10. Ibu yang Ambisius

1K 39 1
                                    

Di tengah ketenangan tidurnya terdengar suara dari luar kamar.

"Yang Mulia, Guru Won sudah menunggumu di depan". Ujar Kasim Lee dari luar kamar Wangnim dengan keras.

Wangnim yang tertidur pulas langsung membuka matanya lebar-lebar karena kaget mendengar suara Kasim Lee yang begitu keras dari luar kamarnya.

"Hah! Siapa yang suruh kau berteriak begitu keras Kasim Lee!".

*BRRAAKK*

Kata Wangnim sambil melemparkan tempat lilin yang ada di samping tempat tidurnya kearah pintu kamarnya.

"Ampun yang mulia, tapi guru Won sudah menunggumu dari tadi". Jawab Kasim Lee dari luar kamar.

"Iiiiiissshhh... Cepat siapkan air untuk mandi dan bajuku!, Tidak bisakah aku tenang sehari saja!". Ucap Wangnim sambil memegangi kepalanya.

Beberapa saat kemudian Wangnim sudah bersiap-siap untuk bertemu guru Won, bajunya sudah rapi layaknya pangeran pada umumnya. Dia pun berjalan keluar kamar menemui Kasim Lee.

"Mana Guru Won?". Tanya Wangnim kepada Kasim Lee.

"Dia sudah menunggumu di gazebo depan yang mulia, mari saya antarkan anda". Jawab Kasim Lee dengan mempersilahkan Wangnim jalan terlebih dahulu.

Wangnim beserta Kasim dan dayang-dayangnya berjalan menuju gazebo, tapi di tengah perjalanan tiba-tiba Wangnim berhenti sejenak. Dia mengingat-ingat seperti ada yang tertinggal di kamarnya, dia berusaha mengingatnya. Ternyata oh ternyata binyeo yang akan di berikan kepada ibundanya lupa tidak dia bawa, Wangnim langsung menyuruh salah satu dayangnya untuk kembali ke kamarnya mengambil kotak yang ada di atas meja dekat tempat tidurnya.

Setelah menyuruh dayangnya mengambil kotak binyeo itu, Wangnim kembali melanjutkan perjalanannya ke gazebo tempat guru Won berada. Tidak lama kemudian mereka sampai di gazebo dan bertemu guru Won.

"Anda sudah sampai yang mulia?". Tanya Guru Won kepada Wangnim yang berdiri di hadapannya.

"Menurut anda???". Wangnim bertanya balik sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Silahkan duduk yang mulia, mari kita mulai pelajaran hari ini". Kata Guru Won dengan mempersilahkan Wangnim duduk di depannya.

Wangnim pun mulai mendengarkan dan memperhatikan guru Won ketika memberikan penerangan, walau dia terlihat bosan dengan suasana saat itu.

Tidak lama kemudian guru Won selesai dengan segala materi-materi yang sudah dia sampaikan, Wangnim kembali tersenyum lalu segera pergi meninggalkan guru Won tanpa berkata apa-apa. Guru Won hanya menggelengkan kepalanya melihat perilaku Wangnim yang masih suka dengan jiwa kebebasannya.

Setelah meninggalkan guru Won, Wangnim meminta kotak binyeo yang tadi sudah di ambil oleh salah satu dayangnya.

"Dimana kotak yang aku minta tadi?". Tanya Wangnim dihadapan dayang-dayangnya.

Kemudian salah satu dari para dayangnya maju kehadapan Wangnim sambil memberikan sebuah kotak indah kepadanya.

Wangnim langsung berjalan untuk menuju istana ibundanya, dia begitu bahagia untuk menemui ibundanya. Walaupun Wangnim tau apa yang selalu dikatakan oleh ibunya setiap dia berkunjung kesana.

Setelah sampai di depan kamar ibu, dia bertanya kepada dayang istana ibundanya.

"Apakah ibuku ada di dalam?". Tanya Wangnim kepada dayang istana ibundanya.

Dayang tersebut hanya mengangguk lalu mengatakan, "Pangeran Youngnim ada di sini, yang mulia"

"Biarkan dia masuk". Terdengar suara wanita dari dalam kamar.

Dayang itu pun langsung membuka pintu kamar lalu mempersilahkan Wangnim masuk kedalam. Kemudian Wangnim masuk kedalam kamar dan memberikan hormat kepada ibunya.

"Bagaimana kabar anda yang mulia?". Tanya Wangnim kepada ibunya, Ratu Choi.

"Aku sangat sehat apalagi setelah melihatmu kemari. Kenapa kau memanggilku seperti itu Youngnim? Apa kau sudah tidak menganggapku ibumu lagi?". Jawab Ratu Choi sambil tersenyum kepada Wangnim.

"Tidak seperti itu ibu, aku hanya ingin membuatmu tersenyum saja. Ibu kemarin aku membelikanmu ini". Kata Wangnim sambil memberikan kotak yang dia pegang.

"Apa ini?" . Tanya Ratu Choi sambil membuka kotak yang diterimanya dari Wangnim.

" Indah sekali, terimakasih ya anakku tersayang". Sambung Ratu Choi dengan membuka kotak itu dan mengambil binyeo yang ada didalamnya.

Wangnim tersenyum lega mengetahui bahwa ibunya menyukai pemberiannya yang sederhana itu.

"Bagaimana hari-harimu pangeran?". Tanya Ratu Choi yang ingin tau keadaan selama dia tidak berkunjung.

"Aku bahagia ibu, yang mulia raja sudah memberiku guru untuk mengajariku setiap pagi". Jawab Wangnim dengan tersenyum kepada Ratu Choi.

"Hmmm raja itu berbuat baik kepadamu ya? Wangnim, kau harus bersabar ya. Ibu akan memberikan kedudukan itu untukmu secepat mungkin". Kata Ratu Choi yang tiba-tiba kehilangan senyumannya ketika mendengar tentang Raja Gyeongjong.

"Ibu sudah berapa kali aku bilang, aku tidak tertarik dengan tahta itu". Ucap Wangnim sambil mengerutkan dahinya.

"Wangnim, ibu hanya ingin kamu yang ada disana bukan kakakmu atau siapapun. Kau mengerti?!?". Ratu Choi mulai meninggikan nadanya.

"Ibu kumohon berhenti melakukan hal yang mengkhianati Raja, itu bisa membahayakan ibu sendiri". Kata Wangnim dengan sabar untuk menenangkan ibunya.

"Anakku hanya kau Youngnim, tidak yang lain. Raja di dalam hidup ibu hanya Raja Youngnim. Tidak lama lagi ibu akan menurunkan Gyeongjong dari tahtanya". Jawab Ratu Choi sambil mengangkat ujung bibirnya.

"Ibu hentikan pemikiran anda itu!?!". Wangnim yang sudah habis kesabaran ikut meninggikan nadanya dihadapan sang Ratu.

Wangnim tidak ingin terlalu berdebat dengan ibunya, diapun berpamitan untuk pergi.

"Maafkan aku ibu, aku harus segera pergi ada yang lebih penting dari permasalahan ini". Kata Wangnim sambil memberikan hormat kemudian pergi meninggalkan kamar Ratu.

Ratu Choi sangat kesal dengan sikap Wangnim yang tidak sepemikiran dengannya, terlihat dia menggenggam erat binyeo dari Wangnim, wajahnya sangat marah.

Wangnim yang saat itu juga sedikit kesal berjalan cepat meninggalkan istana ibunya.

Sementara itu ...








Ada apa ya di episode selanjutnya?

Penasaran?

Jangan lupa follow dan kasih bintangnya ⭐ ya kakak-kakak yang syantik dan ganteng

Tengkyu sudah support
Support kalian membuatku semangat!!!

Wanita Pilihan RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang