18

112 10 2
                                    

Pagi telah tiba. Cahaya mataharinya membias masuk kedalam ruangan milik seseorang yang masih tertidur pulas.

Ceklek

Tap tap tap

Byuuur

"Hah hah hah.... "

Seseorang tiba-tiba masuk sembari membawa seember  air. Dan tak disangka langsung menyiram seseorang yang masih tertidur tadi. Sontak hal itu berhasil membuat yang tertidur tadi terbangun kaget.

"Bangun pemalas! Kerjaan lo bukan cuman males-malesan dirumah ini! Lo mesti kerjain pekerjaan rumah! Cupir, masak, bersihin rumah, lo semua yang kerjain pokoknya! " jelas orang yang menyiram tadi.

"Kok aku semua, sih Bang? Bukannya udah ada Bi Inah? " tolak orang yang disiram.

"Mama udah pindahin Bi Inah ke Cafenya. Jadi, lo yang kerjain semua pekerjaan rumah mulai hari ini! "

Deg

Rio, namja yang disiram, terdiam memikirkan perkataan dari Candra, si penyiram.

"Eh, pake acara bengong segala. Cepetan bergerak!!! Pekerjaan lo udah numpuk tuh!! " bentak Candra membuyarkan lamunan Rio.

"I-iya Bang. Maaf"

Rio bangkit dari posisinya kemudian berjalan kekamar mandi.

Grep

"Mo kemana? "

"Mandi, Bang"

"Eits, selese in dulu kerjaan lo! Baru boleh mandi! "

"Tapi, Bang"

"Ck, cepat laksanain!!! "

Rio terkesiap mendengar bentakan itu. Karena takut dimarahi kembali, ia segera menuntaskan seluruh pekerjaan yang akan ia lakukan setiap hari mulai sekarang.

'Kenapa jadi kek gini? ' batin Rio nelangsa.

☜☆☞

Karena menuntaskan semua pekerjaannya tadi, Rio akhirnya terlambat datang ke sekolah. Seperti saat ini, ia dihukum lari keliling lapangan sebanyak 5 putaran. Bayangkan saja, ia harus lari di lapangan sebesar 100x60 meter persegi. WOW!!

"Pak, apa tidak ada keringanan sedikit? Saya tidak bisa" mohon Rio kepada guru Fisikanya yang terkenal killer.

"TIDAK! Salahkan dirimu sendiri kenapa terlambat datang ke sekolah" tegas guru fisika itu yang diketahui bernama Pak Rudi.

"Tapi, Pak..."

"Lakukan sekarang atau tambah hukuman! " potong Pak Rudi.

"Iya, Pak! "

Dengan malas, Rio menggerakkan kedua tungkai kakinya untuk berlari mengelilingi lapangan.

"LARI YANG CEPAT!! " tegur Pak Rudi.

"Iya, Pak!! "

☜☆☞

Dikelasnya, Candra melihat keluar jendela. Indra penglihatannya menangkap adik tirinya yang tengah dihukum lari keliling lapangan. Senyum tersungging di wajah tampannya.

'Mampus lo! Siapa suruh nekat mau tinggal dirumahku! Kena batunya kan lo! Rasain tuh lari pagi! Haha'

Berhubung freeclass, jadi, Candra bisa memperhatikan dia dengan bebas.

Bruk

Tiba-tiba Rio ambruk tepat pada putaran ke-2. Sontak mendapat pekikan dari Pak Rudi.

"Weh!! Dia pingsan!! " teriak seseorang yang ikut melihat dari jendela yang berbeda dengan Candra.

Really [Lokal Vers] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang