22

131 9 0
                                    

Di salah satu ruangan di RS yang cukup bergengsi di Seoul, terlihat Varo yang tengah mengusap tangan dari seseorang yang tengah tertidur di ranjang pesakitannya.

"Maafin Abang, Ri. Abang ga perhatiin kamu akhir-akhir ini. Tubuhmu bahkan lebih kurus dibanding sebelumnya. Maafin Abang yang ga becus jagain kamu" lirihnya.

Syukurlah, orang di hadapannya sedang tidur sehingga ia tidak mendengar lirihan dari Varo.

☜☆☞

Di tempat lain, tepatnya di Rumah Keluarga Guinandra, terlihat Sabina yang tengah mondar-mandir di ruang tamu.

"Astaga, Ro. Kok belom pulang juga sih dari kemaren? Mama kan khawatir" lirih Sabina sangat pelan.

Ceklek

Sigap Sabina segera mendekati seseorang yang ia tunggu sedari tadi di bibir pintu.

Hug

"Kamu darimana aja, Ro? Mama khawati banget. Kok baru pulang sekarang, sih? " tanya Sabina cemas.

Varo hanya tersenyum, kemudian mengelus punggung ibunya yang tengah memeluknya.

"Maaf, Ma. Varo baru pulang sekarang. Tadi, Varo ketemuan sama teman lamaku pas SMA. Jadinya, Varo mampir bentar kerumahnya" dusta Varo.

"Oh, begitu. Ya udah. Lain kali ijin ke Mama dulu. Mama kan panik" Varo mengangguk patuh.

"Oh iya, udah makan? " Tanya Sabina.

"Udah, Ma. Varo tadi sekalian makan disana. Jadi masih kenyang" tolak Varo.

"Oh, baiklah. Sekarang, kamu istirahat gih. Biar cepet pulihnya. Kurangi juga kelayapannya, oke? " nasihat Sabina.

"Iya, Ma. Kalo gitu Varo pamit ke kamar dulu, yah? " pamit Varo.

Sabina mengangguk lalu mencium dahi Varo yang tertutupi poni.

"Hm, Goodnight"

☜☆☞

Sudah 5 hari ini, Varo selalu mengunjungi Adiknya diam-diam. Dan yah, itu mengundang tanda tanya bagi keluarganya. Mereka belum mengetahui alasan Varo jarang dirumah.

"Nah, suapan terakhir. Ayo buka mulut! Keretanya mau singgah~"

Nyam

Rio tersenyum sembari mengunyah makanannya. Varo yang melihatnya merasa gemas.

"Ututu,, gemasynya bayi tuuu... " puji Varo sambil mencubit gemas Adiknya.

"Ish, sakit tahu Bang!! " pekiknya sembari menepis tangan Abangnya dari pipinya.

Ceklek

"Wits, udah habis aja makanannya. Pinter~. Nah, sekarang waktunya minum obat" ujar Andra yang baru saja datang dan mengambil posisi di samping Varo.

"Heum" Rio mengangguk lucu.

Varo membantu Adiknya minum obat. Sesekali mengelus punggung Adiknya yang meminum obatnya dengan terburu-buru.

Gluk gluk gluk

Rio mengerutkan wajahnya. Tak lupa lidahnya sedikit terjulur. "Wuueekk, pahit!! " pekiknya.

Varo mengusak gemas rambut Adiknya. "Cepat sembuh, Dik "

"Hn. Rio bakalan sembuh! "

Biar bisa ngelurusin kesalah pahaman yang ada, Bang.

"Ututuu, anak pinter. Gimana? Mau jalan-jalan? " tawar Andra.

"Emang boleh, Bang? " tanya Rio antusias.

Really [Lokal Vers] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang