Bonchap 1 : Back?

134 4 0
                                    

SKIP 3 years later

Tap tap tap

"Uwaaahhhh,,, I Miss Indonesiaaaaa!!"

Pemuda tinggi itu dengan tidak malunya berteriak di depan umum, membuat pria dewasa di sebelahnya merasa malu. Dengan segera ia menarik yang lebih muda masuk ke dalam mobil taxi yang sudah ia panggil.

"Apaan sih kamu?! Bikin malu aja! " kesal yang lebih tua.

"Hehe, mian Hyung (Maaf, bang) "

"Ey! Ingat! Kita ngga lagi di Korea sekarang! Inget! Jangan lupa! " peringatnya.

"Ah iya juga. Dah lama ngga ke Indo lagi. Jadi suka lupa hehe" cengir pemuda itu.

"Alah, kek udah lama aja di Korea. Padahal mah baru setahun juga" cibir yang lebih tua, Andra.

Yap! Andra kembali lagi ke tanah kelahirannya. Tiga tahun telah ia habiskan untuk menumpang di negeri orang. Dua tahunnya ia habiskan untuk kuliah di US, sisanya ia habiskan di Korea. Sekedar refreshing katanya. Siapa yang tahu? Dia ternyata bertemu jodohnya di Korea.

Niatnya ingin membawa kekasihnya untuk diperkenalkan ke keluarganya harus batal karena pacarnya sedang sibuk. Ia baru bisa menyusul beberapa hari kemudian setelah pekerjaaannya tuntas, hingga berakhirlah ia tiba berdua dengan bocah gede yang ia asuh seperti anak sendiri, ralat, adik sendiri.

"Bang! Kita mau kemana dulu, nih? " tanya pemuda itu.

"Kamu maunya gimana? Mau ke rumahnya dulu apa kesana? " tanya Andra balik.

"Emh, kesana aja dulu. Mumpung di lewatin, kan? " usul pemuda itu.

"Okay! Call! " Andra mendekatkan dirinya ke sopir dari taxi yang ia tumpangi. "Pak, ke jalan XX yah? "

"Siap, tuan! "

☜☆☞

Begitu turun dari taxi, pemuda itu menghirup udara yang ada begitu rakusnya. Mengundang tatapan aneh dari Andra.

'Apa-apaan itu anak? Ngapain ngendus-ngendus udara kek gitu? Mana ini di kuburan! Serem tauk! ' batin Andra ngeri.

Andra pun melangkahkan kakinya duluan, meninggalkan pemuda yang masih sibuk dengan dunianya itu sendirian.

"Ish! Bang Andra! Tungguin napa?! " teriak pemuda itu kesal kemudian menyusul Andra.



Di sisi lain, terlihat Candra yang masih setia memandangi nisan yang berukirkan nama seseorang tercintanya. Ia terus memandanginya setelah mengurusi makam itu. Mencabuti rumput liar, membasahi tanahnya, dan mendoakannya.

"Apa lo udah bahagia disana? "

"Lo ga usah khawatirin kami. Kami baik-baik aja kok. Kami juga udah nurutin semua keinginan lo. Semoga lo udah bahagia disana"

"Hhh, ga kerasa udah tiga tahun aja. Rasanya tuh kek baru kemarin lo ninggalin kami semua. Masih kerasa lo ada di sekitar kami. Maafin kami, oke? Maafin gue juga. Gue udah banyak salah sama lo"

"Lo tahu ngga? Gue ga pernah tidur nyenyak abis lo pergi. Gue masih terbayang rasa bersalah gue. Setiap malam mimpi yang sama ngehantuin gue. Mimpi kejahatan yang udah gue lakuin ke lo selama ini"

"Sekali lagi maafin gue, yah? Terima kasih juga karena lo udah terlahir jadi sodara gue. Terima kasih buat lo yang udah nyadarin gue dari sifat gue yang kek gini"

Ia mengusap air matanya yang jatuh tanpa sadar. Ia melirik jam tangannya.

"Maafin gue, Ri. Gue mesti ninggalin lo sekarang. Gue ada matkul mendadak. Mingdep gue dateng lagi. Lo tenang aja"

Really [Lokal Vers] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang