23. Buah Kebohongan

457 30 1
                                    

Tanpa berfikir panjang dia langsung berteriak memanggil Wangnim.

"PANGERAN YOUNGNIM". Teriak Shojun dari belakang.

Wangnim langsung menoleh dan tersenyum kepada Shojun. Beberapa detik dia tersadar kalau Shojun memanggilnya pangeran Youngnim, seketika itu dia berbalik badan dan memukul dahinya.

"Haiiisss kenapa aku bodoh sekali, kenapa aku menoleh kearahnya?". Guman Wangnim yang kemudian berusaha tenang.

"Hei kau memanggil siapa?". Tanya Wangnim sambil menghampiri Shojun.

"Jangan bersandiwara lagi! Dari seseorang yang memanggilmu pangeran, buku yang hanya ada di istana saja. Kau mau membohongi aku berapa lama lagi? Hah?". Kata Shojun dengan memalingkan wajahnya.

"Aku tidak berbohong kepadamu, aku hanya... Aku hanya ingin berada di dekatmu saja". Jawab Wangnim sambil memegang bahu Shojun.

"Apa lagi? Rahasia sebesar ini kau sembunyikan dariku! Kau tau aku membenci keluarga kerajaan, bahkan kau katakan kau juga benci Raja! Ucapanmu bohong! Memang semua keluarga kerajaan apalagi pangeran sepertimu bisa berbuat seenak hati tanpa memikirkan perasaan dan keadaan orang lain!!!". Bentak Shojun yang merasa kecewa kepada sahabatnya itu.

"Aku memang membenci Raja, aku bukan seperti mereka yang ada di dalam sana. Aku lebih suka berada di luar istana bersenang-senang denganmu". Ucap Wangnim sambil terus berusaha meyakinkan Shojun.

"Pulanglah... Pergilah... Nikmati saja kedudukanmu di istana!". Jawab Shojun yang membalikkan badannya dan berjalan perlahan meninggalkan Wangnim.

"Apa salahku? Yang membunuh orang tuamu bukan aku, yang mempersulit rakyat di desa ini bukan aku... Bagaimana mungkin semua dosa mereka menjadi tanggung jawabku? Sekarang jika aku pun mengaku dari awal adalah pangeran, siapa yang mau berteman denganku?!? JAWAB AKU!!! SIAPA?!? Apa aku bisa sebebas ini? dengan mengaku diriku Wangnim sang raja judi? Apa aku salah ingin mendapatkan seorang teman yang bisa menerimaku tanpa melihat drajat seorang pangeran? Adakah yang akan menggandeng tanganku, memukul bahuku, merangkul badanku ini? Jika aku mengaku sebagai pangeran?!? tidak ada yang berani memegangku, mereka hanya memasang muka palsu di hadapan keluarga kerajaan... TIDAK BISAKAH KAU BISA MENGERTI?!?". Jelas Wangnim yang tidak ingin kehilangan sahabatnya itu.

Nafas Wangnim hampir habis meluapkan keluhannya dengan penuh emosi, berharap sahabatnya bisa mengerti alasan dibalik kebohongan dia lakukan.

Shojun menghentikan langkahnya, matanya berkaca-kaca, hatinya begitu kecewa, tapi di lain sisi Wangnim yang hanya mengerti keadaannya.

"Pergilah... Aku ingin sendiri, jangan temui aku lagi". Ucap Shojun sambil melanjutkan langkahnya untuk pergi.

"Shojun! Dengarkan aku dulu". Wangnim bersikukuh menjelaskan dan mengikuti langkah Shojun.

"Aku bilang padamu Yang Mulia, aku rakyatmu yang ingin sendiri... Kumohon berhenti dan pergilah". Kata Shojun sambil terus melangkah.

Wangnim mengehentikan langkahnya dengan terus berharap Shojun akan berbalik badan untuk menerima maafnya, tapi sampai jauhpun Shojun tidak sedikitpun menoleh kearahnya.

Wangnim begitu sedih kehilangan sahabatnya, dia kesal kepada dirinya sendiri yang selalu egois, tidak mau mengalah dan tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan orang lain.

Diapun berjalan pulang sembari memukuli dirinya sendiri, menendang semua batu dan kerikil yang ada dihadapannya.

Tak terasa dia sudah sampai di pintu istana, hatinya dan pikirannya tidak tenang memikirkan Shojun yang terlihat sangat kecewa padanya. Dia terus berjalan sambil melamun menuju kamarnya.

"Yang Mulia Pangeran". Sambut Kasim Lee dengan penuh senyuman.

Wangnim hanya terdiam tidak memperdulikan sambutan dari kasimnya, dia hanya terus berjalan kedalam kamarnya kemudian duduk termenung.

"Anda sakit yang mulia?". Tanya Kasim Lee kebingungan.

Wangnim hanya menggelengkan kepalanya.

"Anda lapar yang mulia?". Tanya Kasim Lee untuk memastikan keadaan Pangeran.

Wangnim tetap menggelengkan kepalanya.

Kasim Lee terlihat sangat kebingungan dengan tingkah Wangnim, dia berusaha menemukan jawaban yang tepat. Beberapa detik wajahnya seperti menemukan sesuatu, Kasim Lee berfikir Wangnim patah hati karena di tolak oleh seorang gadis bernama Seo.

"Aha! Cinta anda tidak diterima oleh gadis bernama Seo itu?". Tanya Kasim Lee sambil mengangkat-angkat alisnya.

Wangnim langsung menatap tajam Kasim Lee yang bertanya seperti itu di hadapannya, tangan Wangnim mengambil buku yang ada di belakangnya kemudian melemparkannya ke depan Kasim Lee.

"Apa katamu?!? Bagaimana mungkin pria tampan sepertiku di tolak seorang gadis? Kasim macam apa kau ini? Kau menghinaku?!?". Gertak Wangnim dengan mengerutkan keningnya.

"Ampun yang mulia, bukan itu maksud saya". Ucap Kasim Lee ketakutan.

"Hah pergilah... Aku ingin mandi, siapkan air untuk berendam". Perintah Wangnim kepada Kasim Lee.

Kasim Lee bergegas keluar kamar untuk menyiapkan air berendam Wangnim. Wangnim masih memikirkan Shojun, dia bingung harus melakukan apa. Sampai sehabis mandipun dia masih kebingungan, dia berjalan kesana kemari didalam kamarnya, memegang dahinya dan berfikir keras.

Kasim Lee khawatir dengan apa yang terjadi pada Pangerannya, dia ingin bertanya tapi takut akan salah bicara. Hingga makan malam tiba, Wangnim tidak menyentuh makanannya sama sekali.

"Haiiisss... Aku ingin mencari udara segar saja, mungkin udara malam dapat menenangkanku". Kata Wangnim sambil keluar kamarnya.

Kasim Lee mengikutinya keluar kamar dan menyuruh para dayang mengawal Wangnim, tapi belum sampai Kasim Lee berjalan dibelakangnya Wangnim melarangnya untuk mengikutinya.

"Jangan mengikutiku... Aku hanya ingin sendiri". Kata Wangnim sambil berjalan menuju gazebo istana.

Dia berjalan berlahan menikmati hembusan angin malam, menatap bintang-bintang di langit yang cerah.

Tapi belum sampai di gazebo, dari kejauhan terlihat Ratu Choi dan para dayang sedang buru-buru kesuatu tempat. Wangnim yang saat itu ingin tau kemana ibunya akan pergi langsung mengikutinya dari belakang.

Akhirnya Ratu Choi berhenti di depan ruangan salah satu Mentri kerajaan yang tidak lain adalah...








Kenapa ya kira-kira Ratu Choi ketempat Menteri istana malam-malam?

Penasaran?

Jangan lupa follow dan kasih bintangnya ⭐ ya kakak-kakak yang syantik dan ganteng
Tengkyu sudah support

Komen juga boleh 😚

Support kalian membuatku semangat!!!

Wanita Pilihan RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang