17- Penerimaan Rapor

47 6 0
                                    

Hari ini Jumat, hari yang sangat mendebarkan. Hari dimana akan dibandingkan dengan anak tetangga. Hari dimana ponsel yang tak tau apa-apa akan disalahkan dan dijadikan ancaman penyitaan.

Seperti biasa karena ini masih bulan puasa aku bangun pukul 03.00 untuk membantu Ibu menyiapkan makan sahur. Setelah makanan siap kami lalu makan bersama di meja makan.

"Nanti ambil rapor jam 07.30 kan?tanya Ibu sambil menyiduk nasi ke dalam piring.

"Iya Bu. Nanti siapa yang am..?"

"Bapak yang ambil. Karena Ibumu mau daftarkan adek ke play group." Jawab Bapak.

"Oh gitu. Memang sudah buka ya pendaftarannya??"

"Sudah. Malah tadi malam Ibu baca info, katanya tinggal 13 kursi lagi lalu penuh. Makanya ibu buru-buru daftarkan adikmu karena keburu penuh. Kalau nggak sekolah disitu Ibu kurang sreg soalnya" Jelas Ibu.

"Ya kalau penuh bawa kursi aja sendiri hehe"goda ku.

"Ibu serius. Kamu malah bercanda"

"Hehe, iya deh"

"Gimana kira-kira kamu peringkat berapa?"tanya Bapak.

"Nggak tau."jawabku.

"Semester kemarin kan juara 3. Jadi kali ini paling enggak ya pertahankan syukur kalau malah meningkat."kata Bapak sambil menuang air minum ke dalam gelas.

"Nggak tau ah pak. Lihat aja nanti."

"Oke gini aja, kalau kamu juara satu kita liburan ke Malang?"

"Beneran Pak?"

"Iya. Kalau juara satu tapi. Kalau nggak ya nggak ada hadiah."

Selesai makan sahur kami lalu menjalankan Sholat Subuh dan bersiap ke sekolah. Jangan heran walaupun sekarang pembagian rapor aku tetap berangkat sekolah. Ya sekolahku selalu seperti itu, saat pembagian hasil belajar seperti ini siswanya ada acara keagamaan. Untuk siswa muslim akan diadakan pengajian di masjid sekolah, sedangkan untuk siswa non muslim akan diadakan kegiatan keagamaan di ruang agamanya bersama guru agama mereka.

"Pak, Bu, Veesha berangkat dulu ya."kataku sambil bersalaman dengan mereka yang sedang duduk di ruang tengah.

"Iya. Berangkat sama siapa?" Tanya Ibu.

"Sama Sharen, dia udah OTW katanya."

"Oke hati-hati."

"Siap"

***

"Eh Sha kamu kenapa sih kok kayak cemas gitu?"tanya Nova.

"Iya Sha. Bentar lagi libur kok malah nggak semangat."tambah Sharen.

"Nanti yang ambil rapor ku Bapak jadi aku takut kalau peringkat ku turun."

"Astaga Sha. Kamu itu cuma remidial satu mapel, pasti peringkat mu bagus. Yakin deh."kata Nova.

"Iya Sha. Lagian harusnya aku yang khawatir. Pasti aku bakal dibanding bandingkan dengan kamu. Secara peringkatku bakal jauh di bawah kamu."tambah Sharen.

"Kalian nggak tau aja sih gimana Bapak ku kalau udah menyangkut nilai. Bisa ceramah tujuh haru tujuh malam nggak berhenti."

"Mbok nggak usah hiperbola gitu."jawab Nova.

"Sudah sudah. Itu pengajiannya udah mau mulai."sahut Sharen.

Acara pengajian selesai siswa lalu berhamburan keluar dari masjid. Ada yang buru-buru pulang, ada pula yang masih berkumpul dengan teman mereka.

Ilusi Cinta [Selesai] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang