Kaevan mengantarku sampai ke sekolah. Lalu aku lanjut pulang ke rumah menggunakan sepeda motor. Sekitar 15 menit perjalanan aku sampai dirumah.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam. Sudah selesai tugasnya?" Tanya ibu.
"Sudah Bu."
"Yaudah sana langsung mandi."
"Oke bu."
Jangan bingung kenapa ibu membicarakan tugas, itu hanya menyembunyikan ini dari Bapakku agar Bapak tidak memarahiku.
Setelah selesai mandi kami lalu makan bersama dimeja makan.
"Pak, Buk, Veesha mau tanya sesuatu tapi kalian harus jawab jujur ya." Kataku
"Tanya apa sih?" Kata ibu
"Iya. Mau tanya tinggal tanya aja kan."sahut bapak.
"Tapi beneran ya harus Jawab jujur. Kalau iya bilang iya kalau enggak bilang enggak. Soalnya ini penting banget buat masa depan Veesha"
"Iya iya." Jawab bapak dan ibu bersamaan.
"Sebenarnya suara Veesha pas nyanyi bagus enggak sih? Fals nggak sih?"
"Astaga cuma tanya itu doang serius banget."jawab bapak.
"Iya, buruan jawab."
"Ya lumayan sih" kata ibu.
"Lumayan merusak gendang telinga. Haha" sahut bapak.
"Yah.. jadi sejelek itu ya. Yaudah berarti Nova sama Sharen bohong. Nggak jadi ikutan deh kalau gitu."
"Ikutan apa Sha?"tanya Ibu.
"Seleksi lomba nyanyi."
"Ikutan aja Sha. Suara kamu lumayan kok. Iya kan Pak?"kata ibu.
"Iya ikut aja. Bapak cuma bercanda Sha. Nggak fals kok suara kamu. Apa salahnya nyoba? Siapa tau ini jadi awal yang baik buat menggali potensi kamu."kata bapak.
"Oke. Veesha bakal coba ikutan. Tapi kalau Veesha nggak kepilih jangan dimarain ya Pak. Hehehe"gangguku.
"Enggak. Yang penting udah nyoba. Kalau nggak pernah nyoba nggak bakal tau seberapa kemampuan kamu." Kata bapak.
"Oke kalau begitu Veesha jadi ikut."
***
Malam berganti pagi, seperti biasa aku bagun lalu bersiap untuk ke sekolah. Hari ini aku tidak mengendarai motor sendiri melainkan diantar Bapakku.
Sejak aku dimintai pin BBM oleh Kak Aldo aku tidak berani lewat depan kelasnya. Aku harus muter lewat belakang ruang UKS untuk sampai dikelasku. Aku juga kadang malas pergi ke kantin dan hanya menitip uang ke Nova atau Sharen untuk dibelikan jajanan. Baru saja aku sampai dikelas dan meletakkan tas Nova langsung menyapaku."Udah ngerjain tugas PPKn belum?"
"Udah lah."
"Lihat jawabanmu dong aku belum selesai nih."
"Oke bentar. Emang kamu sampai nomor berapa Nov?"
"Baru nulis soalnya doang hehehe"
"Ye.. kebiasaan. Itu sih namanya belum ngerjain."jawabku.
"Ya emang. Soalnya aku bingung Sha."
Tak lama kemudian Sharen datang. Sharen memang selalu berangkat siang. Biasanya bel kurang lima belas menit dia baru datang, mirip seperti aku dulu.
"Ngerjain apaan sih Nov?" Tanya Sharen.
"Tugas PPKn."
"Haa.. emang PPKn ada tugas?" Sharen kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusi Cinta [Selesai] ✓
Teen Fiction[REVISI] Ini bukan kisah cinta 2 remaja yang berada si satu sekolah yang sama. Bukan pula kisah cinta yang selalu berangkat dan pulang sekolah bersama. Ini kisah cinta yang sedikit berbeda, namun ternyata ada pula yang mengalami nya. Semua yang ku p...