41- Wanita itu?

47 5 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama Ujian Tengah Semester Genap. Tepatnya sudah seminggu aku mencari tahu tentang siapa yang sebenarnya menjadi pacar Kaevan. Sudah sekitar sepuluh nama yang aku sodorkan kepada Kaevan namun semua dikatakan salah, entah benar salah atau hanya karena dia tidak mau memberi tahu.

Malamnya aku kembali menebak lewat chat WhatsApp, walaupun dia sudah mempunyai pacar dia tetap menghubungiku hampir setiap hari, dan aku tidak bisa jika tidak membalasnya.

Reina?

Semesta : siapa lagi itu aku nggak kenal.

Findy

Semesta : Bukan Sha. Udah lah nyerah aja.

Nggak akan. Gladys?

Semesta : Bukan.

Bohong pasti dari nama yang ku sebut ada yang benar tapi kamu nggak mau kasih tahu.

Semesta : Aku serius emang semua salah kok. Mending belajar sana besuk kan UTS Matematika.

Iya deh sukanya ngalihin pembicaraan. Yaudah kamu ajarin aku tentang limit fungsi.

Semesta : Yang mana foto aja nanti tak kasih tahu jawabannya, kalau masih ingat.

Setelah itu aku belajar Matematika, sesekali aku bertanya pada Kaevan jika aku tidak bisa, dan dia menjawab dengan mudah.

Dah lah ngantuk, Makasih ya Pak Guru.

Semesta : iya sama-sama murid ku. Honornya jangan lupa ditransfer.

Iya deh besuk ku transfer gopek.

Semesta : Gopek dapet apa?

Permen satu.

Semesta : Jahat banget. Ya udah sana bobok besuk kesiangan.

Iya deh. Emang kesiangan orang masuk siang.

***

Hari ini aku masuk siang karena jadwal masuk pagi digunakan untuk kakak kelas XII yang melaksanakan Ujian Sekolah. Aku berjalan menuju ruang ujian, namun belum masuk ke dalam hanya duduk di teras sambil bersama teman yang lain. Temanku sudah banyak mengerumuni Melly, wajar saja karena dia master Matematika.

"Eh, Sha," sapa Nova.

"Kenapa? Kok nggak ikut belajar?" tanyaku yang melihat Nova hanya duduk tanpa memegang buku.

"Makin belajar makin pusing. Udahlah nanti pakai jurus the power of B aja," jawab Nova santai.

"Ya masa empat puluh soal mau kamu jawab B semua."

"Ya enggak lah Sha. Dikit dikit aku bisa kali asal nggak suruh nyari si x sama si y. Heran juga kalau ilang kenapa nggak lapor polisi aja malah kita yang disuruh cari."

"Mulai ngaco kamu itu Nov," aku tertawa ringan mendengarnya.

Tet.. tet.. bel berbunyi dua kali, tandanya sepuluh menit lagi ujian akan dimulai. Aku dan teman-teman mulai memasuki ruang ujian ketika melihat pengawas sudah berjalan dari kantor menuju ruang masing-masing.

Ilusi Cinta [Selesai] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang