25. Kecewa

467 26 0
                                    

Tidak ingin terus terbayang oleh mimpi buruknya, Seo merencanakan untuk pergi berjalan-jalan sebentar ke pasar membeli aksesoris wanita agar terlihat lebih cantik di depan Yon nanti.

"Kau ingin kemana putriku?". Tanya Tuan Jongjee kepada putrinya yang sudah rapi.

"Oh ayah kau sudah bangun? Aku hanya ingin berjalan-jalan mencari angin saja... Ini terlalu pagi untuk ayah bangun, beristirahatlah lagi nanti akan aku siapkan makanan untuk ayah". Jawab Seo dengan penuh perhatian kepada ayahnya.

"Sudahlah Seo ayah juga ingin menghirup udara pagi buta ini". Kata Tuan Jongjee sambil menghirup udara segar.

"Aku pergi dulu ya ayah... Dadaaaa...". Seo pamit pergi dengan melambaikan tangan.

Tuan Jongjee membalas lambaian tangan Seo sambil tersenyum lebar.

Seo berjalan menuju pasar sembari sesekali menghela nafas panjang, merasakan kesejukan pagi, melihat sekeliling desa dan langit yang begitu cerah seakan-akan memahami perasaan Seo hari ini.

Sesampainya di pasar Seo berjalan menuju ke toko aksesoris wanita, melihat-lihat aksesoris yang cocok untuk bajunya dan memilih aksesoris rambut yang serasi dengan bajunya nanti.

"Ayo silahkan nona muda, disini model aksesorisnya sangat indah". Ucap bibi penjual yang ada di belakang meja dagangnya.

"Iya bi, apakah aku cocok dengan yang ini?". Tanya Seo sambil menempelkan salah satu aksesoris di rambutnya.

"Karena paras cantikmu, apa saja yang kau kenakan akan terlihat indah layaknya seorang ratu... Coba pakai yang ini". Ucap sang bibi pedagang itu sambil memberikan aksesoris yang lain.

"Bibi bisa saja... ini juga bagus bi, aku beli ini dan ini ya". Kata Seo sambil mengambil uang di kantungnya.

Bibi penjual aksesoris itu mengambil apa saja yang dibeli oleh Seo kemudian membungkus dalam kantung kain. Sesudah Seo membeli aksesoris dia berbelanja sedikit bahan makanan untuk ayahnya dan dirinya. Setelah semua sudah dia beli, Seo pun bergegas pulang karena ayahnya pasti sudah menunggunya untuk sarapan pagi.

Sementara itu di istana...

Wangnim yang terlihat sudah rapi buru-buru menuju kamar ibunya untuk memperingatkan ibunya masalah apa yang akan ibunya rencanakan hari ini. Tidak ingin berbasa-basi Wangnim langsung masuk kedalam kamar ibunya tanpa izin siapapun.

"Ibu!!!". Sapa Wangnim sambil membungkukkan badannya dihadapan Ratu Choi.

"Pangeran kenapa kau terlihat begitu gelisah sampai tidak meminta izin untuk masuk, ada apa? Kemarilah, duduk dan bersantai". Kata ibunya yang begitu sumringah.

"Ibu kau sudah hilang akal ya? Apa yang kau rencanakan bisa membahayakan dirimu sendiri, kalau sampai raja tau hukuman apa yang dia berikan kepadamu?". Ucap Wangnim sambil mendekat dan menggenggam tangan ibunya.

"Aku mohon batalkan kerjasamamu dengan menteri penghianat itu". Sambung Wangnim dengan menatap mata ibunya.

"Apa yang kau bicarakan Pangeran? Aku tidak tau apa maksud dari ucapannya?". Tanya Ratu Choi sambil menarik tangannya.

"Hentikan ibu! Sandiwaramu ini tidak lucu! Aku tidak mau Raja menghukum ibu". Kata Wangnim yang masih berharap ibunya membatalkan rencana buruknya.

"Bersiaplah untuk ulang tahun Raja, ibu ingin merias diri agar terlihat lebih cantik dari biasanya". Ucap Ratu Choi sambil menatap rambutnya dan memilih hiasan rambut.

"Sana pergilah, tidak akan ada yang akan menyakiti ibumu Pangeran... Ibu tau apa yang baik untuk putraku satu-satunya". Sambung Ratu Choi menenangkan Wangnim.

"Tapi Bu...". Belum selesai Wangnim berbicara Ratu Choi langsung memotongnya.

"Kasim... Bawa pangeran keluar dari sini". Perintah Ratu Choi kepada kasimnya.

"Apa?!? Apa yang ibu lakukan?". Tanya Wangnim kebingungan.

"Jangan temui aku sebelum kau duduk di tahta Raja! Jangan berani-berani bertemu ibumu ini sebelum kau di panggil Raja! Kalau ibumu ini mati karena mengkhianati raja, jangan sampai ibumu ini mati sia-sia!!!". Jawab ibunya dengan nada yang sangat tegas.

Para Kasim Ratu Choi pun segera masuk dan menarik paksa Wangnim untuk keluar dari kamar Ratu Choi, Wangnim sangat kecewa dengan perlakuan ibunya yang begitu tergila-gila akan tahta kerajaan. Sampai tidak pernah mendengarkan perhatian dari putranya sendiri. Wangnim tau resiko terbesar menjadi penghianat raja adalah di hukum mati, di asingkan ataupun di gantung. Wangnim tidak mau itu semua terjadi pada ibunya sendiri, harta yang dia punya satu-satunya.

Wangnim berjalan ke kamar dengan penuh lamunan, melewati para dayang istana dan semua orang di istana yang sibuk menyiapkan pesta besar-besaran raja.

Sore hari pun tiba, orang di istana semakin sibuk mempersiapkan hal paling istimewa untuk sang raja. Wangnim terlihat sedang di pakaikan sabuk dan pelengkap baju agar terlihat lebih tampan ketika dia duduk di sebelah raja, tapi wajahnya tidak menggambarkan hati yang bahagia.

Berbeda dengan Seo yang saat itu...







Gimana ya Penampilan Seo nanti, apa Seo akan mendapatkan kebahagiaan seperti harapannya???

Penasaran?

Jangan lupa follow dan kasih bintangnya ⭐ ya kakak-kakak yang syantik dan ganteng
Tengkyu sudah support

Komen juga boleh 😚

Support kalian membuatku semangat!!!

Wanita Pilihan RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang