23- Camping

39 6 0
                                    

Kemarin sore Bapak, Ibu, dan Adik kembar ku sudah kembali ke Jogja. Aku masih di rumah Yang Kung dan Yang Ti menunggu dua sahabat ku yang akan datang pagi ini. Akhirnya mereka diperbolehkan ke sini asal tidak mengendarai sepeda motor sendiri. Aku menunggu mereka yang sudah perjalanan sejak satu jam yang lalu naik taksi. Semoga saja mereka tidak tersesat karena sudah aku share lokasi. Aku menunggu mereka di sebuah resto yang ada di dekat jalan raya, karena di sana ada sinyal dan mudah di cari. Setelah menunggu lumayan lama akhirnya mereka sampai.

"Akhirnya kalian nyampe juga kirain nyasar."

"Hush, sembarangan omongan mu. Supir taksi udah profesional kali."jawab Nova.

"Jauh banget ya rumah simbah mu itu. Capek banget, mana jalanan lika liku lagi." Sharen mengeluh.

"Iya tuh dia hampir aja mabuk perjalanan."

"Astaga, aku lupa kalau Sharen nggak tahan mobil."kata ku.

"Enggak kok aku nggak mabuk. Untung tadi udah minum obat."

"Oh iya, kenalin ini sepupuku Ganis."

Ganis lalu tersenyum sopan ke arah Sharen dan Nova.

"Sharen"

"Nova"

Mereka lalu bersalaman dan berkenalan secara bergantian. Setelah itu kami makan dan melanjutkan perjalanan ke rumah nenek. Mereka naik taksi, sedang aku boncengan dengan Ganis naik motor.

***

"Ayo masuk!"ajak ku setelah sampai di rumah Yang Kung.

"Mari Mbak, maaf rumahnya nggak bagus hehe"tambah Ganis.

"Iya makasih. Nggak usah omong gitu lah Nis." Kata Nova.

"Iya kita malah makasih udah dibolehin main ke sini."tambah Sharen.

"Iya sama-sama."

Mereka sudah duduk di kursi ruang tamu sedangkan aku dan Ganis mengambil minum dan cemilan seadanya untuk mereka.

"Ini di minum kalian haus kan?"

"Makasih kalian malah repot-repot."kata Sharen yang juga diangguki Nova.

"Biasa aja deh. Biasanya gimana kalau sampai rumah langsung minta minum hehe"

Kami lalu ngobrol berempat sambil menikmati sirup rasa cocopandan dan biskuit kelapa. Rencananya kita akan camping di salah satu pantai mulai nanti sore. Semua perlengkapan camping sudah dibooking oleh Ganis, mulai dari seperangkat alat tenda yang dibayar nyicil juga ada kayu untuk api unggun. Ganis orang asli sini jadi dia punya banyak kenalan penyedia jasa camping dan sebagainya yang ada di pantai Gunungkidul.

Hari sudah menunjukkan pukul 14.15 kami lalu mandi bergantian dan bersiap untuk ke pantai. Setelah semua siap kita kumpul di teras depan rumah Yang Ti.

"Kalian bawa apa aja, Mbak? Kok kayaknya ranselnya gede gitu?" tanya Ganis heran.

"Oh ini cuma cemilan kok hehe, sama satu baju ganti dan satu selimut." jawab Nova.

"Sama, kalau punyaku tambah teremos sama kopi." tambah Sharen.

"Kebiasaan ya dari dulu nggak bisa hidup tanpa kopi." ledek ku. Tapi memang seperti itu kenyataanya, kopi bagi Sharen sudah merupakan candu.

"Hehe ya habisnya gimana lagi, Sha. Eh, kok bawaan kamu dikit banget, Nis?"

"Iya Mbak. Memang mau bawa apa? Aku cuma bawa ponsel dan power bank."

"Kamu nggak bawa baju ganti?" Nova heran.

"Enggak lah mau buat apa? Main air? udah bosen hehe"

"Udah terserah Ganis aja dia kan tour guide kita kali ini."kataku.

Ilusi Cinta [Selesai] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang