26 END

395 8 0
                                    

Hi~~
Aing tahu ngilang lebih dari seminggu 😭😭😭
Maapkeun 😭😭😭

Beware all!
+2700 words
Siapin tisu (walau ga yakin 😭)

Brak

"Lepasin gue, njing! Gatau bahasa lo ya?! " bentar Candra kasar setelah menyentak tangannya kasar.

".Bang, ini aku Rio. Maaf" lirih orang itu yang ternyata adalah Rio.

"Sial! Ngapain lo kesini! Ga sudi gue ngeliat penghancur hubungan orang kek lo! Mana tampilan lo udah kek maling aja. Mau nyolong ya, lo? " sindir Candra kasar.

"Ngga, Bang. Maafin aku, Bang. Tapi aku kesini mau jelasin sesuatu ke Bang Candra. Aku sama Kak Qila ga ada hubungan apa-apa kok! Serius! Aku udah nganggep Kak Qila itu kakak aku sendiri, begitupun sebaliknya. Aku harap, Abang bisa balikan lagi sama Kak Qila" jelas Rio.

"Alah. Jan boong lo yah? Itu pasti akal-akalan lo doang. Lo pasti mau bales dendam kan ke gue? Jadi lo sengaja deketin Qila trus rebut dia dari gue! " tuding Candra.

"Ngga, Bang. Aku berani sumpah, kalo tuduhan Abang itu ga bener. Sumpah! "

"Alah, bullshit lo! "

Sreet

Brakkk!!!

Rio jatuh berguling-guling ditangga. Meninggalkan Candra yang masih mematung ditempatnya. Terlalu shock dengan apa yang barusaja terjadi. Ia tidak sengaja, serius. Ia hanya mendorongnya pelan tanpa menyadari posisi mereka ada dibibir tangga. Ia tidak sadar. Serius.

Sontak, semua orang yang awalnya hanya menonton akhirnya menghampiri orang tadi yang terbaring miring dengan darah yang mengalir deras dari pelipisnya. Tasnya terlempar tak jauh darisana.

Arka dengan sigap memangku kepala Rio, tidak peduli jika bajunya penuh dengan darah. Kenapa? Setelah sekian lama dirinya tidak melihat Rio, ia akhirnya dipertemukan dengan situasi seperti ini.

Jangan kira Arka benar-benar tidak peduli pada Rio. Ia peduli. Hanya saja Candra mengancam tidak meladeninya jika ia tidak menurutinya sekali saja. Ia terpaksa serius.

"Ri. Hiks, maafin gue. Hiks, gue masih banyak salah sama lo! Lo harus bertahan, oke? Gue gamau kehilangan lo" isak Arka.

Ceklek

"Gorio-rio! Kok lama bat, sih? Abang capek nungguin di mobil" keluh seseorang yang baru masuk, siapa lagi kalau bukan Andra.

Matanya menelusuri seluruh sisi rumah, hingga terpaku pada kerumunan siswa yang menatapnya.

"Ngapain kerumunan disana? " tanya Andra.

Entah mengapa perasaannya sangat berkecamuk. Ia kemudian melangkahkan kakinya segera ke kerumunan siswa itu. Matanya membulat kaget mengetahui kebenarannya.

"Ngapain diam aja! Bawa ke mobil! Cepat! Dia gabisa napas weh! " bentak Andra menyadarkan mereka.

Mereka yang disana segera menggotong Rio ke mobil Andra.

"Ka, kamu duluan ke mobil. Nih kuncinya. Abang mau ngurus sesuatu bentar" Andra menyerahkan kunci mobilnya yang dibalas anggukan patuh Arka.

Andra mengambil tas Rio, kemudian menatap sinis Candra yang masih setia mematung.

"Lo udah kelewatan, bocah! Mending lo cepetan telpon keluarga lo suruh mereka nyusul ke RS! "

Setelah itu, Andra meninggalkan Candra dan pemikirannya sendiri.

Really [Lokal Vers] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang