21- Mudik 1

50 5 0
                                    

Malam ini pukul 19.30, tubuhku sudah sangat lelah setelah bersilaturahmi di rumah tetangga sekitar. Ada pula tetangga yang berkunjung ke rumahku. Aku duduk santai di karpet depan TV bersama Bapak dan Ibu, sedangkan kedua adikku sudah tidur lelap karena kelelahan.

"Sha baju buat ke Gunungkidul udah di packing?" tanya Ibu.

"Belum, besuk pagi aja. Sekarang masih capek."

"Di siapkan sekarang aja Sha. Takutnya besuk buru-buru terus ada yang ketinggalan. Tau sendiri kan kamu itu pelupa."perintah Ibu.

"Iya Sha. Besuk kita di Gunungkidul tiga hari lho. Soalnya sekalian ada syawalan trah di sana."tambah Bapak.

"Iya deh. Habis ini Veesha segera siapin barang-barang yang mau dibawa."

"Nah gitu dong."

"Syawalan nya di mana sih Bu memangnya?"

"Di salah satu resto di Playen."

"Oh" aku mengangguk saja padahal aku tak begitu paham. Karena memang aku jarang ke sana walaupun sebenarnya tidak terlalu jauh. Bapak yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan aku yang sibuk dengan urusan sekolah membuat kami jarang ke Gunungkidul.

"Besuk kita berangkat jam 05.30 ya. Kalau terlalu siang takutnya jalanan macet."ajak Bapak.

"Oke. Yaudah Veesha mau packing bawaan dulu."

"Yaudah sana. Setelah itu langsung tidur. Kalau bangun kesiangan besuk ditinggal."perintah Ibu.

"Iya iya."

Aku segera menyiapkan baju ke dalam tas ranselku. Aku hanya membawa empat stel baju dan empat jilbab, karena malas terlalu banyak bawaan. Setelah selesai aku lalu berniat tidur sesuai perintah Ibu.

Entah tiba-tiba ada sesuatu yang menghinggapi pikiranku. Kaevan, Aku belum meminta maaf padanya dan belum mengucapkan selamat hari raya. Ingin meminta maaf tapi bagaimana caranya jika kontak sosial medianya saja aku sudah tak punya? Sudahlah, dia juga tidak berniat menghubungi ku di hari raya seperti ini.

***

Kringg.. kringg.. alarm berbunyi tepat pukul 04.30 aku membuka mataku dengan malas lalu berjalan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Ibu sedang di dapur memasak air untuk mandi kedua adikku.

"Ibu nggak masak nasi?"tanyaku.

"Enggak Sha. Nanti kita beli sarapan aja. Soalnya kan kita mau pergi beberapa hari nanti takut mubadir jika nasi dan lauknya nggak habis."

"Oh gitu."

"Iya. Yaudah sana buruan Sholat Subuh terus siap siap."

"Oke Bu."

***

Pukul 06.45 kami sudah berada di dalam mobil dan akan melanjutkan perjalanan ke Gunungkidul setelah mampir sarapan ke salah satu warung makan dekat rumah. Jarak dari rumah sampai ke rumah Yang Ti dan Yang Kung sekitar 56 Km dapat ditempuh dalam waktu kurang dari dua jam jika lalu lintas lancar. Mobil mulai melaju menyusuri jalan Jogja Wonosari yang cukup ramai, namun lancar. Saat mobil sudah mulai naik menuju Gunungkidul, kita akan disuguhi pemandangan Kota Jogja dari atas ketinggian, pemandangan yang sangat indah. Pepohonan juga masih tumbuh rindang di kanan kiri jalan. Jurang di sebelah kanan, pegunungan di sebelah kiri kira-kira seperti itu gambaran jalannya. Jika kalian membayangkan jalannya lurus seperti jalan tol itu salah besar, karena jalanan nya penuh liku-liku dan tikungan tajam.

"Selamat datang di Kecamatan Wonosari" tulisan yang terdapat di tugu itu.

"Masih lama lagi ya Bu?"tanyaku yang tak sabar.

Ilusi Cinta [Selesai] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang