Jam masih menunjukkan pukul 2 pagi. Saat semua orang tertidur nyenyak di alam mimpi, lain lagi dengan orang ini. Keringat dingin mengucur deras dan mulai membasahi pakaian yang ia kenakan. Nafasnya tak beraturan, terdengar berat dan pelan.
"Eungh~"
Orang itu membuka matanya perlahan. Diubah posisi tidurnya menjadi duduk lalu melihat kearah jam weker miliknya.
"Masih jam 2. Kok gabisa tidur lagi, sih?" lirihnya dengan suara serak.
Glek
Terasa sesuatu yang mendesak keluar dari perutnya. Ia berusaha menutup mulutnya rapat-rapat dibantu kedua telapak tangannya, berusaha menahan sesuatu.
Sayangnya itu tidak bertahan lama. Dengan segera ia bangkit, bergegas menuju ke kamar mandi sekaligus wc yang memang tersedia di kamarnya.
HUEEKK
Ia memuntahkan seluruh isi perutnya setelah sukses membungkukkan badannya tepat diatas kloset.
Bruk
Tubuhnya melemas begitu saja. Jatuh terduduk tepat disamping kloset. Makanan yang ia makan semalam keluar tanpa sisa. Isi perutnya benar-benar kosong sekarang.
"Hhh....hhh..." nafasnya menjadi tak beraturan.
Selang beberapa menit mengatur nafas dan menflush kloset tadi, ia berusaha bangkit kemudian berjalan linglung kearah wastafel.
Cuuurrr
Diusapnya wajahnya setelah itu berkumur. Ia mengangkat kepalanya. Menatap lekat pantulan dirinya di cermin.
"Hhh, hhh, kok kamu pucat sih, Ri? Kek bukan Rio yang biasa deh" ujarnya pada dirinya sendiri.
"Keknya bener-bener harus ke tempatnya Bang Andra, deh" lirihnya.
Setelah merasa cukup tenang, ia pun segera kembali ke ranjangnya. Ia menutup matanya kembali, berharap dapat tidur tenang setelahnya.
☜☆☞
"Pak, ke RS ###, yah? "
"Iya, tuan"
Orang itu, Rio, ia membolos sekolahnya. Bukannya apa, ia hanya penasaran dengan keadaannya yang sebenarnya. Dan parahnya, seseorang yang ia anggap seperti Abangnya itu hanya punya waktu sekarang sebelum melakukan kembali operasi.
"Maafin Rio yah, Ma, Pa, Abang" lirihnya sembari menggigiti jarinya gelisah.
Ada alasan lain kenapa ia memilih bolos. Karena hanya ini waktu yang dimilikinya sebelum Abangnya berjaga di RS. Jadi, dia bisa bertemu seseorang itu diam-diam.
☜☆☞
Rio segera turun dari taxi setelah membayar ongkos. Ia melangkahkan kaki tergesa-gesa menuju ke ruangan Andra.
Ceklek
"Bang, di dalem, kan?" Tanyanya.
"Eh, Rio? Kok kesini? Kamu bolos yah? " Tanya Andra heran.
Si empunya hanya cesngesan, kemudian masuk kedalam dan duduk dihadapan Andra.
"Bang...."
"Eh? Itu muka kenapa bonyok gitu, sih? Itu saha yang mukulin, woey?!" Pekik Andra heboh, memotong ucapan Rio.
"Hm, hanya insiden kecil. Ga perlu dibesar-besarin, Bang" ujar Rio.
"Oh, ya udah. Btw, udah diobatin, kan? " Tanya Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Really [Lokal Vers] (END)
Teen Fiction"Kumohon, lihat aku sekali saja" Ini versi Remake dari cerita yang sebelumnya. Tapi, kali ini di ikuti oleh suasana lokal Karena ini remake, maka ceritanya ga bakalan sama persis dengan yg diremake....... #LokalVersion