia menemui surat dan sebuah kantung.

"Apa ini?". Tanya Sooji sambil mengangkat surat dan kantung.

"Coba aku lihat". Jawab Yon mengambil surat dari tangan Sooji.

"Kantung ini berisi perhiasan mahal, bagaimana mungkin dayang dapur mempunyai perhiasan semahal ini?". Ucap Sooji dengan membuka kantungnya.

"Ini surat perizinan keluar istana, apa ada yang menulis ini untuknya?". Kata Yon setelah membaca isi suratnya.

"Apa?!? Hanya anggota inti yang boleh menulis surat seperti itu". Jelas Sooji terkejut.

"Ini tandanya sebelumnya ada perjanjian dari seseorang, siapa yang ada di balik semua ini?". Yon dan Sooji mulai bingung.

"Sooji diamlah sebentar". Tiba-tiba Yon seperti mendengarkan sesuatu.

Sooji mencoba diam tidak berkata apa-apa.

"Maksudku diam dan jangan bernafas". Sambung Yon sambil menatap Sooji.

Sooji hanya membalas tatapannya dengan kebingungan.

Ternyata Wangnim masih ada di dalam dapur istana, dia bersembunyi di atas pilar dapur istana tepat di atas Yon dan Sooji.

"Hei kau ini kenapa? Kau ingin aku mati dengan melarangku bernafas? Oh... Aku tau rupanya kau masih sakit ya, cobaku periksa dahimu haaaaiiissss...". Ucap Sooji sambil memegang dahi Yon.

"Apa kau tidak mendengar? Ada suara nafas orang lain selain kita berdua". Jelas Yon tentang apa yang dia dengarkan.

Wangnim langsung menutup hidung dan mulutnya dengan tangan agar Yon tidak mendengarkannya lagi.

Sooji berusaha mendengarkan suara di sekitarnya bahkan dia mencoba mendengarkan Nafas dari mayat dayang yang sudah mati.

"Aku tidak mendengarkan apa-apa Yon, kau sudah minum obatmu belum?". Tanya Sooji meyakinkan kalau itu hanya halusinasi Yon saja.

"Bagaimana bisa? Hari ini aku salah dengan instingku lebih dari satu kali". Gumam Yon sambil memegangi kepalanya.

"Mungkin efek racunnya memengaruhi otakmu, jangan terlalu di pikirkan... Kita panggil prajurit kerajaan saja untuk mengangkut mayat ini, ayoo". Ajak Sooji sambil memegang bahu Yon.

Sooji dan Yon pun segera pergi untuk memanggil prajurit dan badan penyelidik mayat untuk menganalisa dayang dapur tadi.

Setelah mengetahui kalau Yon dan Sooji sudah pergi dari dapur, Wangnim langsung turun dari atas.

"Kenapa dia bisa sepeka itu? Suara nafas saja dia bisa dengar? Pantas saja Raja Gyeongjong memilihnya, jangan-jangan waktu itu dia mendengarkan detak jantungku ketika bertemu Seo, laki-laki macam apa Yon ini". Gumam Wangnim sembari memperhatikan mayat dayang.

"Aneh sekali, kenapa mayat ini tidak membuka mulutnya sama sekali? Padahal dia mati gantung diri... Bagaimana juga dia bisa punya perhiasan mahal?, Jangan... Jangan...". Wangnim menyadari mungkin Ratu Choi ada di balik semua ini.

Wanita Pilihan RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang