26. Pesta Dimulai

508 25 2
                                    

Berbeda dengan Seo yang saat itu sudah terlihat cantik dengan baju indahnya dan riasan sederhana diwajahnya. Dia masih belum bisa meninggalkan cermin yang ada di depannya untuk membenahi apa yang kurang di wajahnya, berkali-kali membereskan rambutnya agar terlihat lebih cantik.

"Cantik sekali putriku". Ucap Sang ayah sambil melangkah memasuki kamar Seo.

"Benarkah? Putri ayah ini kan memang cantik". Jawab Seo dengan memakai pewarna bibir.

"Ayah punya sesuatu untukmu". Kata Tuan Jongjee see sembari menaruh sebuah kota di meja Seo.

"Apa ini ayah? Terlihat begitu cantik". Tanya Seo sambil membuka kotak itu.

"Wah indah sekali? Ini untukku?". Sambung Seo mengambil binyeo indah di dalam kotak tadi.

"Itu milik ibumu, Ayah menyimpannya untukmu. Setelah kau menikah kau bisa menggunakannya". Ucao Tuan Jongjee dengan matanya yang berkaca-kaca menatap Seo.

"Ohh... Ayah... Jangan menatapku seperti itu". Seo pun mendekati ayahnya dan memeluknya.

"Ayah terimakasih ya kau sudah menjagaku sampai detik ini, maafkan aku jika aku sangat menyebalkan". Ucap Seo dengan mempererat pelukannya.

"Putri ayah selalu cantik, tapi kenapa kau memeluk ayahmu yang tua Bangka ini dengan begitu erat? Sampai ayahmu ini susah bernafas... Sudah hari hampir gelap cepatlah pergi, putriku sangat cantik hari ini". Kata Tuan Jongjee menyuruh Seo bergegas pergi.

Seo pun mencium pipi Tuan Jongjee kemudian mengambil jubahnya dan bergegas pergi ke tempat dia membuat janji dengan Yon. Dengan penuh senyuman di wajahnya dan langkah yang begitu pasti. Pohon persik terletak di daerah pinggiran pasar, dekat dengan hutan bambu dan jembatan penghubung antara pasar dan desa Seo.

Di balik kebahagiaan Seo, Yon sangat sedih karena dia lupa dengan janjinya kepada Seo hari ini. Sedangkan Yon harus melaksanakan perintah dari Raja Gyeongjong untuk memantau para penghianat raja.

Yon kebingungan apa yang harus dia lakukan, tidak ada waktu untuk menemui Seo karena beberapa menit lagi acara di istana akan di mulai sedangkan Seo dan Yon membuat janji ketika matahari sudah tenggelam.

Sementara itu di Istana terlihat Raja Gyeongjong yang mulai duduk di singgasananya bersebelahan dengan kursi Wangnim yang berada di sebelah kiri dan sebelah kanan adalah kursi Ratu Choi. Ketika Wangnim datang, Raja Gyeongjong langsung memeluknya dengan penuh kasih sayang.

"Panjang umur untuk anda Yang Mulia Raja". Ucap Wangnim membalas pelukan Raja.

"Terimakasih Pangeran, duduklah dan nikmati hidangannya". Jawab Raja Gyeongjong sambil menepuk-nepuk punggung Wangnim.

Ratu Choi yang memperhatikan mereka berpelukan memasang wajah sinisnya, Wangnim tidak memperdulikan Ratu Choi dan segala ambisinya lagi. Sehingga saat itu dia tidak melihat ataupun memandang ibunya.

"Ayo duduklah pangeran, lihat banyak gadis-gadis Putri para menteri kerajaan. Adakah dari mereka yang kau suka?". Ucap Raja Gyeongjong sambil duduk di singgasananya.

"Tidak Yang mulia, mereka tidak mempunyai daya tarik bagiku". Jawab Wangnim dengan wajah datarnya.

"Kau tidak tertarik pada wanita? Hahahaha... Adikku ini memang sangat humoris?". Kata Raja Gyeongjong sambil merangkul bahu pangeran.

"Hah??? Hahahha... Iya". Ucap Wangnim yang memaksa tertawanya.

Pesta pun dimulai, istana begitu terang dengan lampu-lampu di setiap sudutnya, musik bergenderang tanpa henti. Raja begitu bahagia dengan hiburan-hiburan yang ada, tapi Wangnim tetap tidak tertarik dia hanya minum dan makan saja. Waktu tidak berjalan lama hingga para wanita penghibur mulai memasuki latar istana untuk menari di hadapan Raja. Para menari itu terlihat cantik dan lihai dalam mengikuti lantunan musik iringan.

Wangnim yang merasa bosan seketika salah fokus dengan salah satu penari yang ada didepannya, dia adalah gadis idaman Shojun yang dimaksudkan Shojun saat terakhir bertemu Wangnim kemarin. Dia langsung teringat ingat kalau ibunya dan menteri Kim merencanakan sesuatu, seketika itu dia Melihat sekeliling istana tapi belum ada hal yang mencurigakan sama sekali. Padahal dalam rencana Ratu dan menteri Kim adalah saat para penari sudah memasuki latar istana.

Wangnim terus memperhatikan para penari  karena salah satu dari mereka adalah suruhan menteri Kim. Sesekali dia melihat Raja yang sangat terhibur dan fokus pada para penari cantik.

Hingga Wangnim sadar kalau gadis idaman Shojun itu memperhatikan Raja tanpa jeda, mata tajamnya tertuju pada Raja terus menerus.  Sampai gadis itu mengangkat dan membuka kipasnya keatas kepala. Terlihat...









Seperti apa rencana jahat Ratu Choi dan menteri Kim???

Penasaran?

Jangan lupa follow dan kasih bintangnya ⭐ ya kakak-kakak yang syantik dan ganteng
Tengkyu sudah support

Komen juga boleh 😚

Support kalian membuatku semangat!!!

Wanita Pilihan RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang