*Flashback cerita Tabib Ying*
Malam itu hujan sangat deras, angin betiup kencang hingga menggoyahkan semua pohon besar, petir begitu keras menggelegar seakan langit sangat marah.
Tabib Ying mendapat kabar jika anak bungsunya sedang sakit keras, hingga muntah darah. Dia berusaha meracik obat herbal untuk anaknya yang ada di desa tapi sayangnya cuaca tidak memungkinkan untuk pergi ke desa saat itu.
Hanya menteri Kim harapan satu-satunya yang bisa membantu untuk mengirimkan seseorang agar bisa membawa anak tabib Ying untuk mendapatkan perawatan baik di kota. Setelah tabib Ying meracik obat untuk anaknya, dia berlari ke ruangan Menteri Kim.
"Tuan Kim, ini aku Tabib Ying". Ucap tabib Ying dari depan pintu.
"Masuklah". Teriak menteri Kim dari dalam.
Tabib Ying pun masuk dengan baju setengah basah terkena air hujan.
"Ada apa kau malam-malam seperti ini datang kemari?". Tanya menteri Kim.
"Begini Menteri Kim Aku sudah banyak mengabdi kepadamu, apa anda bisa membantuku kali ini". Ucap Tabib Ying sambil menatap menteri Kim.
"Hmmmmm, rupanya kau sangat membutuhkannya? Apa masalahmu hingga kau memintaku yang membantumu?". Tawab sengit Menteri Kim.
"Anakku sedang sekarat di desa, mana mungkin aku yang tua Bangka ini pergi kesana di tengah hujan mengerikan ini, bisakah kau antarkan obat ini dan bawa anakku ke kota". Jawab Tabib Ying memohon.
"Baiklah... Tapi sebelum aku membantumu, aku ingin tau apa racun yang biasa aku gunakan untuk berburu, bisakah itu bereaksi pada manusia?". Kata Menteri Kim menatap tajam Tabib Ying.
"Racun itu bisa bereaksi pada siapa saja, kenapa anda menanyakan hal ini?". Tanya balik Tabib Ying penasaran.
"Bisakah kau membuatkan racun itu malam ini". Ucap menteri Kim.
"Anda ingin melakukan apa?". Tabib Ying masih ingin tau jawaban menteri Kim.
"Byeol!!!". Panggil menteri Kim kepada bawahan.
"Iya Tuan". Jawab byeol.
"Suruh kelompokmu mengantarkan obat dan uang ini kerumah Tabib Ying". Suruh menteri Kim kepada byeol.
"Baik Tuan". Jawab byeol sambil mengambil bungkusan obat dan uang kemudian segera pergi.
"Terimakasih Menteri Kim, aku akan segera membuatkan racun itu untukmu... Aku permisi dulu". Kata Tabib Ying yang begituan lega karena bisa mengirim obat dan uang untuk anaknya.
Menteri Kim hanya menjawabnya dengan anggukan, dia mulai menyeringai jahat karena rencananya bisa berjalan lancar. Sedangkan Tabib Ying sudah tidak berfikir apapun yang mencurigakan karena begitu senang menteri Kim membantunya.
*Flashback off*
"Kau yang sudah meracik itu untuk penghianatan untukku". Ucap Raja Gyeongjong.
"Maafkan aku Yang Mulia sungguh saya tidak mengetahui hal ini". Kata Tabib Ying yang masih menangis.
"Kurung dia... Besok setelah kremasi pangeran Yoghu, bawa menteri Kim kemari!". Perintah Raja Gyeongjong.
"Baik Yang Mulia Raja". Jawab prajurit raja.
"Sungguh istana ini penuh dengan muslihat, siapa lagi yang berani menghianatiku demi tahta? Sangat menjijikkan!". Gumam Raja Gyeongjong sembari melangkah terburu-buru ke kamarnya.
"Yang Mulia apa anda tidak ingin melihat keadaan Ratu Shim, saya dengar dari dayang Ratu kalau dia menangis sepanjang malam". Ucap Kasim Raja.
Seketika itu Raja Gyeongjong menghentikan langkahnya dan mengubah arah tujuan menuju kamar sang Ratu dengan langkah yang sangat cepat.
Sesampainya di depan kamar Ratu Shim Raja langsung membuka pintunya.
Terlihat Ratu Shim menangis sejadi-jadinya sampai seperti orang kehilangan akal. Raja yang mengetahui itu kemudian bergegas menghampiri Ratu Shim dan memeluknya sangat erat.
"Tenanglah Ratuku, aku sangat mengerti perasaanmu". Kata Raja Gyeongjong sambil memeluk dan menepuk-nepuk punggung Ratu Shim.
"Kenapa harus putraku?!? Apa salah putraku Yang Mulia?!? Apa salahku?!?". Teriak Ratu Shim dengan isakan tangis tak tertahankan.
"Ssttttssss... tenangkanlah hatimu, Aku akan menghukum seseorang yang berani membunuh putra mahkota, hilangkan rasa sedihmu, kau masih harus jadi panutan untuk putri kita". Tegas Raja Gyeongjong memberi kekuatan pada Ratu Shim.
"Tidurlah... Besok adalah pelepasan terakhir putra kita, jaga kesehatanmu".
Lanjut Raja Gyeongjong membimbing Ratu Shim untuk tidur kemudian menarik selimut untuk menyelimuti Ratu Shim.Ketika Raja Gyeongjong ingin pergi meninggalkannya, Ratu Shim seketika memegang tangan Raja Gyeongjong seakan-akan melarangnya pergi.
"Yang Mulia kumohon tetaplah disini". Ucap lirih Ratu Shim dengan menatap mata Raja Gyeongjong.
Raja Gyeongjong pun tidak tega melihat istrinya seperti itu, dia hanya menjawab permintaan Ratu Shim dengan anggukan lalu memegang tangan Ratu Shim untuk menenangkannya.
Ketika para penghuni istana inti tertidur, para penjaga penjara terus berjaga agar tahanan-tahanan kerjaan tidak berani untuk kabur sedikitpun.
Tapi menteri Kim telah merencanakan untuk menghilangkan bukti atas kejahatan yang dia lakukan, dia membakar tanaman bius di sekitar penjara agar asap dari bius tersebut bisa terhirup oleh para penjaga.
Setelah asap mulai mengepul para penjaga curiga kalau ada kebakaran yang terjadi di sekitar istana tapi sebelum mereka bertindak, mereka malah pingsan lebih dulu karena sudah menghirup asap dari tanaman bius tadi.
Menteri Kim menyuruh Byeol untuk masuk melaksanakan tugas yang sudah dia berikan kepadanya.
"Siapa kau?". Tanya Tabib Ying kepada Byeol yang menggunakan penutup wajah.
"Aku Byeol... Menteri Kim, dia menyuruhku untuk membebaskanmu". Jawab lirih Byeol sambil membuka penutup wajahnya.
"Syukurlah dia memang tuanku yang baik hati, terimakasih... Cepat bukalah sebelum ada yang melihat". Kata Tabib Ying gembira.
Byeol hanya mengangguk dan berusaha membuka pintu penjara, setelah berhasil mereka bergegas keluar. Tapi ketika tabib Ying berjalan dengan penuh senyuman, Byeol yang berada di belakang Tabib Ying...
Kira-kira apa yang di tugaskan menteri Kim kepada byeol ya???
Ada yang tau ??? Komen ya...
Penasaran gimana kelanjutannya?
Jangan lupa follow dan kasih bintangnya ⭐ ya kakak-kakak yang syantik dan ganteng
Tengkyu sudah support
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Pilihan Raja
Romancemenceritakan tentang seorang gadis yang terpaksa menjadi pasangan raja. Dia yang harus dengan paksa dijemput ke istana untuk menjadi istri seorang raja, karena gadis ini sudah menjadi pilihan raja. Dimana keputusan raja tidak bisa diganggu dan ditol...