Sudah sebelas hari sejak pertemutan pertama Kaevan masih belum menghubungi ku. Aku semakin takut kisah masa lalu ku terulang. Aku mencari cara untuk bisa mengetahui kabar Kaevan. Apa harus bertanya pada Renald? atau bertanya pada Fahza? Ah.. tidak itu sangat menjatuhkan harga diri ku sebagai seorang wanita. Ingin mengirim pesan pada Kaevan tapi bagaimana jika sosial mediaku diblokir seperti ini.
***
Hari ini aku masih berangkat dan pulang sekolah sendiri karena Bapak masih di Semarang. Aku memutuskan untuk ke Sekolah Kaevan terlebih dahulu setidaknya mungkin aku bisa melihatnya dari jauh. Aku sudah menyiapkan segala sesuatu untuk melakukan penyamaran ini. Jaket sudah terpakai di tubuhku, tak lupa kaca mata dan masker. Aku tak berani terlalu dekat dengan sekolahnya. Aku mengambil posisi agak jauh sekitar 20 meter dari sekolahnya. Aku masih menunggu sambil bermain ponsel di atas sepeda motorku yang terparkir. Sekitar 10 menit menunggu akhirnya siswa sekolah itu mulai berhamburan keluar sekolah. Wajah-wajah yang sangat asing, namun rambut mereka seragam. Aku terus mengamati satu persatu siswa yang keluar. Aku melihat Fahza dan Renald bersama 1 orang teman mereka tapi aku tidak melihat Kaevan. Aku masih tetap menunggu hingga sekolah itu sepi aku tetap tidak menemukan seorang Kaevan. Apa bumi memang seluas itu hingga menemukanmu pun aku tak mampu? Aku menyerah dan memilih menyudahi pencarianku dan memilih pulang.
***
Hari ini Sabtu, sekolah libur. Aku berjalan jalan pagi disekitar komplek rumahku. Tiba-tiba ada seseorang memanggilku dari belakang
"Eh Taveesha. Olahraga juga?"
Aku menengok ke arahnya suara yang tak asing.
"Eh.. kamu. Iya Nald.""Kamu kemarin ke sekolah ku ya?"tanya Renald.
Aduh.. penyamaran ku tetap dikenali Renald. Bagaimana bisa?
"Enggak kurang kerjaan banget ke sekolahmu segala mau ngapain."
"Tapi beneran aku kemarin kayak lihat kamu pas pulang sekolah."
"Salah lihat kali mungkin cuma mirip."elak ku.
"Tapi itu kamu banget aku yakin deh. Ngaku aja ngaku! Kamu bisa nyamar dari orang lain tapi tidak dariku Sha."
"Bukan aku Nald. Lagian ngapain coba aku ke sekolahmu segala?"
"Ya ngapain lagi kalau nggak ketemu sama si Kaevan."
"Ya enggak lah. Masa mau ketemuan yang nyamperin ceweknya nggak mau aku. Harga diri itu mahal."
"Ya sudah mungkin aku memang salah lihat."
"Eh iya btw ngomongin Kaevan dia baik-baik aja kan?"
"Baik. Emang nggak pernah ngabarin?"
"Enggak. Bukan itu."
"Oh.. kirain. Yaudah duluan ya"
"Oke."
Renald lalu berlari meninggalkanku. Bagaimana bisa dia tahu kalau aku ke sekolahnya? Padahal penyamaranku sudah sempurna tapi masih saja dia mengenaliku. Untung saja dia percaya kalau yang dia lihat bukan aku.
Selesai olahraga pagi aku pulang ke rumah lalu mandi lalu nonton TV. Seketika aku seperti mendapat pencerahan entah dari mana. Ide yang bagus Veesha pikirku.
Aku lalu menghampiri Ibuku yang sedang memasak di dapur.
"Bu, Veesha main ke rumah Ocha ya."
"Iya boleh. Lagian dia juga udah lama nggak kesini."
"Iya Bu. Makanya."
"Ya udah sana kalau mau main pulangnya jangan sore-sore."
"Oke Bu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusi Cinta [Selesai] ✓
Teen Fiction[REVISI] Ini bukan kisah cinta 2 remaja yang berada si satu sekolah yang sama. Bukan pula kisah cinta yang selalu berangkat dan pulang sekolah bersama. Ini kisah cinta yang sedikit berbeda, namun ternyata ada pula yang mengalami nya. Semua yang ku p...