3. Bayanganmu Mengikutiku

2.4K 112 5
                                    

Ternyata Wangnim dibawah ke suatu tempat yang gelap, hanya ada cahaya bulan yang masuk dari celah-celah ruangan.

Terlihat Wangnim yang dipegangi oleh 2 orang misterius dengan keadaan berlutut mulai menggerak-gerakkan kepalanya tanda dia sudah sadar dari pingsan.

"Hei siapa kalian lepaskan aku!!! Kurang ajar sekali kalian membawaku dengan keadaan tidak sadar!!! Hei... Jawab aku!?!". Suara Wangnim yang semu-semu karena tertutup oleh kain penutup muka.

Dihadapan Wangnim ada seseorang yang hanya terlihat sebuah bayangan. "Kurang ajar katamu?". Ucap pria dalam kegelapan itu dengan tegas.

Wangnim berusaha mengenali suara pria tegas tersebut karena menurut Wangnim suara itu cukup familiar baginya.

"Yang Mulia???". Tanya Wangnim untuk meyakinkan bahwa itu suara Raja Gyeongjong kakaknya sendiri.

Orang berbaju hitam yang memegangi Wangnim pun membuka kain penutup kepala agar Wangnim bisa melihat pria yang ada dihadapannya, pria itupun mendekat kearah cahaya bulan agar terlihat lebih jelas dan benar itu adalah yang mulia raja.

"Pangeran Youngnim, belum puas kau bermain diluar sana? Membuang-buang uangmu hanya untuk bermain-main tidak jelas, harusnya kau belajar menggunakan waktumu untuk memperbanyak ilmu di istana". Kata raja Gyeongjong menasehati Wangnim.

"Apa yang kau tau tentang aku, yang mulia? Kau saja sibuk dengan urusan politik istana mengorbankan banyak rakyat tidak bersalah, jangan berusaha menjadi penasehatku!!!". Jawab Wangnim dengan nada sedikit tinggi.

"Jangan kau tinggikan nadamu dihadapan seorang Raja, kau yang tidak mengerti apa-apa terlalu keras kepala hentikan omong kosongmu kau hanya cukup belajar !!!". Saut raja Gyeongjong dengan nada yang ikut meninggi.

Sambil membelakangi Wangnim, Raja Gyeongjong memerintahkan pengawalnya dan Kasim istana kediaman Pangeran Youngnim untuk membawanya ke istana tempat tinggal Pangeran.

"Bawa dia ke kamarnya kunci semua gerbang keluar masuk istana Pangeran, bawa pengawalku untuk menjaga semua sudut istana dan kamar Pangeran, jangan biarkan Pangeran keluar istana lagi! PAHAM KALIAN!!!". Ucap Raja Gyeongjong dengan tegas.

"Baik Yang Mulia". Jawab para pengawal dan Kasim dengan keras tanda mereka menjaga amanah dari Raja.

Merekapun membawa Wangnim ke kamarnya dengan sedikit memaksa, namun Kasim Lee, Kasim yang dekat dengan pangeran langsung mengatakan, "Lepaskan Pangeran!!! Kalian kira pangeran tidak bisa berjalan sendiri". Kasim Lee mengatakan itu sambil membersihkan baju pangeran yang kotor.

"Heh! Tidak sopan sekali memang kalian ini bagaimana mungkin seorang pangeran seperti aku diperlakukan layaknya tahanan ". Ujar Wangnim sambil merapikan lengan baju dimana dia diikat dan dipegangi.

"Kalian ingin aku bawa ke penjara?!? Iiisshhh dasar pengawal tidak berguna". Sambung Wangnim sambil mengepalkan tangannya seolah-olah ingin memukuli para pengawal yang ada dihadapannya, sedangkan para pengawal hanya diam dan menundukkan pandangannya.

"Silahkan Pangeran". Kata Kasim Lee dengan mempersilahkan Wangnim berjalan didepannya menuju ke kamar pangeran.

Sesampainya di kamar, Wangnim segera mengganti bajunya kemudian bersiap-siap untuk tidur. Dia mulai menarik selimutnya, perlahan menaruh kepalanya ke bantal

"AAUUWW!!!"

Wangnim kesakitan ketika belakang kepalanya mulai menyentuh ke bantal seketika itu dia ingat kalau dia tadi siang mendapatkan lemparan dari gadis aneh di pasar. Tapi sambil memejamkan mata dia memikirkan keadaan gadis aneh yang tadi siang di tabraknya dengan keras sampai terjatuh.

Sambil memejamkan mata dia bergumam, " kenapa aku jadi memikirkan gadis aneh itu?". Diapun membalikkan badannya sambil menutup mukanya dengan selimut.

Tidak lama kemudian dia membuka selimutnya dan mulai berteriak, "DASAR ANEH KENAPA KAU MEMASUKI PIKIRAN KU!!!".

Suara Wangnim sampai terdengar oleh Kasim dan dayang-dayang yang berada didepan kamarnya.

"Yang mulia apa kau baik-baik saja?". Kata Kasim Lee dari luar untuk memastikan Wangnim baik-baik saja.

"DIAM KAU AKU SEDANG MENGALAMI DEPRESI TINGKAT PANGERAN". Teriak Wangnim dari dalam kamarnya.

Dia memegang kepalanya dengan erat Karena terlihat dia masih tidak bisa melupakan gadis itu.

"Apa aku ganti saja ya bajunya yang kotor tadi untuk permintaan maaf, apa aku bawa dia ke tabib? Apa yang harus aku lakukan agar bayangannya pergi dari pikiranku, jangan-jangan Dia sengaja menghantuiku hiiih...". Gumam Wangnim sambil menutup matanya dan berusaha untuk tidur.

Mentari mulai menyinari Istana, suara burung terdengar merdu dan daun-daun basah terkena embun tapi tiba-tiba terdengar suara "JANGAN...JANGAN BUNUH AKU!!!"...

Wanita Pilihan RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang